Kurangnya Literasi Masyarakat Indonesia: Menggali Penyebab dan Mencari Solusi

24/08/2023, 11:37 WIB
Artikel dan Ilustrasi ini dibuat dengan bantuan artificial intelligence (AI). Dimohon untuk bijak memanfaatkan informasi. Jika Anda menemukan ada kesalahan informasi atau kesalahan konteks, silakan memberitahu kami ke feedbackohbegitu@gmail.com
Kurangnya Literasi Masyarakat Indonesia: Menggali Penyebab dan Mencari Solusi
Ilustrasi Literasi
Table of contents
Editor: Muhammad Yusuuf

Literasi merupakan fondasi penting dalam pembentukan masyarakat yang berpengetahuan, kreatif, dan kritis. Namun, sayangnya, literasi masyarakat Indonesia masih jauh dari harapan. Berdasarkan berbagai penelitian dan laporan, Indonesia menduduki peringkat yang rendah dalam hal literasi di kancah global. Fenomena ini memunculkan pertanyaan yang mendasar: Mengapa masyarakat Indonesia kurang literasi? Apa penyebab utamanya? Artikel ini akan mengupas tuntas permasalahan kurangnya literasi di masyarakat Indonesia, mendalaminya dari berbagai sudut, dan menyajikan solusi yang mungkin dapat ditempuh untuk mengatasi persoalan ini.

Baca juga: Budaya Literasi: Membuka Jendela Dunia Melalui Membaca

Penyebab Kurangnya Literasi Masyarakat Indonesia

1. Kurangnya Akses dan Sarana Bacaan: Salah satu faktor mendasar yang menyebabkan kurangnya literasi adalah kurangnya akses dan sarana bacaan. Terutama di daerah pedesaan dan terpencil, minimnya perpustakaan atau toko buku serta terbatasnya akses terhadap internet membuat masyarakat sulit mengakses beragam materi bacaan.

2. Kurangnya Budaya Membaca: Minat membaca yang rendah menjadi penyebab lain. Budaya membaca yang belum tumbuh dengan kuat membuat membaca dianggap sebagai kegiatan kurang menarik bagi sebagian besar masyarakat. Hal ini dapat disebabkan oleh lingkungan sosial, pola pengajaran di sekolah yang belum merangsang minat membaca, serta dominasi hiburan instan.

3. Kurangnya Pendidikan Literasi di Sekolah: Meskipun pendidikan formal telah mewajibkan mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Sastra, pendekatan dalam mengajarkan literasi masih terbilang klasik dan kurang memadai. Kurikulum yang terkadang lebih menitikberatkan pada aspek-aspek teknis bahasa dan tata tulis daripada pada pemanfaatan literasi sebagai alat analisis kritis.

Mengapa Masyarakat Indonesia Kurang Literasi

1. Kondisi Ekonomi: Banyak masyarakat Indonesia yang masih berjuang untuk memenuhi kebutuhan dasar, sehingga aktivitas membaca dan literasi seringkali terpinggirkan. Prioritas untuk mencari nafkah dan menjaga keluarga seringkali mengalahkan upaya untuk meningkatkan literasi.

2. Perubahan Gaya Hidup Digital: Era digital telah membawa perubahan signifikan dalam gaya hidup. Banyak waktu yang dulu dihabiskan untuk membaca buku atau bahan cetak kini diarahkan pada aktivitas digital, seperti media sosial, streaming video, dan permainan digital. 

3. Ketidaktersediaan Bahan Bacaan Bermutu: Minimnya bahan bacaan berkualitas dan relevan juga dapat mempengaruhi minat membaca. Karya sastra lokal yang mendalam dan bermutu masih terbatas dalam jumlah dan distribusi.

Peringkat Minat Membaca Masyarakat Indonesia di Dunia

Berdasarkan berbagai survei internasional tentang minat membaca, Indonesia umumnya menduduki peringkat yang cukup rendah di skala global. Menurut data dari UNESCO, Indonesia berada di peringkat 60 dari 61 negara yang diukur dalam Indeks Literasi Dewasa Global pada tahun 2016.

Solusi untuk Meningkatkan Literasi Masyarakat Indonesia

1. Pendidikan Literasi Holistik: Diperlukan pendekatan pendidikan literasi yang holistik, yang tidak hanya mengajarkan keterampilan membaca dan menulis, tetapi juga mengembangkan kemampuan berpikir kritis, analisis, dan interpretasi.

2. Peningkatan Akses Terhadap Bahan Bacaan: Pemerintah, sekolah, dan lembaga terkait harus bekerja sama untuk meningkatkan akses terhadap bahan bacaan berkualitas. Ini bisa berupa pembentukan perpustakaan yang lebih inklusif dan kampanye penyediaan buku di daerah-daerah terpencil.

3. Promosi Budaya Membaca: Perlu dilakukan kampanye yang gencar untuk mempromosikan budaya membaca. Ini bisa melibatkan tokoh masyarakat, selebritas, atau influencer untuk mengajak masyarakat mengembangkan minat membaca.

4. Pemanfaatan Teknologi: Era digital juga bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan literasi. Pembelajaran online, e-book, dan platform literasi digital dapat menjadi alternatif untuk menjangkau lebih banyak orang.

Dalam rangka mencapai solusi-solusi tersebut, kolaborasi antara pemerintah, lembaga pendidikan, masyarakat, dan sektor swasta sangatlah penting. Membangun literasi yang kuat memerlukan usaha bersama dan komitmen yang berkelanjutan.

Referensi

1. UNESCO Institute for Lifelong Learning. (2016). "Indonesia Country Report: Results of the Adult Literacy and Life Skills Survey."
   
2. Supriyanto, A. (2020). "Challenges of Digital Literacy Education in Indonesia." International Journal of Education and Literacy Studies, 8(2), 59-66.

3. Prihantoro, E., & Setiawan, A. (2019). "Literacy Practices in Indonesia: An Exploratory Study." Journal of Language and Literacy Education, 15(2), 1-19.

Lifestyle Lainnya