INDEKS Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI) merupakan sebuah ukuran komprehensif yang digunakan untuk menggambarkan kualitas hidup dan kemajuan pembangunan suatu negara. IPM dikembangkan Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP) dan pertama kali diperkenalkan pada tahun 1990. IPM mengukur tiga aspek penting: kesehatan, pendidikan, dan standar hidup. Tulisan ini akan membahas secara rinci ketiga komponen utama tersebut.
Kesehatan
Kesehatan merupakan salah satu indikator utama dalam mengukur IPM. Aspek ini menekankan pada harapan hidup saat kelahiran, yang merupakan ukuran efektif untuk menilai kualitas kesehatan di suatu negara. Harapan hidup saat lahir adalah indikator kunci dalam mengukur kualitas kesehatan suatu negara.
Menurut Amartya Sen dalam bukunya "Development as Freedom" (1999), harapan hidup yang tinggi mencerminkan akses yang baik terhadap layanan kesehatan, nutrisi yang memadai, dan kualitas hidup yang baik secara umum. Harapan hidup yang tinggi juga menunjukkan efektivitas sistem kesehatan publik dan tingkat kesadaran masyarakat tentang kesehatan.
Baca juga: Aleksander Agung: Kehidupan Awal dan Latar Belakangnya
Harapan hidup itu mengacu pada jumlah tahun rata-rata yang diharapkan dapat dijalani oleh bayi yang baru lahir, jika pola kematian saat ini tetap konstan sepanjang hidup mereka. Harapan hidup yang tinggi menunjukkan bahwa penduduk negara tersebut umumnya menikmati akses yang baik ke layanan kesehatan, nutrisi yang memadai, dan lingkungan yang sehat.
Misalnya, negara-negara dengan akses yang luas ke layanan kesehatan berkualitas, seperti Kanada dan Australia, sering kali memiliki angka harapan hidup yang tinggi.
Kualitas layanan kesehatan, termasuk pencegahan penyakit dan pengobatan, berperan besar dalam meningkatkan harapan hidup. Selain itu, faktor-faktor seperti sanitasi, air bersih, dan nutrisi juga penting dalam menentukan kualitas kesehatan populasi. Pada dasarnya, harapan hidup saat lahir adalah cerminan dari seberapa efektif suatu negara dalam menangani masalah kesehatan masyarakat.
Baca juga: Mengenal Ciri-Ciri Simbolisme
Faktor kesehatan memiliki dampak signifikan terhadap perhitungan IPM. IPM menggabungkan harapan hidup sebagai komponen utama karena kesehatan dianggap sebagai prasyarat dasar untuk pembangunan manusia. Kesehatan yang buruk tidak hanya memengaruhi kualitas hidup individu, tetapi juga membatasi kapasitas mereka untuk mendapatkan pendidikan dan berpartisipasi secara aktif dalam ekonomi.
Investasi dalam kesehatan masyarakat, seperti program imunisasi, pendidikan kesehatan, dan akses ke layanan kesehatan yang terjangkau, secara langsung meningkatkan harapan hidup. Ini, pada gilirannya, meningkatkan skor IPM suatu negara. Oleh karena itu, kebijakan kesehatan yang efektif dianggap sebagai investasi dalam pembangunan manusia itu sendiri.
Menurut World Health Organization (WHO) dalam laporan "World Health Statistics" (2022), ada hubungan langsung antara peningkatan kesehatan dan pertumbuhan ekonomi. Negara-negara yang berhasil mengatasi masalah kesehatan masyarakat cenderung menunjukkan peningkatan dalam IPM. Ini menunjukkan bahwa kesehatan adalah lebih dari sekadar aspek biologis; ini adalah pilar fundamental dalam pembangunan manusia dan sosial ekonomi.
Baca juga: Apa Itu Simbolisme: Definisi, Sejarah, dan Fungsinya
Pendidikan
Pendidikan adalah komponen kedua dalam IPM. Indikator utama dalam aspek pendidikan adalah rata-rata jumlah tahun sekolah yang diikuti oleh penduduk dewasa dan jumlah tahun sekolah yang diharapkan untuk anak-anak usia sekolah.
Rata-rata lama sekolah adalah salah satu indikator utama dalam mengukur komponen pendidikan IPM. Indikator ini mengukur jumlah tahun rata-rata pendidikan yang telah diselesaikan oleh penduduk dewasa (umur 25 tahun ke atas).
Hal itu mencerminkan komitmen negara terhadap pendidikan dalam sejarahnya dan menunjukkan tingkat pendidikan yang telah dicapai oleh rata-rata warga dewasa. Rata-rata lama sekolah yang lebih tinggi menunjukkan bahwa penduduk suatu negara memiliki akses yang lebih baik ke pendidikan dan telah menyelesaikan lebih banyak tahun pendidikan formal.
Menurut "Global Education Monitoring Report" oleh UNESCO (2021), investasi dalam pendidikan dasar dan menengah yang berkualitas telah terbukti meningkatkan rata-rata lama sekolah di banyak negara.
Sementara itu, harapan lama sekolah menunjukkan jumlah tahun pendidikan yang diharapkan untuk anak usia sekolah. Indikator ini memproyeksikan masa depan pendidikan suatu negara berdasarkan data saat ini tentang pendaftaran sekolah.
Harapan lama sekolah yang tinggi menandakan bahwa anak-anak di negara tersebut memiliki akses yang lebih baik ke pendidikan dan diharapkan menghabiskan lebih banyak waktu dalam pendidikan formal. Hal ini penting karena mencerminkan investasi suatu negara dalam pendidikan untuk generasi mendatang dan potensi untuk pertumbuhan dan perkembangan di masa depan.
Pendidikan memainkan peran krusial dalam IPM karena langsung memengaruhi kemampuan dan peluang seseorang. Menurut Amartya Sen dalam "Development as Freedom" (1999), pendidikan tidak hanya meningkatkan keterampilan dan pengetahuan, tetapi juga memperkuat kemampuan individu untuk membuat pilihan dan meningkatkan peluang ekonomi dan sosial. Pendidikan berkualitas tinggi telah terbukti meningkatkan produktivitas, kreativitas, dan inovasi, yang semua ini penting untuk pertumbuhan ekonomi dan kemajuan sosial.
Negara-negara dengan investasi tinggi dalam pendidikan cenderung memiliki skor IPM yang lebih tinggi karena pendidikan memengaruhi aspek-aspek lain dari pembangunan manusia, termasuk kesehatan dan standar hidup.
Pendidikan yang lebih baik dapat menyebabkan peningkatan kesadaran kesehatan, pengurangan kemiskinan, dan pemberdayaan perempuan dan kelompok minoritas. Ini menunjukkan bahwa pendidikan bukan hanya tujuan dalam dirinya sendiri, tetapi juga alat penting untuk mencapai pembangunan manusia yang lebih luas.
Negara-negara dengan sistem pendidikan yang baik, seperti Finlandia dan Singapura, sering kali memiliki skor IPM yang tinggi.
Standar Hidup
Standar hidup adalah komponen ketiga dalam IPM. Dalam IPM, standar hidup diukur menggunakan Pendapatan Nasional Bruto (PNB) per kapita yang disesuaikan berdasarkan paritas daya beli.
PNB per kapita merupakan indikator ekonomi yang menggambarkan pendapatan rata-rata per orang dalam suatu negara. Pengukuran ini memberikan gambaran tentang kemakmuran ekonomi umum dan tingkat kekayaan yang dinikmati oleh rata-rata warga negara. PNB yang tinggi biasanya menunjukkan bahwa warga negara memiliki akses yang lebih baik ke barang dan jasa, yang merupakan aspek penting dari kualitas hidup yang lebih tinggi.
PNB per kapita adalah indikator penting karena secara langsung berkaitan dengan kemampuan suatu negara untuk menyediakan layanan dan infrastruktur bagi warganya. Pendapatan yang lebih tinggi dapat memungkinkan pemerintah untuk berinvestasi lebih banyak dalam layanan kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur sosial, yang semuanya penting untuk pembangunan manusia yang berkelanjutan.
Menurut Bank Dunia dalam laporan "World Development Report" (2022), terdapat korelasi positif antara PNB per kapita yang tinggi dengan peningkatan kualitas hidup, termasuk kesehatan dan pendidikan.
Standar hidup memiliki peran yang sangat penting dalam pembangunan manusia. Tingkat pendapatan yang lebih tinggi seringkali berkorelasi dengan peningkatan akses ke barang dan jasa esensial, seperti perumahan yang layak, nutrisi yang memadai, air bersih, dan layanan kesehatan.
Pendapatan yang lebih tinggi juga memberikan individu lebih banyak pilihan dan kebebasan dalam kehidupan mereka, memungkinkan mereka untuk berinvestasi dalam pendidikan dan kesehatan, dan menyediakan peluang untuk mobilitas sosial dan ekonomi yang lebih besar.
Selain itu, standar hidup yang lebih tinggi seringkali terkait dengan peningkatan kestabilan sosial dan politik. Negara-negara dengan PNB per kapita yang tinggi seperti Norwegia dan Swiss tidak hanya menunjukkan tingkat kesejahteraan yang tinggi tetapi juga tingkat kepuasan hidup yang lebih tinggi di antara warganya, menurut "World Happiness Report" yang diterbitkan oleh United Nations Sustainable Development Solutions Network (2021).