Parkour: Seni Gerakan Bebas yang Mempesona

15/09/2023, 22:38 WIB
Artikel dan Ilustrasi ini dibuat dengan bantuan artificial intelligence (AI). Dimohon untuk bijak memanfaatkan informasi. Jika Anda menemukan ada kesalahan informasi atau kesalahan konteks, silakan memberitahu kami ke feedbackohbegitu@gmail.com
Parkour: Seni Gerakan Bebas yang Mempesona
Ilustrasi Parkour
Table of contents
Editor: Nurlaila Utari

OHBEGITU.com - Parkour atau l'art du déplacement adalah seni gerakan bebas yang menggabungkan kemampuan fisik, kecepatan, ketangkasan, dan kreativitas. Tujuannya adalah untuk bergerak dengan efisien melalui lingkungan urban atau alam dengan mengatasi rintangan dan hambatan dengan cara yang cepat dan efisien. Parkour bukan hanya sekadar aktivitas fisik, tetapi juga merupakan bentuk seni dan filosofi.

Sejarah Parkour

Pada buku Witfeld (2011) membahas tentang sejarah Parkour dimana Parkour pertama kali dikembangkan dan diperkenalkan oleh David Belle pada tahun 1989 di Évry, Paris. Gerakan parkour ini terinspirasi dari teknik militer dan gerakan alami untuk melewati rintangan dengan menggunakan metode natural, yaitu berlari, melompat, dan memanjat. Latihan ini dalam bahasa Perancis disebut l’art du déplacement atau disebut seni dalam berpindah. Olahraga parkour ini sangat menarik perhatian dan mulai berkembang sebagai subkultur di seluruh dunia. Sehingga pada tahun 1997, media mulai tertarik untuk meliput olahraga ini dan membawa parkour ke mata publik secara lebih luas sehingga popularitasnya terus berkembang.

Baca juga: Makna Warna Jersei-Jersei dalam Balap Sepeda Tour de France

Definisi Parkour

Menurut Rochhausen (2011), Parkour adalah suatu kegiatan melewati halang rintang dengan mengkombinasikan beberapa gerakan seakan terlihat mengalir dan dinamis. Sehingga olahraga ini sangay mengandalkan kekuatan tubuh manusia, untuk melewati rintangan ketika berpindah tempat dari satu titik menuju titik lainnya.

Prinsip Dasar Parkour

Parkour memiliki prinsip dasar yang meliputi efisiensi, aliran, dan kreativitas. Para traceur (sebutan untuk praktisi parkour) berusaha untuk bergerak dari titik A ke titik B dengan cara yang paling efisien, tanpa menggunakan peralatan tambahan. Mereka memanfaatkan kekuatan tubuh mereka sendiri dan lingkungan sekitar untuk mencapai tujuan mereka. Selain itu, parkour mengajarkan tentang mengatasi ketakutan, mengembangkan kepercayaan diri, dan berpikir kreatif untuk menyelesaikan tugas yang sulit.

Teknik-Teknik Parkour

Ada beberapa teknik dasar dalam parkour, termasuk:

Baca juga: Menengok Strategi dan Kerja Sama Tim Balap Sepeda Tour de France

  1. Balance: Teknik Balance merupakan salah satu teknik yang digunakan untuk membantu seseorang dalam mengatur kondisi fisik dan emosionalnya. Teknik ini bertujuan untuk mencapai keseimbangan antara tubuh dan pikiran sehingga dapat menciptakan keadaan yang lebih tenang dan stabil. Contoh kegiatan balance ini yaitu yaitu berdiri dengan menggunakan satu kaki atau berjalan diatas rel atau lintasan.
  2. Quadro Pedal: Salah satu gerakan dasar dalam olahraga parkour yang dilakukan dengan merangkak menggunakan tangan dan kaki. Gerakan ini sering digunakan untuk melewati rintangan yang terlalu tinggi untuk dilompati atau terlalu rendah untuk dilewati dengan berlari. Untuk melakukan gerakan Quadro Pedal, traceur harus berada dalam posisi jongkok dengan tangan dan kaki di tanah. Kemudian, mereka harus memindahkan berat badan ke depan dan merangkak maju dengan tangan dan kaki secara bergantian. Gerakan ini membutuhkan kekuatan dan koordinasi yang baik antara tangan dan kaki, serta kelincahan dalam menghindari rintangan yang mungkin ada di sekitar area yang dilalui.
  3. Jumping: Latihan melompat atau jumping adalah salah satu latihan yang berguna untuk mengatur ketinggian dan melewati rintangan atau obstacle. Latihan ini dapat dilakukan dengan berlari atau dalam keadaan berdiri. Sebelum melakukan lompatan, sebaiknya dilakukan pemanasan terlebih dahulu untuk menghindari cedera. Latihan jumping dapat dilakukan dengan berbagai macam variasi, seperti jumping jacks, squat jumps, dan box jumps.

  4. Landing: Belajar cara mendarat dengan aman dan efisien setelah melompat dari ketinggian. Landing berguna untuk mengurangi resiko cedera terhadap praktisi ketika melompat dari ketinggian. Untuk latihan landing pastikan agar kedua kaki dalam kondisi menekuk dan siap untuk mendarat. Utamakan telapak kaki bagian depan yang lebih dahulu mencapai dasar.

  5. Rolling: Teknik gulungan yang membantu meredakan dampak saat mendarat. Teknik rolling digunakan setelah traceur melakukan landing, roll dalam parkour sedikit berbeda dengan teknik roll pada umumnya, ketika akan melakukan roll posisi traceur harus sedikit miring, diiringi kedua tangan menyentuh dasar. Setelah itu dilanjutkan dengan pendaratan ke bagian samping punggung, hal tersebut berguna untuk menghindari kontak langsung dengan tulang punggung.

    Baca juga: Mengenal Format Balapan Tour de France

  6. Climbing: Menguasai kemampuan mendaki dinding, pagar, atau struktur lainnya. Kegiatan ini tidak hanya memberikan tantangan fisik, tetapi juga memperkuat kemampuan mental dan emosional. Banyak orang yang tertarik untuk mencoba kegiatan ini karena dapat memberikan pengalaman yang berbeda dan menyenangkan.Untuk menguasai kemampuan mendaki, traceur harus memiliki kekuatan fisik yang cukup dan keterampilan teknis yang baik.

  7. Vaulting: Melompat dan melewati rintangan dengan cepat dan lancar. Vault merupakan gerakan khas parkour yaitu melewati rintangan atau obstacle yang tingginya bisa lebih rendah atau lebih tinggi dari traceur. Teknik ini biasa dilakukan dengan kombinasi running, jumping, vault, dan diakhiri dengan landing.

Manfaat dan Risiko

Parkour memiliki manfaat fisik, termasuk peningkatan kekuatan, ketahanan, dan fleksibilitas. Selain itu, juga dapat meningkatkan keterampilan kognitif, seperti pemecahan masalah dan kreativitas. Namun, seperti aktivitas fisik lainnya, parkour juga memiliki risiko cedera, terutama jika tidak dilakukan dengan benar atau tanpa pelatihan yang memadai. Oleh karena itu, penting untuk mempelajari parkour dari instruktur yang berpengalaman dan selalu menggunakan peralatan pelindung yang sesuai.

Referensi

  1. Rochhausen, Sascha. (2011). Teaching PARKOUR SPORTS in School Gymnastics. Oevenum, Germany: Norderstedt.
  2. Witfeld, j., Gerling, I., & Pach, A. (2011). The Ultimate Parkour and Freeruning Book 2nd edition. Germany: B.O.S.S Druck und Medien GmbH.

Sport Lainnya