UKRAINA dan Rusia, dua bangsa dengan sejarah bersama yang panjang, terutama ketika berbicara tentang periode Uni Soviet. Namun, hubungan antara kedua bangsa ini menjadi lebih kompleks saat Uni Soviet bubar dan Ukraina memperoleh kemerdekaannya.
Artikel ini akan menelisik lebih dalam mengenai gerakan kemerdekaan Ukraina, bubarnya Uni Soviet, pengakuan Rusia terhadap kemerdekaan Ukraina, serta permasalahan terkait Krimea dan populasi Rusia di Ukraina.
Gerakan Kemerdekaan
Tahun 1980-an, gerakan nasionalis di Ukraina mulai mendapatkan momentum di tengah ketegangan politik dan sosial yang melanda Uni Soviet. Glasnost dan Perestroika, dua kebijakan reformasi yang dicanangkan oleh Mikhail Gorbachev, pemimpin Uni Soviet saat itu, memberikan ruang bagi ekspresi kebebasan berpendapat dan kritisisme terhadap pemerintah (Brown, The Gorbachev Factor, 1996).
Baca juga: Aleksander Agung: Kehidupan Awal dan Latar Belakangnya
Walaupun tujuannya untuk memperkuat Uni Soviet, efek tak terduga muncul: bangkitnya semangat nasionalisme di banyak republik soviet, termasuk Ukraina.
Gerakan kemerdekaan di Ukraina diperkuat oleh tragedi Chernobyl pada 1986. Kecelakaan nuklir tersebut menyoroti kelalaian pemerintah Uni Soviet dan menjadi titik tolak bagi banyak warga Ukraina untuk menuntut hak-hak mereka (Plokhy, Chernobyl: History of a Tragedy, 2018).
Dalam beberapa tahun berikutnya, gerakan demi kemerdekaan menjadi semakin besar dan terorganisir.
Baca juga: Mengenal Ciri-Ciri Simbolisme
Bubarnya Uni Soviet
Pada akhir 1991, Uni Soviet semakin goyah. Sebelumnya, pada Agustus, terjadi upaya kudeta oleh kelompok garis keras di Kremlin yang gagal, memberikan sinyal bahwa kekuatan pusat Uni Soviet semakin lemah (Kotkin, Armageddon Averted: The Soviet Collapse, 1970-2000, 2001).
Republik-republik dalam Uni Soviet mulai mendeklarasikan kemerdekaannya satu per satu, termasuk Ukraina yang melakukan referendum kemerdekaan pada Desember 1991.
Dengan dukungan lebih dari 90 persen suara, Ukraina resmi menjadi negara merdeka. Keputusan ini tentunya memengaruhi Uni Soviet secara keseluruhan.
Baca juga: Apa Itu Simbolisme: Definisi, Sejarah, dan Fungsinya
Tak lama setelahnya, pada 25 Desember 1991, Uni Soviet resmi bubar dan mengakhiri eksistensinya sebagai kekuatan super dunia. Dengan bubarnya Uni Soviet, Ukraina dan Rusia kemudian memulai babak baru dalam hubungan bilateral mereka yang terus berkembang hingga saat ini.
Pengakuan Rusia terhadap Kemerdekaan Ukraina
Ketika Ukraina memutuskan untuk merdeka, mata dunia, khususnya Rusia, tertuju padanya. Bagi Rusia, Ukraina bukanlah sekedar tetangga; kedua negara memiliki sejarah, budaya, dan ikatan politik yang sangat mendalam.
Oleh karena itu, respons Rusia terhadap kemerdekaan Ukraina menjadi hal yang sangat penting dalam konteks regional dan geopolitik.
Dalam suasana kacau pasca-upaya kudeta di Moskwa pada Agustus 1991 dan seiring dengan semakin banyaknya republik di Uni Soviet yang mendeklarasikan kemerdekaan, posisi Rusia menjadi sangat kritis.
Kondisi ekonomi Rusia saat itu sedang tidak stabil dan transisi politik juga sedang berlangsung. Namun, mengingat pentingnya Ukraina dalam konteks strategis dan historis bagi Rusia, keputusan mengenai pengakuan kemerdekaan Ukraina tidak dapat diambil sembarangan.
Pada awal Desember 1991, dengan dukungan mayoritas besar dalam referendum, Ukraina memutuskan untuk merdeka. Hanya beberapa hari kemudian, tepatnya pada 3 Desember, Presiden Rusia saat itu, Boris Yeltsin, mengambil langkah bersejarah dengan mengakui kemerdekaan Ukraina.
Keputusan Yeltsin ini bukan tanpa alasan. Rusia, yang saat itu sedang berusaha membangun citra baru di mata dunia pasca-kejatuhan Uni Soviet, memandang pengakuan ini sebagai langkah diplomatis untuk menunjukkan komitmennya terhadap prinsip kedaulatan dan integritas teritorial negara-negara tetangganya (Shevtsova, Russia: Lost in Transition: The Yeltsin and Putin Legacies, 2007).
Meskipun demikian, pengakuan ini tidak serta-merta memastikan hubungan yang harmonis antara kedua negara. Sejumlah isu, seperti status Krimea, flota Laut Hitam, serta isu-isu ekonomi dan energi, tetap menjadi titik perdebatan antara Ukraina dan Rusia di tahun-tahun berikutnya.
Namun, pengakuan kemerdekaan Ukraina oleh Rusia tetap menjadi momen penting yang menandai awal dari sebuah era baru dalam hubungan bilateral kedua negara.
Permasalahan terkait Krimea dan Populasi Rusia di Ukraina
Salah satu masalah yang paling menonjol dalam hubungan Ukraina-Rusia adalah status Krimea. Semenanjung ini memang punya sejarah yang kompleks; pernah menjadi bagian dari Rusia sebelum akhirnya diserahkan ke Ukraina oleh Uni Soviet pada tahun 1954.
Ketika Ukraina merdeka, Krimea tetap menjadi bagian dari negara baru ini, tetapi dengan status otonomi khusus (O'Loughlin, Crimea: The Place and the Politics, 2015).
Seiring waktu, masalah Krimea semakin memanas, terutama karena sebagian besar penduduk Krimea adalah etnis Rusia. Tidak mengherankan jika banyak warga di sana yang merasa lebih dekat secara kultural dan politik dengan Rusia dibanding Ukraina.
Ketegangan ini mencapai puncaknya pada 2014, saat Rusia melakukan aneksasi Krimea setelah sebuah referendum yang kontroversial.
Selain Krimea, isu lain yang seringkali muncul adalah keberadaan populasi etnis Rusia di Ukraina, terutama di bagian timur negara ini. Wilayah ini selalu menjadi titik api dalam hubungan antara Ukraina dan Rusia.
Populasi Rusia di Ukraina seringkali digunakan oleh pihak-pihak tertentu sebagai alasan atau justifikasi untuk melakukan tindakan politik atau militer, termasuk usaha untuk memengaruhi kebijakan domestik Ukraina (Wilson, Ukraine Crisis: What It Means for the West, 2014).
Kedua masalah ini menunjukkan betapa rumitnya hubungan antara Ukraina dan Rusia, meski keduanya memiliki sejarah dan budaya yang sangat berdekatan. Krimea dan populasi etnis Rusia di Ukraina akan terus menjadi isu yang memengaruhi hubungan kedua negara dalam waktu yang lama, dan menjadi salah satu fokus utama dalam diplomasi regional dan internasional.
Referensi:
Brown, Archie. The Gorbachev Factor. Oxford University Press, 1996.
Plokhy, Serhii. Chernobyl: History of a Tragedy. Allen Lane, 2018.
Kotkin, Stephen. Armageddon Averted: The Soviet Collapse, 1970-2000. Oxford University Press, 2001.
Remnick, David. Resurrection: The Struggle for a New Russia. Random House, 1997.
Shevtsova, Lilia. Russia: Lost in Transition: The Yeltsin and Putin Legacies. Carnegie Endowment, 2007.
O'Loughlin, John. Crimea: The Place and the Politics. GeoJournal, 2015.
Wilson, Andrew. Ukraine Crisis: What It Means for the West. Yale University Press, 2014.