Fenomena Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD): Ketika Trauma Meninggalkan Bekas

13/11/2023, 20:16 WIB
Artikel dan Ilustrasi ini dibuat dengan bantuan artificial intelligence (AI). Dimohon untuk bijak memanfaatkan informasi. Jika Anda menemukan ada kesalahan informasi atau kesalahan konteks, silakan memberitahu kami ke feedbackohbegitu@gmail.com
Fenomena Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD): Ketika Trauma Meninggalkan Bekas
ilustrasi PTSD
Table of contents
Editor: Luqman Alfadil

OHBEGITU.com - Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD) adalah kondisi psikologis yang terjadi setelah seseorang mengalami atau menyaksikan peristiwa traumatis yang mengancam keselamatan diri atau orang lain. PTSD dapat terjadi pada siapa saja, termasuk veteran perang, korban kekerasan seksual, korban bencana alam, dan orang-orang yang mengalami kecelakaan atau kejadian traumatis lainnya. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara komprehensif tentang fenomena PTSD, termasuk gejala, penyebab, diagnosis, dan pengobatan.

Apa itu PTSD?

PTSD adalah kondisi psikologis yang terjadi setelah seseorang mengalami atau menyaksikan peristiwa traumatis yang mengancam keselamatan diri atau orang lain. PTSD dapat terjadi pada siapa saja, termasuk veteran perang, korban kekerasan seksual, korban bencana alam, dan orang-orang yang mengalami kecelakaan atau kejadian traumatis lainnya. PTSD dapat terjadi pada siapa saja, tidak peduli usia, jenis kelamin, atau latar belakang sosial.PTSD dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan seseorang, termasuk hubungan interpersonal, pekerjaan, dan kesehatan fisik. Gejala PTSD dapat muncul dalam waktu yang berbeda-beda setelah peristiwa traumatis terjadi, mulai dari beberapa minggu hingga beberapa tahun.

Gejala PTSD

Gejala PTSD dapat dibagi menjadi empat kategori utama: re-experiencing, avoidance, arousal, dan cognition/mood. Berikut adalah penjelasan lebih rinci tentang masing-masing kategori gejala PTSD:

Baca juga: Merumuskan dan Menjalankan Resolusi Tahun Baru

  • Re-experiencing

Gejala re-experiencing adalah ketika seseorang mengalami kembali peristiwa traumatis yang terjadi dalam bentuk mimpi buruk, kilas balik, atau pengalaman yang sangat kuat. Gejala ini dapat membuat seseorang merasa seperti sedang mengalami peristiwa traumatis lagi.

  • Avoidance

Gejala avoidance adalah ketika seseorang mencoba untuk menghindari situasi, orang, atau tempat yang dapat memicu kenangan tentang peristiwa traumatis. Seseorang dengan gejala avoidance mungkin merasa sulit untuk berbicara tentang peristiwa traumatis atau menghindari situasi yang dapat memicu kenangan tersebut.

  • Arousal

Gejala arousal adalah ketika seseorang merasa sangat waspada atau mudah terkejut. Gejala ini dapat membuat seseorang merasa sulit untuk tidur atau berkonsentrasi, dan dapat menyebabkan perubahan dalam perilaku dan suasana hati.

Baca juga: Mengungkap Rahasia Kecantikan: Panduan Lengkap Tipe Kulit dan Ciri-cirinya

  • Cognition/Mood

Gejala cognition/mood adalah ketika seseorang mengalami perubahan dalam cara berpikir atau merasa tentang diri sendiri atau dunia sekitarnya. Gejala ini dapat termasuk perasaan bersalah, kehilangan minat pada aktivitas yang biasa dilakukan, atau perasaan tidak berdaya.

Penyebab PTSD

PTSD dapat terjadi pada siapa saja yang mengalami atau menyaksikan peristiwa traumatis yang mengancam keselamatan diri atau orang lain. Namun, tidak semua orang yang mengalami peristiwa traumatis akan mengalami PTSD. Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami PTSD termasuk:

  • Faktor Genetik: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ada faktor genetik yang dapat mempengaruhi risiko seseorang untuk mengalami PTSD.
  • Faktor Lingkungan: Beberapa faktor lingkungan, seperti dukungan sosial yang kurang atau stres setelah peristiwa traumatis, dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami PTSD.
  • Faktor Neurobiologis: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa perubahan dalam fungsi otak dan hormon dapat mempengaruhi risiko seseorang untuk mengalami PTSD.

Diagnosis PTSD

Diagnosis PTSD dapat dilakukan oleh profesional kesehatan mental, seperti psikolog atau psikiater. Diagnosis PTSD didasarkan pada gejala yang dialami seseorang dan seberapa sering gejala tersebut terjadi. Diagnosis PTSD juga dapat melibatkan tes psikologis dan wawancara dengan pasien.

Baca juga: Perlengkapan Apa yang Penting Dimiliki untuk Anak Kost?

Pengobatan PTSD

PTSD dapat diobati dengan berbagai cara, termasuk terapi dan obat-obatan. Terapi yang efektif untuk PTSD termasuk terapi perilaku kognitif (CBT), terapi kelompok, dan terapi eksposur. Obat-obatan yang digunakan untuk mengobati PTSD termasuk antidepresan dan obat anti-kecemasan.

Kesimpulan

PTSD adalah kondisi psikologis yang terjadi setelah seseorang mengalami atau menyaksikan peristiwa traumatis yang mengancam keselamatan diri atau orang lain. Gejala PTSD dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan seseorang, termasuk hubungan interpersonal, pekerjaan, dan kesehatan fisik. PTSD dapat diobati dengan berbagai cara, termasuk terapi dan obat-obatan. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami gejala PTSD, segera cari bantuan dari profesional kesehatan mental.

Lifestyle Lainnya