MARXISME adalah teori sosial, ekonomi, dan politik yang dikembangkan Karl Marx dan Friedrich Engels pada pertengahan abad ke-19. Marxisme memandang sejarah sebagai konflik antara kelas-kelas sosial, khususnya antara kaum buruh dan pemilik modal.
Marxisme berpendapat bahwa kapitalisme, sistem yang didominasi oleh kelompok pemilik modal, akan runtuh dan digantikan oleh sosialisme, di mana buruh mengontrol produksi dan distribusi kekayaan. Tujuan akhir dari revolusi sosialis adalah komunisme, di mana masyarakat hidup tanpa kelas dan semua sumber daya didistribusikan secara merata.
Dalam marxisme, perubahan sosial dan revolusi dipandang sebagai hasil dari kontradiksi inheren dalam kapitalisme. Di satu sisi, ada tuntutan produksi yang terus meningkat, sementara di sisi lain, ada pemerasan buruh oleh pemilik modal.
Baca juga: Aleksander Agung: Kehidupan Awal dan Latar Belakangnya
Akibatnya, ketidaksetaraan meningkat, yang pada akhirnya akan memicu revolusi oleh kelas buruh. Ini adalah inti dari pandangan materialisme historis Marx, di mana kondisi material masyarakat menentukan bentuk kesadaran sosialnya (Marx & Engels, "Manifesto Komunis", 1848).
Namun, marxisme bukan hanya tentang ekonomi dan politik. Ini juga adalah teori tentang ideologi. Karl Marx percaya bahwa dalam setiap masyarakat, ideologi dominan adalah ideologi kelas penguasa.
Oleh karena itu, dalam masyarakat kapitalis, ide-ide dan kepercayaan yang dominan cenderung menguntungkan kelas pemilik modal dan menjustifikasi eksploitasi kelas buruh. Marx menyebut fenomena ini sebagai "ideologi palsu", yang menutupi realitas eksploitasi dan ketidaksetaraan (Marx, "Das Kapital", 1867, hal. 47).
Baca juga: Mengenal Ciri-Ciri Simbolisme
Latar Belakang Marxisme
Marxisme tidak muncul dari kekosongan. Aliran pemikiran ini lahir dari realitas industri Eropa pada abad ke-19, di mana revolusi industri mengubah masyarakat secara radikal. Pabrik-pabrik besar menjadi pusat produksi, dan kelas buruh tumbuh secara eksponensial. Namun, meskipun produktivitas meningkat, kehidupan kelas buruh sering kali sulit dan penuh penderitaan.
Karl Marx dan Friedrich Engels, dalam pengamatan mereka, melihat ketidakadilan inheren dalam sistem kapitalis. Mereka percaya bahwa kapitalisme adalah tahap tertentu dalam evolusi sejarah sosial, yang akan diikuti oleh sosialisme. Karya mereka, terutama "Manifesto Komunis", menjadi inspirasi bagi berbagai gerakan revolusioner di seluruh dunia.
Dalam mendefinisikan pemikiran mereka, Marx dan Engels dipengaruhi oleh pemikiran filsuf Jerman seperti Hegel, serta oleh teori-teori ekonomi dan sosial yang ada saat itu. Namun, mereka memberikan interpretasi unik dan radikal tentang sejarah, masyarakat, dan perubahan sosial, yang membedakan Marxisme dari aliran pemikiran lainnya.
Baca juga: Apa Itu Simbolisme: Definisi, Sejarah, dan Fungsinya
Dengan berkembangnya waktu, banyak tokoh lain seperti Lenin, Trotsky, dan Mao mengadaptasi dan memodifikasi pemikiran Marx sesuai dengan keadaan dan tantangan di negara dan era mereka masing-masing. Hasilnya adalah berbagai variasi Marxisme, seperti Leninisme, Trotskyisme, dan Maoisme, yang semuanya memiliki interpretasi dan strategi mereka sendiri untuk mencapai visi sosialis
Profil Singkat Karl Marx dan Friedrich Engels
Karl Marx
Karl Marx (1818-1883) lahir di Trier, Prusia (sekarang Jerman). Dia merupakan filsuf, ekonom, sosiolog, jurnalis, dan tokoh revolusioner sosialis. Marx dikenal sebagai salah satu pemikir paling berpengaruh dalam sejarah dunia. Pendidikannya yang berkualitas di Universitas Bonn dan Berlin memberikannya landasan yang kuat dalam filsafat dan sastra. Namun, pengalamannya dalam melihat ketidaksetaraan sosial dan ekonomi di Eropa menjadikannya seorang kritikus tajam dari kapitalisme.
Marx bekerja sama dengan Friedrich Engels untuk mengembangkan teori tentang masyarakat, ekonomi, dan politik, yang kemudian dikenal sebagai marxisme. Bersama, mereka menulis "Manifesto Komunis" pada tahun 1848, sebuah karya yang memproklamirkan tujuan revolusi proletar dan akhir dari kapitalisme. Karya terbesar Marx adalah "Das Kapital", di mana dia menyelidiki proses produksi kapitalis dan mengemukakan konsep-konsep kunci seperti surplus nilai dan eksploitasi.
Friedrich Engels
Friedrich Engels (1820-1895) berasal dari Barmen, Prusia (sekarang Jerman). Sebagai putra seorang pemilik pabrik tekstil kaya, Engels memiliki wawasan tentang dunia bisnis dan industri. Meskipun berasal dari latar belakang borjuis, Engels menjadi kritikus kapitalisme dan pendukung setia ideologi sosialis.
Engels bertemu Marx di Paris tahun 1844, dan keduanya segera menemukan kesamaan pandangan. Kemitraan intelektual mereka menghasilkan banyak karya, termasuk "Manifesto Komunis". Engels juga menulis sejumlah karya sendiri, seperti "Situasi Kelas Pekerja di Inggris", yang memberikan gambaran mendalam tentang kondisi hidup buruh industri di Inggris.
Setelah kematian Marx, Engels berkomitmen untuk menyunting dan menerbitkan volume-volume yang tersisa dari "Das Kapital". Dia memastikan bahwa pemikiran Marx terus hidup dan dikenal oleh generasi berikutnya.
Kedua pemikir ini, dengan latar belakang dan pengalamannya masing-masing, memberikan kontribusi besar terhadap pembentukan marxisme. Pemikiran mereka memberikan dasar bagi banyak gerakan sosial dan politik di seluruh dunia di abad ke-20 dan masih memberikan inspirasi hingga saat ini.