Pengaruh Postmodernisme dalam Arsitektur dan Desain

01/08/2023, 13:07 WIB
Artikel dan Ilustrasi ini dibuat dengan bantuan artificial intelligence (AI). Dimohon untuk bijak memanfaatkan informasi. Jika Anda menemukan ada kesalahan informasi atau kesalahan konteks, silakan memberitahu kami ke feedbackohbegitu@gmail.com
Pengaruh Postmodernisme dalam Arsitektur dan Desain
Ilustrasi desain postmodernisme
Table of contents
Editor: EGP

MUNCULNYA postmodernisme di tengah-tengah dunia seni, termasuk arsitektur dan desain, telah menciptakan pergeseran yang signifikan dalam pendekatan yang digunakan dalam kedua disiplin ini. 

Sebagaimana dikatakan Charles Jencks, ahli teori arsitektur ternama, dalam bukunya "The Language of Post-Modern Architecture" (1977), postmodernisme mencerminkan penolakan terhadap gaya arsitektur "modern" yang khas, dan membuka jalan bagi gaya dan pendekatan baru yang lebih beragam dan pluralistik.  Jencks dalam bukunya itu menunjukkan bagaimana arsitektur postmodern memanfaatkan ikonografi dan simbolisme, memadukan berbagai gaya dan teknologi, serta menggunakan humor dan ironi untuk mencapai tujuannya.

Postmodernisme juga mempengaruhi dunia desain, dengan prinsip-prinsip yang mirip dengan yang berlaku dalam arsitektur. Desain postmodern sering kali melibatkan penolakan terhadap ideologi modernis yang menekankan kesederhanaan, kejelasan, dan fungsi, serta menghargai pluralisme, konteks budaya, dan nilai estetika.

Baca juga: Mencegah Perabotan Kayu Lapuk: Tips Praktis untuk Merawat Perabotan Rumah

Memasuki ranah desain grafis, postmodernisme menjadi dorongan kuat untuk menggabungkan berbagai gaya dan teknik, mengacu pada sejarah dan budaya populer, serta mengeksplorasi makna dan interpretasi dalam karya desain. 

Pioneers seperti Paula Scher dan Neville Brody, melalui karya mereka, telah mengubah cara kita memahami dan menggunakan tipografi dan imaji dalam desain grafis. Sebagai contoh, poster acara "Swatch New York City" (1984) yang dirancang oleh Scher, menggunakan tumpukan tipografi dan elemen visual yang saling bertumpuk untuk menciptakan komposisi yang kaya dan kompleks.

Munculnya postmodernisme dalam arsitektur dan desain membawa perubahan mendasar dalam cara memahami dan berinteraksi dengan lingkungan binaan dan obyek desain.

Baca juga: Mengatasi Masalah Kutu Kasur: Tips Ampuh untuk Kebersihan Tidur

Perubahan Pendekatan Desain Arsitektur dan Interior

Postmodernisme memengaruhi arsitektur dan desain dalam berbagai cara, tetapi perubahan mendasar yang dibawanya adalah pergeseran dalam pendekatan desain. 

Ketika modernisme mendominasi, arsitektur dan desain interior biasanya ditandai oleh penggunaan bentuk dan bahan yang sederhana, fungsionalitas, dan penolakan terhadap hiasan. Dalam konteks postmodernisme, pendekatan ini digantikan dengan pendekatan yang lebih beragam dan kreatif.

Sebagai contoh, postmodernisme seringkali mencampuradukkan berbagai gaya dan pendekatan dari berbagai periode dan budaya, menciptakan hasil yang eclectically harmonious. 

Baca juga: Tamu Tak Diundang: Tips Efektif Mencegah Kutu di Kasur

Hal ini bisa dilihat dalam karya-karya arsitek terkenal seperti Robert Venturi dan Denise Scott Brown, yang menggabungkan elemen-elemen dari berbagai era arsitektur dalam satu desain.

Postmodernisme juga lebih menekankan pada konteks dan makna. Artinya, arsitektur dan desain tidak lagi hanya dilihat dari segi fungsionalitasnya, tetapi juga dari segi simbolisme dan makna yang dapat diinterpretasikan oleh pengguna atau penikmatnya.

Penolakan terhadap Gaya Arsitektur "Modern" yang Khas

Penolakan terhadap gaya arsitektur "modern" yang khas merupakan salah satu ciri utama postmodernisme dalam arsitektur dan desain. Para pendukung postmodernisme menolak anggapan bahwa ada satu gaya atau pendekatan yang paling baik atau paling benar dalam arsitektur dan desain. 

Sebaliknya, mereka berpendapat bahwa berbagai gaya dan pendekatan memiliki nilai dan relevansi tersendiri, dan semua dapat digunakan secara harmonis dalam satu desain.

Sebagai contoh, dalam desain arsitektur postmodern, seringkali dapat ditemukan elemen-elemen dari berbagai gaya dan periode, mulai dari klasikisme, barok, hingga modernisme. Hal ini mencerminkan pemahaman bahwa tiap gaya dan periode memiliki karakteristik dan kualitas unik yang dapat memperkaya desain.

Contoh, arsitektur Piazza d'Italia karya Charles Moore menggabungkan elemen-elemen klasik dengan sentuhan modern, menciptakan suatu tampilan yang unik dan mencolok.

Contoh-contoh Bangunan dan Desain yang Mengadopsi Prinsip Postmodernisme

Terdapat banyak bangunan dan desain interior yang mewakili prinsip-prinsip postmodernisme. Sebagai contoh, Portland Building karya Michael Graves di Oregon, Amerika Serikat, adalah salah satu contoh paling ikonik dari arsitektur postmodern. Bangunan ini mencampuradukkan elemen-elemen dari berbagai gaya dan periode, termasuk Art Deco, Pop Art, dan klasikisme.

Bangunan lain yang mengadopsi prinsip postmodernisme adalah AT&T Building karya Philip Johnson di New York, yang menggunakan elemen-elemen dari gaya Gothik dan Chippendale. Sedangkan dalam desain interior, postmodernisme seringkali termanifestasi dalam penggunaan warna-warna cerah, bentuk-bentuk yang tidak konvensional, dan hiasan-hiasan yang mencolok.

Di Indonesia, misalnya, terdapat banyak bangunan yang mengadopsi prinsip-prinsip postmodernisme, seperti Gereja Kristus Raja di Semarang yang dirancang oleh arsitek Y.B. Mangunwijaya. Bangunan ini mencerminkan pendekatan postmodern dalam penggunaan bentuk dan simbol-simbol tradisional Jawa dalam konteks gereja Katolik.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, dampak postmodernisme dalam arsitektur dan desain adalah menciptakan suatu pendekatan yang lebih pluralistik, beragam, dan kreatif. Postmodernisme menolak gagasan bahwa ada satu gaya atau pendekatan yang paling benar atau paling baik, dan membuka jalan bagi berbagai gaya dan pendekatan lainnya. Dengan begitu, arsitektur dan desain menjadi lebih kaya, lebih beragam, dan lebih menarik.

Referensi

Jencks, Charles. "The Language of Post-Modern Architecture." Rizzoli International Publications, Inc., 1977.
Venturi, Robert & Scott Brown, Denise. "Learning from Las Vegas." The MIT Press, 1972.
Graves, Michael. "The Portland Building." Princeton Architectural Press, 1982.
Johnson, Philip. "AT&T Building." Oxford University Press, 1984.
Mangunwijaya, Y.B. "Gereja Kristus Raja." Gramedia Pustaka Utama, 1988.

Properti Lainnya