SEJARAH dunia telah mencatat bagaimana fasisme berdampak besar pada kehidupan masyarakat dan struktur politik suatu negara. Dari ideologi ini, kita dapat belajar untuk memahami dan mencegah munculnya ideologi ekstrem di masa depan.
Menghindari Pengulangan Sejarah
Sejarah fasisme mencerminkan masa kelam kemanusiaan di mana pemimpin seperti Benito Mussolini dan Adolf Hitler mengimplementasikan kebijakan-kebijakan otoriter yang berakibat pada kerugian jiwa yang tak terhitung jumlahnya (Shirer, The Rise and Fall of the Third Reich, 1960).
Pada masa tersebut, pendekatan otoriter dan represif digunakan untuk memaksa keseragaman dan menekan perbedaan, mengakibatkan hilangnya kebebasan individu dan terjadinya pembantaian massal terhadap kelompok tertentu.
Baca juga: Aleksander Agung: Kehidupan Awal dan Latar Belakangnya
Untuk menghindari pengulangan tragedi sejarah, kita perlu menjadi masyarakat yang kritis dan sadar sejarah. Edukasi tentang era fasisme perlu diajarkan di sekolah-sekolah dan institusi pendidikan lainnya untuk memastikan generasi muda memahami risiko dan bahaya dari ideologi ekstrem ini.
Selain itu, keterlibatan aktif masyarakat dalam proses demokrasi juga penting untuk memastikan bahwa pemimpin yang memegang prinsip-prinsip fasisme tidak kembali berkuasa.
Pentingnya Pemahaman terhadap Ideologi Ekstrem
Fasisme, seperti ideologi ekstrem lainnya, tidak muncul dalam vakum. Ini adalah respons terhadap krisis ekonomi, politik, dan sosial yang dirasakan oleh banyak masyarakat (Paxton, The Anatomy of Fascism, 2004). Dengan memahami latar belakang dan pendorong dari ideologi ini, kita dapat lebih mudah mengidentifikasi tanda-tanda awal munculnya ideologi ekstrem di masa depan.
Baca juga: Mengenal Ciri-Ciri Simbolisme
Pentingnya memahami fasisme juga terletak pada kemampuan kita untuk mengidentifikasi dan menentang retorika dan praktik yang mirip dengan fasisme, bahkan jika mereka tidak secara eksplisit mengidentifikasi diri sebagai fasis.
Dengan demikian, pemahaman yang mendalam tentang fasisme dan karakteristiknya dapat membantu masyarakat mencegah penyebaran ideologi serupa di masa depan.
Relevansi Fasisme dalam Konteks Modern
Beberapa orang mungkin berargumen bahwa fasisme adalah relik dari masa lalu, realitasnya adalah bahwa prinsip-prinsip dasar fasisme masih ada dan relevan di banyak masyarakat kontemporer.
Baca juga: Apa Itu Simbolisme: Definisi, Sejarah, dan Fungsinya
Di seluruh dunia, kita melihat munculnya gerakan nasionalis, xenofobia, dan populisme yang menarik inspirasi dari retorika dan taktik fasisme (Griffin, Modernism and Fascism: The Sense of a Beginning under Mussolini and Hitler, 2007).
Sebagai masyarakat global, tanggung jawab kita adalah untuk tetap waspada terhadap munculnya ideologi dan praktek-praktek ini. Melalui pemahaman sejarah fasisme dan ciri-cirinya, kita dapat lebih siap untuk menentang dan melawan ideologi dan praktek-praktek ini di masa depan.
Referensi:
Shirer, William L. The Rise and Fall of the Third Reich. Simon & Schuster, 1960.
Paxton, Robert O. The Anatomy of Fascism. Alfred A. Knopf, 2004.
Gentile, Emilio. The Sacralization of Politics in Fascist Italy. Harvard University Press, 1996.
Griffin, Roger. Modernism and Fascism: The Sense of a Beginning under Mussolini and Hitler. Palgrave Macmillan, 2007.