Sejarah dan Evolusi Globalisasi: Dari Era Penjelajahan hingga Digital

18/08/2023, 08:45 WIB
Artikel dan Ilustrasi ini dibuat dengan bantuan artificial intelligence (AI). Dimohon untuk bijak memanfaatkan informasi. Jika Anda menemukan ada kesalahan informasi atau kesalahan konteks, silakan memberitahu kami ke feedbackohbegitu@gmail.com
Sejarah dan Evolusi Globalisasi: Dari Era  Penjelajahan hingga Digital
Ilustrasi sejarah globalisasi
Table of contents
Editor: EGP

GLOBALISASI adalah proses integrasi dan interaksi antar negara, perusahaan, dan individu di seluruh dunia yang didorong oleh perdagangan internasional dan investasi, serta dibantu oleh teknologi informasi. Proses ini memiliki akar sejarah yang mendalam dan telah mengalami beberapa tahapan evolusi penting.

Periode Awal Globalisasi pada Masa Penjelajahan dan Kolonialisme

Di zaman dahulu, kerajaan dan negara-negara di Eropa memulai ekspansi mereka dengan mengeksplorasi dan mendirikan koloni di berbagai belahan dunia. 

Christopher Columbus dan Vasco da Gama adalah dua pelaut terkenal yang mendorong penjelajahan Atlantik dan rute ke India. Era Penjelajahan ini membuka jalur perdagangan baru, memperkenalkan produk seperti rempah-rempah, teh, dan kain dari Asia ke Eropa, serta memperkenalkan senjata, teknologi, dan penyakit ke populasi pribumi di Amerika (Mann, 1493: Uncovering the New World Columbus Created, 2011).

Baca juga: Aleksander Agung: Kehidupan Awal dan Latar Belakangnya

Selain perdagangan barang, ide dan pengetahuan juga mulai menyebar. Namun, pendudukan kolonial sering kali disertai dengan penindasan dan eksploitasi penduduk setempat. 

Seiring berjalannya waktu, sistem kolonial ini menjadi fondasi bagi pembentukan imperium global yang berpusat di Eropa, dengan Inggris, Belanda, Prancis, dan Spanyol sebagai pemain kunci dalam game geopolitik ini (Osterhammel, The Transformation of the World: A Global History of the Nineteenth Century, 2014).

Revolusi Industri dan Kelahiran Globalisasi Modern

Revolusi Industri yang dimulai di Inggris pada abad ke-18 mendorong percepatan globalisasi dengan inovasi teknologi seperti mesin uap dan kereta api. Perubahan ini mempercepat produksi barang, memungkinkan transportasi barang dan orang dengan lebih cepat dan murah. 

Baca juga: Mengenal Ciri-Ciri Simbolisme

Sementara itu, inovasi dalam komunikasi seperti telegraf membantu mempercepat aliran informasi antar negara (Landes, The Wealth and Poverty of Nations, 1999).

Sistem keuangan global juga mulai terbentuk. Bank dan institusi keuangan lainnya mulai berekspansi melampaui batas negara mereka, memudahkan aliran modal antarnegara.

Dengan berjalannya waktu, tarif perdagangan mulai berkurang dan kesepakatan perdagangan multilateral, seperti yang dianjurkan oleh General Agreement on Tariffs and Trade (GATT) dan kemudian oleh World Trade Organization (WTO), mempermudah perdagangan barang dan jasa antarnegara (Irwin, Clashing over Commerce: A History of US Trade Policy, 2017).

Baca juga: Apa Itu Simbolisme: Definisi, Sejarah, dan Fungsinya

Namun, seperti halnya dengan fase sebelumnya dari globalisasi, fase modern ini juga memiliki dampak negatif. Sementara banyak negara mengalami pertumbuhan ekonomi, kesenjangan antara yang kaya dan yang miskin juga semakin melebar, baik antarnegara maupun di dalam negara. 

Selain itu, tantangan lingkungan dan ketegangan geopolitik menjadi semakin kompleks dengan meningkatnya saling ketergantungan antarnegara (Stiglitz, Globalization and Its Discontents Revisited, 2017).

Globalisasi di Abad 20: Pertumbuhan Perdagangan dan Teknologi

Abad ke-20 menjadi saksi bagi percepatan globalisasi yang signifikan, terutama setelah berakhirnya Perang Dunia II. Dengan pembentukan institusi internasional seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Bank Dunia, kerja sama internasional menjadi lebih terstruktur.

Pasar bebas dan liberalisasi perdagangan menjadi tema dominan, dengan banyak negara mengurangi hambatan perdagangan dan meningkatkan hubungan ekonomi bilateral dan multilateral (Frieden, Global Capitalism: Its Fall and Rise in the Twentieth Century, 2006).

Teknologi transportasi, seperti pesawat jet, memperpendek waktu perjalanan, memungkinkan interaksi antarbudaya yang lebih cepat dan lebih intens.

Selain itu, kemajuan teknologi komunikasi seperti televisi dan radio memungkinkan informasi menyebar dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Akhir abad ini juga melihat munculnya internet, yang menjanjikan revolusi lain dalam komunikasi dan interaksi global (Castells, The Rise of the Network Society, 1996).

Era Digital dan Percepatan Globalisasi pada Abad 21

Abad 21 memperkenalkan kita ke era digital yang benar-benar global, di mana batasan geografis semakin kabur. Internet, dengan kekuatan media sosial dan e-commerce, menghubungkan miliaran orang dari seluruh dunia.

Perusahaan seperti Facebook, Google, dan Amazon menjadi ikon dari era globalisasi baru ini, menyediakan platform untuk berkomunikasi, berbagi informasi, dan bertransaksi (Tapscott & Williams, Wikinomics: How Mass Collaboration Changes Everything, 2008).

Pentingnya teknologi digital dalam globalisasi modern tidak dapat diabaikan. Perangkat mobile dan aplikasi berbasis cloud memudahkan kerja sama lintas batas, meningkatkan efisiensi, dan memperluas jangkauan pasar.

Namun, era digital juga membawa tantangan, termasuk masalah privasi, ancaman keamanan siber, dan potensi polarisasi sosial karena filter informasi yang dipersonalisasi (Pariser, The Filter Bubble: How the New Personalized Web Is Changing What We Read and How We Think, 2011).

Ketika kita melangkah lebih jauh ke abad ini, penting untuk mengakui bahwa globalisasi dalam era digital membutuhkan pendekatan yang berbeda dalam banyak hal. Regulasi, kebijakan, dan etika baru diperlukan untuk menavigasi dunia yang semakin terkoneksi namun juga semakin kompleks ini.

Kesimpulan

Globalisasi, sebagai proses integrasi dan interaksi yang mendalam antara negara, perusahaan, dan individu, telah mengalami evolusi besar sepanjang sejarah. Mulai dari era penjelajahan dan kolonialisme yang membentuk jaringan perdagangan dan pertukaran budaya, hingga revolusi industri yang mengakselerasi integrasi ekonomi dan teknologi.

Abad ke-20 membawa pertumbuhan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam perdagangan dan teknologi, sembari mempersiapkan dunia untuk era digital abad ke-21, di mana batasan geografis menjadi semakin kabur dan konektivitas global mencapai tingkat yang belum pernah ada sebelumnya.

Namun, dengan semua manfaatnya, globalisasi juga membawa tantangan dan kompleksitas baru yang membutuhkan pemahaman, adaptasi, dan navigasi yang cermat.

Di era informasi saat ini, pemahaman mendalam tentang sejarah dan evolusi globalisasi menjadi penting untuk merespons dengan bijaksana terhadap tantangan dan peluang masa depan.

Referensi:

Mann, Charles C. 1493: Uncovering the New World Columbus Created. Alfred A. Knopf, 2011.
Osterhammel, Jürgen. The Transformation of the World: A Global History of the Nineteenth Century. Princeton University Press, 2014.
Landes, David S. The Wealth and Poverty of Nations. W.W. Norton & Company, 1999.
Irwin, Douglas A. Clashing over Commerce: A History of US Trade Policy. University of Chicago Press, 2017.
Stiglitz, Joseph E. Globalization and Its Discontents Revisited. W.W. Norton & Company, 2017.
Frieden, Jeffry A. Global Capitalism: Its Fall and Rise in the Twentieth Century. W.W. Norton & Company, 2006.
Castells, Manuel. The Rise of the Network Society. Wiley-Blackwell, 1996.
Tapscott, Don & Anthony D. Williams. Wikinomics: How Mass Collaboration Changes Everything. Portfolio, 2008.
Pariser, Eli. The Filter Bubble: How the New Personalized Web Is Changing What We Read and How We Think. Penguin Press, 2011.

OhPedia Lainnya