KONFLIK Israel-Palestina merupakan salah satu isu politik dan geopolitik paling kompleks dan berkepanjangan di dunia modern. Dalam labirin konflik ini, dua entitas politik Palestina, Hamas dan Fatah, memainkan peran krusial. Masing-masing dengan sejarah, ideologi, dan metode yang berbeda, mereka menjadi figur sentral dalam dinamika politik dan sosial Palestina serta dalam konflik yang lebih luas dengan Israel.
Artikel ini bertujuan untuk menyediakan wawasan mendalam tentang asal usul, ideologi, strategi, dan pengaruh kedua kelompok ini, baik dalam konteks internal Palestina maupun dalam hubungan internasional.
Artikel ini akan menguraikan dengan jelas dan rinci aspek-aspek penting dari kedua entitas ini, mulai dari pendirian dan sejarah, ideologi dan tujuan, metode dan strategi, hingga peran mereka dalam pemerintahan, pengaruh di kancah internasional, dan dinamika konflik Israel-Palestina.
Baca juga: Aleksander Agung: Kehidupan Awal dan Latar Belakangnya
Sejarah Pembentukan
Hamas dan Fatah adalah dua entitas politik dan militer yang paling berpengaruh dalam politik Palestina modern, namun dengan latar belakang dan sejarah yang berbeda. Fatah, didirikan tahun 1959, merupakan gerakan politik dan militer utama dalam Organisasi Pembebasan Palestina (PLO). Dikenal dengan perannya dalam perjuangan Palestina sejak awal, Fatah dipimpin oleh Yasser Arafat hingga kematiannya tahun 2004. Organisasi ini memiliki pengaruh besar dalam politik Palestina dan telah menjadi wajah diplomatik perjuangan Palestina di kancah internasional.
Di sisi lain, Hamas didirikan tahun 1987 sebagai cabang dari Gerakan Ikhwanul Muslimin di Palestina. Organisasi ini muncul selama Intifada Pertama sebagai respon terhadap pendudukan Israel dan kondisi sosio-ekonomi yang buruk di Gaza dan Tepi Barat. Berbeda dengan Fatah, Hamas memperoleh dukungan dari basis rakyat yang lebih religius dan konservatif. Hamas menarik perhatian internasional dengan serangkaian aksi militan dan serangan roket ke wilayah Israel.
Ideologi dan Tujuan
Fatah dan Hamas memiliki ideologi dan tujuan yang berbeda meskipun keduanya berjuang untuk kemerdekaan Palestina. Fatah, sebagai bagian dari PLO, secara historis mengadopsi pendekatan sekuler dan nasionalis dalam perjuangannya. Organisasi ini berupaya mendirikan sebuah negara Palestina independen melalui negosiasi dan proses politik, seperti yang terlihat dalam keterlibatannya dalam Perjanjian Oslo. Fatah lebih fokus pada pembentukan struktur pemerintahan dan diplomasi internasional.
Baca juga: Mengenal Ciri-Ciri Simbolisme
Adapun Hamas memiliki ideologi yang lebih religius dan fundamentalis. Organisasi ini tidak hanya menargetkan kemerdekaan Palestina, tetapi juga penggabungan identitas Islam dalam perjuangannya. Hamas menolak mengakui keberadaan Israel dan secara historis lebih memilih perlawanan bersenjata dan serangan militan sebagai sarana mencapai tujuannya. Meskipun demikian, Hamas juga memainkan peran penting dalam pemberian layanan sosial dan kesejahteraan masyarakat di wilayah yang mereka kuasai.
Perbedaan utama antara Hamas dan Fatah terletak pada pendekatan, ideologi, dan metode yang mereka gunakan dalam perjuangan Palestina. Meskipun keduanya memiliki tujuan akhir yang serupa, yaitu kemerdekaan Palestina, cara mereka mencapai tujuan tersebut sangat berbeda, yang mencerminkan perbedaan dalam sejarah, dukungan politik, dan pandangan dunia mereka.
Metode dan Strategi
Fatah telah lama mengadopsi pendekatan yang lebih moderat dan diplomatis dalam perjuangannya. Organisasi ini memprioritaskan dialog, negosiasi politik, dan proses perdamaian, seperti yang terlihat dalam keterlibatannya dalam Perjanjian Oslo dan hubungan yang relatif lebih stabil dengan negara-negara Barat. Fatah cenderung menggunakan taktik yang lebih konvensional dalam politik, seperti pemilihan dan diplomasi internasional, untuk memajukan tujuan mereka.
Baca juga: Apa Itu Simbolisme: Definisi, Sejarah, dan Fungsinya
Berbeda dengan Fatah, Hamas menggunakan kombinasi perlawanan bersenjata dan aktivisme politik. Organisasi ini terkenal dengan penggunaan taktik militan, termasuk serangan roket dan serangan bunuh diri terhadap target Israel, yang mereka anggap sebagai bentuk perlawanan yang sah. Di samping itu, Hamas juga terlibat dalam politik lokal dan menyediakan jaringan layanan sosial yang luas di wilayah yang mereka kontrol. Kedua aspek ini—perlawanan bersenjata dan aktivisme politik—menjadi ciri khas strategi Hamas.
Pemerintahan dan Pengaruh
Fatah memiliki peran kunci dalam Pemerintahan Otoritas Palestina (PA), yang merupakan entitas pemerintahan semi-otonom di Tepi Barat. Fatah memainkan peran penting dalam pembentukan dan pengoperasian struktur pemerintahan PA, termasuk kepolisian dan birokrasi. Pengaruh Fatah dalam politik Palestina terutama terlihat melalui kontrolnya atas lembaga-lembaga pemerintahan ini.
Di lain pihak, Hamas mendominasi pemerintahan di Jalur Gaza sejak mengambil alih wilayah tersebut tahun 2007. Hamas mengelola administrasi sipil dan keamanan di Gaza, dan telah membangun struktur pemerintahan yang berbeda dari Otoritas Palestina. Pengaruh Hamas terutama terlihat dalam pemerintahan lokal dan penyediaan layanan sosial, serta dalam perlawanan bersenjata terhadap Israel. Kedua entitas ini, Fatah di Tepi Barat dan Hamas di Gaza, mencerminkan pembagian kekuasaan politik dan geografis yang kompleks dalam politik Palestina.
Hubungan Internasional
Dalam konteks hubungan internasional, Fatah, melalui Otoritas Palestina, telah membangun hubungan diplomatik dengan sejumlah negara dan organisasi internasional. Fatah diakui sebagai perwakilan resmi Palestina di PBB dan memiliki hubungan yang relatif lebih baik dengan negara-negara Barat dan beberapa negara Arab. Dukungan ini penting bagi aspirasi politik Fatah, termasuk pembentukan negara Palestina independen.
Hamas, di sisi lain, sering dianggap sebagai organisasi teroris oleh sejumlah negara, termasuk Amerika Serikat dan Uni Eropa, yang membatasi kemampuannya untuk beroperasi di kancah internasional. Namun, Hamas menerima dukungan dari beberapa negara dan aktor non-negara di Timur Tengah, termasuk Iran, yang memberikan bantuan finansial dan militer. Hubungan Hamas ini sering menambah kompleksitas dinamika geopolitik di kawasan tersebut.
Peran dalam Konflik Israel-Palestina
Fatah dan Hamas memiliki peran yang berbeda dalam konflik Israel-Palestina. Fatah, melalui Otoritas Palestina, telah berpartisipasi dalam berbagai upaya perdamaian dengan Israel, meskipun dengan kemajuan yang terbatas. Peranan Fatah dalam konflik ini sering kali bersifat diplomatik, mencari solusi melalui negosiasi dan kompromi. Meskipun demikian, sejarah Fatah juga mencakup periode perlawanan bersenjata, terutama sebelum Perjanjian Oslo.
Sementara itu, Hamas telah mengambil peran yang lebih konfrontatif dalam konflik. Organisasi ini menolak pengakuan Israel dan memilih perlawanan bersenjata sebagai metode utama. Hamas terlibat dalam peluncuran roket, serangan bunuh diri, dan bentuk perlawanan lainnya terhadap Israel, yang sering menimbulkan konflik bersenjata dengan pasukan Israel, khususnya di Jalur Gaza.