Sejumlah Dampak dari Kesenjangan Ekonomi dan Sosial

11/12/2023, 11:09 WIB
Artikel dan Ilustrasi ini dibuat dengan bantuan artificial intelligence (AI). Dimohon untuk bijak memanfaatkan informasi. Jika Anda menemukan ada kesalahan informasi atau kesalahan konteks, silakan memberitahu kami ke feedbackohbegitu@gmail.com
Sejumlah Dampak dari Kesenjangan Ekonomi dan Sosial
Dampak kesenjangan (Midjourney)
Table of contents
Editor: EGP

DI era globalisasi dan kemajuan teknologi yang pesat, kita dihadapkan pada paradoks yang mencolok: kemakmuran ekonomi yang meningkat di satu sisi, dan kesenjangan ekonomi dan sosial yang melebar di sisi lain. Kesenjangan ini bukan hanya sebuah statistik ekonomi, tetapi memiliki implikasi yang luas dan mendalam pada berbagai aspek kehidupan. 

Tulisan ini bertujuan untuk menyelami dampak dari kesenjangan ekonomi dan sosial, yang meliputi ketidakstabilan sosial, pengaruh pada kesehatan dan kesejahteraan, serta dampaknya pada ekonomi secara keseluruhan.

Ketidakstabilan Sosial

Kesenjangan ekonomi dan sosial sering kali menjadi pemicu ketidakstabilan sosial. Ketika sebagian masyarakat merasa ditinggalkan atau tidak mendapatkan bagian yang adil dari kemakmuran ekonomi, hal ini dapat menimbulkan rasa ketidakpuasan dan ketidakpercayaan terhadap sistem dan pemerintahan. Menurut Thomas Piketty dalam bukunya "Capital in the Twenty-First Century" (2014), ketidaksetaraan yang tajam dapat mengarah pada peningkatan ketegangan sosial dan politik.

Baca juga: Aleksander Agung: Kehidupan Awal dan Latar Belakangnya

Ketidaksetaraan ekonomi memperburuk perbedaan kelas sosial. Ini menimbulkan jurang yang semakin lebar antara kaya dan miskin. Penelitian Joseph Stiglitz dalam "The Price of Inequality" (2012) menunjukkan bahwa ketidaksetaraan ekonomi yang meningkat dapat mengakibatkan terkikisnya mobilitas sosial, sehingga memperkuat batas-batas kelas sosial dan mengurangi peluang bagi individu untuk memperbaiki kondisi ekonomi mereka.

Ketidaksetaraan membawa dampak psikologis. Ketika individu merasa tidak memiliki kontrol atas kehidupan ekonomi mereka, ini dapat mengarah pada peningkatan stres dan masalah kesehatan mental.

Studi Richard Wilkinson dan Kate Pickett dalam "The Spirit Level: Why More Equal Societies Almost Always Do Better" (2009) menunjukkan bahwa negara-negara dengan tingkat ketidaksetaraan yang lebih tinggi cenderung memiliki masalah kesehatan mental yang lebih serius.

Baca juga: Mengenal Ciri-Ciri Simbolisme

Selanjutnya, ketidakstabilan sosial dapat mengarah pada peningkatan kejahatan. Penelitian menunjukkan bahwa ketidaksetaraan sering kali berkorelasi dengan tingkat kejahatan yang lebih tinggi.

Gary Becker, dalam "Crime and Punishment: An Economic Approach" (1968), menekankan bahwa ketika kesempatan ekonomi berkurang, beberapa individu mungkin berpaling ke aktivitas kriminal sebagai cara untuk bertahan hidup.

Terakhir, ketidakstabilan sosial berdampak terhadap demokrasi. Kesenjangan yang meningkat dapat menyebabkan rasa ketidakpuasan terhadap pemerintah dan institusi demokrasi, yang pada gilirannya dapat mengancam stabilitas politik. Francis Fukuyama dalam "Political Order and Political Decay" (2014) menekankan bahwa ketidakstabilan sosial yang diakibatkan oleh ketidaksetaraan dapat menggerogoti fondasi demokrasi.

Baca juga: Apa Itu Simbolisme: Definisi, Sejarah, dan Fungsinya

Pengaruh pada Kesehatan dan Kesejahteraan

Kesenjangan ekonomi dan sosial tidak hanya memengaruhi stabilitas sosial, tetapi juga berdampak signifikan pada kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. 

Pertama-tama, kesenjangan ekonomi seringkali berkaitan dengan akses yang tidak merata terhadap layanan kesehatan. Individu dari latar belakang ekonomi yang lebih rendah cenderung memiliki akses yang terbatas pada perawatan kesehatan berkualitas.

Michael Marmot dalam "The Health Gap: The Challenge of an Unequal World" (2015) menekankan bahwa faktor sosioekonomi adalah penentu utama kesehatan, dan ketidaksetaraan dalam hal ini dapat menyebabkan perbedaan besar dalam hasil kesehatan.

Kedua, ketidaksetaraan ekonomi juga dapat memengaruhi pola makan dan gizi. Ketika sumber daya terbatas, keluarga dengan pendapatan lebih rendah mungkin tidak mampu membeli makanan yang sehat dan bergizi. Penelitian oleh Marion Nestle dalam "Food Politics: How the Food Industry Influences Nutrition and Health" (2007) menunjukkan bahwa ketidaksetaraan seringkali berkorelasi dengan pola makan yang tidak sehat, yang dapat menyebabkan masalah kesehatan kronis seperti obesitas dan diabetes.

Ketiga, stres ekonomi akibat kesenjangan sosial dan ekonomi dapat berdampak buruk pada kesehatan mental. Riset oleh Daniel Kahneman dan Angus Deaton menunjukkan bahwa stres keuangan dapat meningkatkan risiko depresi dan kecemasan.

Dalam "High Income Improves Evaluation of Life but not Emotional Well-being" (2010), mereka mengungkapkan bahwa ketidaksetaraan dapat menimbulkan beban psikologis yang signifikan pada mereka yang berada di bagian bawah hierarki sosial.

Keempat, kesenjangan ini juga berdampak pada kualitas hidup secara keseluruhan. Ketidaksetaraan ekonomi dan sosial dapat mengurangi akses ke pendidikan berkualitas, perumahan yang layak, dan kesempatan rekreasi, semua faktor yang penting untuk kesejahteraan.

Dalam bukunya "Inequality: What Can Be Done?" (2015), Anthony B. Atkinson menekankan bahwa ketidaksetaraan yang meningkat dapat mengurangi kualitas hidup secara umum, bahkan bagi mereka yang tidak terlalu miskin.

Pengaruh pada Ekonomi

Kesenjangan ekonomi dan sosial tidak hanya memengaruhi aspek sosial dan kesehatan, tetapi juga memiliki dampak signifikan pada ekonomi secara keseluruhan.

Pertama, kesenjangan yang tinggi dapat menghambat pertumbuhan ekonomi. Teori ekonomi modern, seperti yang dijelaskan Joseph Stiglitz dalam "The Price of Inequality" (2012), menunjukkan bahwa ketika kekayaan terkonsentrasi di tangan segelintir orang, konsumsi secara keseluruhan cenderung menurun. Hal ini disebabkan karena orang-orang dengan pendapatan lebih rendah, yang cenderung menghabiskan proporsi lebih besar dari pendapatan mereka, memiliki daya beli yang terbatas.

Kedua, kesenjangan yang ekstrem dapat menyebabkan ketidakstabilan ekonomi. Dalam "Fault Lines: How Hidden Fractures Still Threaten the World Economy" (2010), Raghuram Rajan berargumen bahwa ketidaksetaraan pendapatan yang besar dapat menyebabkan krisis ekonomi, karena menyebabkan peningkatan hutang dan spekulasi keuangan yang berlebihan, terutama di kalangan masyarakat berpendapatan rendah yang berusaha untuk mempertahankan standar hidup.

Ketiga, kesenjangan ekonomi dan sosial berdampak pada investasi dalam modal manusia. Kurangnya investasi dalam pendidikan dan pelatihan bagi masyarakat berpendapatan rendah dapat mengurangi produktivitas dan inovasi.

James J. Heckman dalam "The Economics of Inequality: The Value of Early Childhood Education" (2011) menekankan bahwa investasi awal dalam pendidikan anak-anak dari keluarga berpendapatan rendah sangat penting untuk pengembangan modal manusia dan pertumbuhan ekonomi jangka panjang.

Keempat, kesenjangan ini juga memengaruhi keadilan dan efisiensi dalam sistem perpajakan dan redistribusi pendapatan. Sistem perpajakan yang tidak adil dapat memperburuk ketidaksetaraan dan mengurangi efisiensi ekonomi. Piketty dalam "Capital in the Twenty-First Century" (2014) membahas bagaimana sistem pajak progresif dan redistribusi pendapatan dapat membantu mengurangi ketidaksetaraan dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih seimbang.

OhPedia Lainnya