Meditasi "Mindfulness": Memahami Teknik, Praktik, dan Manfaatnya

10/08/2023, 10:12 WIB
Artikel dan Ilustrasi ini dibuat dengan bantuan artificial intelligence (AI). Dimohon untuk bijak memanfaatkan informasi. Jika Anda menemukan ada kesalahan informasi atau kesalahan konteks, silakan memberitahu kami ke feedbackohbegitu@gmail.com
Meditasi "Mindfulness": Memahami Teknik, Praktik, dan Manfaatnya
Ilustrasi teknik meditasi
Table of contents
Editor: EGP

MEDIATSI mindfulness, yang juga dikenal dengan 'perhatian penuh', merupakan suatu bentuk meditasi yang mengajak kita untuk fokus pada momen saat ini. Hal itu bukan tentang mengosongkan pikiran, tetapi lebih kepada menyadari apa yang terjadi di sekitar kita tanpa memberikan penilaian.

Mindfulness adalah kesadaran akan keberadaan diri di saat ini tanpa penilaian. Jon Kabat-Zinn, dalam bukunya "Full Catastrophe Living" (1990), mendeskripsikan mindfulness sebagai perhatian yang disengaja, tanpa menghakimi, terhadap apa yang terjadi dari saat ke saat. 

Dalam praktiknya, mindfulness mendorong individu untuk mengamati pikiran, perasaan, dan sensasi fisiknya dengan cara yang tenang dan obyektif. Tujuannya adalah untuk mengurangi stres, meningkatkan kesadaran diri, dan mempromosikan kesejahteraan emosional.

Baca juga: Merumuskan dan Menjalankan Resolusi Tahun Baru

Asal dan Filsafat

Meditasi mindfulness berasal dari ajaran Buddha dan menjadi salah satu aspek penting dari praktik meditasi dalam banyak tradisi Buddhisme. Praktik ini menekankan pada "sati", atau kehadiran batin penuh, di mana seseorang menaruh perhatian sepenuhnya pada pengalaman saat ini tanpa menilai atau bereaksi (Kabat-Zinn, Full Catastrophe Living, 2013).

Teknik dan Praktik

Dalam meditasi mindfulness, praktisi biasanya duduk dalam posisi yang nyaman dengan mata tertutup atau terbuka sejajar. Fokus diberikan pada pernapasan, sensasi tubuh, atau obyek lainnya, seperti suara.

Ketika pikiran mulai berkeliaran, praktisi secara lembut membawa perhatian kembali ke fokus awal. Melalui praktik ini, seseorang belajar mengenali pola pikiran dan emosi tanpa terlarut di dalamnya (Williams, Teasdale, Segal, & Kabat-Zinn, The Mindful Way Workbook, 2014).

Baca juga: Mengungkap Rahasia Kecantikan: Panduan Lengkap Tipe Kulit dan Ciri-cirinya

Posisi Tubuh. Mulailah dengan duduk dalam posisi yang nyaman, baik di kursi atau di lantai dengan bantal meditasi. Punggung harus tegak, namun tetap rileks. Anda juga bisa memilih untuk bermeditasi sambil berbaring atau berjalan.

Fokus pada Napas.  Tutup mata Anda dan mulailah dengan mengarahkan perhatian pada napas. Rasakan udara masuk dan keluar dari hidung atau dada. Anda tidak perlu mengubah ritme napas, cukup perhatikan aliran napas Anda.

Kembalikan Perhatian. Pikiran Anda mungkin akan berkeliaran. Ini adalah hal yang wajar. Setiap kali Anda menyadari bahwa pikiran Anda melayang, kembalikan perhatian Anda ke napas atau objek fokus lainnya.

Baca juga: Perlengkapan Apa yang Penting Dimiliki untuk Anak Kost?

Jangan Menilai. Saat bermeditasi, Anda mungkin akan menemui beberapa pikiran atau perasaan. Alih-alih menghakimi atau bereaksi terhadapnya, cobalah untuk hanya mengamati mereka.

Manfaat dan Penggunaan dalam Terapi

Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa meditasi mindfulness bisa bermanfaat dalam mengurangi stres, kecemasan, depresi, dan gejala kesehatan mental lainnya.

Program Mindfulness-Based Stress Reduction (MBSR) yang dikembangkan Jon Kabat-Zinn telah diaplikasikan dalam pengaturan medis untuk membantu pasien dengan berbagai kondisi kesehatan (Kabat-Zinn, Wherever You Go, There You Are, 1994).

Meditasi mindfulness juga menjadi komponen dari terapi kognitif berbasis mindfulness (MBCT), yang digunakan untuk mencegah kekambuhan depresi (Segal et al., Mindfulness-Based Cognitive Therapy for Depression, 2012).

Menurut Dr. Elizabeth Hoge, dalam jurnalnya "Mindfulness Meditation Training in Adults and Adolescents With ADHD" (2008), meditasi mindfulness dapat membantu dalam mengurangi gejala ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) atau gangguan mental pada anak yang menyulitkan mereka memusatkan perhatian. 

Mengatasi Hambatan

Seperti kegiatan lainnya, meditasi mindfulness juga memiliki tantangannya sendiri. Ada kalanya seseorang merasa frustrasi atau bosan.

Hal kunci untuk diingat adalah bahwa tidak ada cara "benar" atau "salah" dalam meditasi. Setiap pengalaman adalah kesempatan untuk belajar dan tumbuh. Jika Anda menemui hambatan, coba ubah teknik atau durasi sesi meditasi Anda. Hal yang terpenting adalah konsistensi dalam praktik.

Kesimpulan

Meditasi mindfulness adalah pendekatan yang berpusat pada kesadaran dan penerimaan terhadap pengalaman saat ini. Dengan berlatih perhatian yang tidak menghakimi, praktisi dapat meningkatkan kesadaran atas pola pikiran dan perasaan, serta mengembangkan respons yang lebih seimbang dan terkendali terhadap stres dan tantangan kehidupan.

Referensi:

Jon Kabat-Zinn, Full Catastrophe Living: Using the Wisdom of Your Body and Mind to Face Stress, Pain, and Illness, Delta, 2013.
Mark Williams, John Teasdale, Zindel Segal, & Jon Kabat-Zinn, The Mindful Way Workbook: An 8-Week Program to Free Yourself from Depression and Emotional Distress, Guilford Press, 2014.
Jon Kabat-Zinn, Wherever You Go, There You Are: Mindfulness Meditation in Everyday Life, Hyperion, 1994.
Zindel V. Segal, J. Mark G. Williams, John D. Teasdale, Mindfulness-Based Cognitive Therapy for Depression, Guilford Press, 2012.
Dr. Elizabeth Hoge, "Mindfulness Meditation Training in Adults and Adolescents With ADHD", Journal of Attention Disorders, 2008.

Lifestyle Lainnya