Bhinneka Tunggal Ika: Makna, Asal Usul, dan Implementasi dalam Kehidupan Indonesia

07/11/2023, 05:05 WIB
Artikel dan Ilustrasi ini dibuat dengan bantuan artificial intelligence (AI). Dimohon untuk bijak memanfaatkan informasi. Jika Anda menemukan ada kesalahan informasi atau kesalahan konteks, silakan memberitahu kami ke feedbackohbegitu@gmail.com
Bhinneka Tunggal Ika: Makna, Asal Usul, dan Implementasi dalam Kehidupan Indonesia
Patung Garuda Pancasila dengan tulisan Bhinneka Tunggal Ika tersemat dalam genggaman cakarnya.
Table of contents
Editor: Muhammad Yusuuf

Bhinneka Tunggal Ika adalah semboyan bangsa Indonesia yang terkenal. Semboyan ini menjadi bagian dari lambang negara Indonesia dan sering digunakan dalam berbagai kesempatan. Namun, apa sebenarnya arti dari Bhinneka Tunggal Ika? Apakah benar semboyan ini berasal dari bahasa Sansekerta? Artikel ini akan membahas secara komprehensif tentang semboyan Bhinneka Tunggal Ika.

Penjelasan mengenai kata Bhinneka Tunggal Ika

Bhinneka Tunggal Ika berasal dari bahasa Jawa Kuno yang artinya "Berbeda-beda tetapi tetap satu". Semboyan ini menggambarkan keragaman budaya, agama, dan suku bangsa yang ada di Indonesia, namun tetap bersatu sebagai satu bangsa dan satu negara. Semboyan ini pertama kali diperkenalkan oleh seorang tokoh Jawa bernama Mpu Tantular pada abad ke-14 dalam kitab Sutasoma. Kitab ini menceritakan tentang seorang pangeran yang mencari jati dirinya dan menemukan bahwa semua agama mengajarkan kebaikan dan kebenaran yang sama.

Baca juga: Aleksander Agung: Kehidupan Awal dan Latar Belakangnya

Apakah benar berasal dari bahasa Sansekerta?

Meskipun semboyan Bhinneka Tunggal Ika berasal dari bahasa Jawa Kuno, namun terdapat kemiripan dengan bahasa Sansekerta karena memang Bahasa Jawa Kuno memiliki pengaruh dari bahasa Sansekerta. Kalimat yang berasal dari sebuah puisi Jawa Kuno yang disebut kakawin Sutasoma, yang ditulis oleh Mpu Tantular pada zaman kerajaan Majapahit sekitar abad ke-14. Oleh karena itu, meskipun semboyan Bhinneka Tunggal Ika terdapat pengaruh dari bahasa Sansekerta tetapi semboyan Bhinneka Tunggal Ika ini diambil dari bahasa Jawa Kuno. 

Kutipan ini berasal dari pupuh 139, bait 5. Bait ini secara lengkap seperti di bawah ini:

Rwāneka dhātu winuwus Buddha Wiswa,
Bhinnêki rakwa ring apan kena parwanosen,
Mangka ng Jinatwa kalawan Śiwatatwa tunggal,
Bhinnêka tunggal ika tan hana dharma mangrwa.

Baca juga: Mengenal Ciri-Ciri Simbolisme

Terjemahan:

Konon Buddha dan Siwa merupakan dua zat yang berbeda.
Mereka memang berbeda, tetapi bagaimanakah bisa dikenali?
Sebab kebenaran Jina (Buddha) dan Siwa adalah tunggal
Terpecah belahlah itu, tetapi satu jugalah itu. Tidak ada kerancuan dalam kebenaran.

Makna Bhinneka Tunggal Ika

Bhinneka Tunggal Ika memiliki makna yang sangat penting bagi bangsa Indonesia. Semboyan ini mengajarkan tentang pentingnya keragaman dan persatuan dalam kehidupan bermasyarakat. Meskipun berbeda-beda dalam budaya, agama, dan suku bangsa, namun tetap harus bersatu dan saling menghormati satu sama lain. Bhinneka Tunggal Ika juga mengajarkan tentang pentingnya toleransi dan menghargai perbedaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Baca juga: Apa Itu Simbolisme: Definisi, Sejarah, dan Fungsinya

Implementasi Bhinneka Tunggal Ika di Indonesia

Semboyan Bhinneka Tunggal Ika telah diimplementasikan dalam berbagai aspek kehidupan di Indonesia. Mulai dari pendidikan, politik, hingga kehidupan sehari-hari. Pendidikan di Indonesia mengajarkan tentang pentingnya toleransi dan menghargai perbedaan. Di bidang politik, semboyan Bhinneka Tunggal Ika menjadi dasar dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Di kehidupan sehari-hari, semboyan ini mengajarkan tentang pentingnya menghargai perbedaan dan saling menghormati satu sama lain.

Kesimpulan

Bhinneka Tunggal Ika adalah semboyan bangsa Indonesia yang mengajarkan tentang pentingnya keragaman dan persatuan dalam kehidupan bermasyarakat. Meskipun berasal dari bahasa Jawa Kuno, namun terdapat pengaruh dari bahasa Sansekerta. Semboyan ini telah diimplementasikan dalam berbagai aspek kehidupan di Indonesia dan menjadi dasar dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

Referensi

OhPedia Lainnya