Menengok Sejarah dan Perkembangan Ekonomi Sirkular

14/12/2023, 16:59 WIB
Artikel dan Ilustrasi ini dibuat dengan bantuan artificial intelligence (AI). Dimohon untuk bijak memanfaatkan informasi. Jika Anda menemukan ada kesalahan informasi atau kesalahan konteks, silakan memberitahu kami ke feedbackohbegitu@gmail.com
Menengok Sejarah dan Perkembangan Ekonomi Sirkular
Ekonomi Sirkular (Midjourney)
Table of contents
Editor: EGP

EKONOMI sirkular, sebuah konsep yang bertujuan untuk mengurangi limbah dan memaksimalkan penggunaan sumber daya, telah berkembang secara signifikan sejak pertama kali muncul pada tahun 1970-an. Artikel ini memberikan tinjauan komprehensif tentang evolusi ekonomi sirkular, mulai dari asal-usulnya, pengembangan teoritis, hingga meningkatnya penerimaan dan implementasi di era modern. 

Asal Usul dan Konsep Awal (1970-an dan 1980-an)

Pada dekade 1970-an, munculnya kesadaran akan keterbatasan sumber daya dan dampak lingkungan dari kegiatan industri mendorong pemikiran baru tentang bagaimana ekonomi harus dijalankan. Para pemikir seperti Kenneth E. Boulding dalam bukunya 'The Economics of the Coming Spaceship Earth' (1966) dan Walter R. Stahel dengan konsep 'Cradle to Cradle' memperkenalkan ide dasar ekonomi sirkular.

Boulding menekankan pentingnya melihat Bumi sebagai 'pesawat ruang angkasa' yang memiliki sumber daya terbatas, menyarankan perluasan ekonomi yang lebih berkelanjutan. Sementara itu, Stahel berfokus pada prinsip memperpanjang siklus hidup produk melalui desain ulang, perbaikan, daur ulang, dan pemakaian kembali, mengurangi pemborosan sumber daya.

Baca juga: Aleksander Agung: Kehidupan Awal dan Latar Belakangnya

Pada 1980-an, konsep ini semakin berkembang dengan ide tentang 'Ekonomi Biru' oleh Gunter Pauli dan 'Ekonomi Sirkular' oleh Pearce dan Turner dalam buku mereka 'Economics of Natural Resources and the Environment' (1989). Keduanya menyoroti pentingnya inovasi dan efisiensi dalam penggunaan sumber daya.

Pengembangan Teoritis (1990-an)

Masuk tahun 1990-an, ekonomi sirkular semakin mendapatkan momentum. Penelitian dan pengembangan lebih lanjut mengarah pada pemahaman yang lebih dalam tentang bagaimana prinsip-prinsip sirkular dapat diintegrasikan ke dalam ekonomi global.

Konsep 'Zero Waste' yang dipromosikan oleh Pauli dan timnya menyajikan ide bahwa limbah seharusnya dilihat sebagai sumber daya. Ide ini mendorong perusahaan dan pemerintah untuk merancang produk dan proses dengan tujuan mengurangi limbah.

Baca juga: Mengenal Ciri-Ciri Simbolisme

Pada waktu yang sama, Ellen MacArthur Foundation, yang didirikan pada 2009, memainkan peran penting dalam mempopulerkan dan mengembangkan konsep ekonomi sirkular. Melalui berbagai publikasi dan kemitraan, mereka mengedukasi dan mendorong perusahaan serta pembuat kebijakan untuk mengadopsi model bisnis sirkular.

Pada akhir 1990-an, teknologi informasi juga mulai memainkan peran penting dalam ekonomi sirkular, terutama dalam hal mendukung pengumpulan data dan analisis untuk optimasi sumber daya dan manajemen limbah. Ini menciptakan peluang baru bagi bisnis untuk mengimplementasikan strategi sirkular secara lebih efisien.

Ekonomi sirkular, yang pada awalnya hanya sebuah konsep, telah berkembang menjadi gerakan global yang diakui sebagai salah satu solusi kunci untuk mencapai pembangunan berkelanjutan. Melalui inovasi dan kolaborasi, ekonomi sirkular terus berkembang, mengarahkan dunia menuju masa depan yang lebih berkelanjutan.

Baca juga: Apa Itu Simbolisme: Definisi, Sejarah, dan Fungsinya

Meningkatnya Penerimaan dan Implementasi (2000-an hingga Sekarang)

Memasuki abad ke-21, ekonomi sirkular tidak hanya tetap relevan tetapi juga mengalami peningkatan penerimaan dan implementasi yang signifikan. Di awal 2000-an, kesadaran global terhadap perubahan iklim dan keberlanjutan semakin meningkat, mendorong pemerintah dan bisnis di seluruh dunia untuk lebih serius mempertimbangkan model ekonomi sirkular.

Uni Eropa, sebagai salah satu pelopor, mengadopsi berbagai kebijakan dan regulasi yang mendorong praktek ekonomi sirkular. Dengan inisiatif seperti 'EU Action Plan for the Circular Economy' yang diperkenalkan pada tahun 2015, Uni Eropa bertujuan untuk mengubah ekonomi Eropa menjadi lebih sirkular, efisien sumber daya, dan kompetitif.

Di tingkat perusahaan, ada peningkatan implementasi strategi bisnis sirkular. Perusahaan-perusahaan besar mulai mengintegrasikan prinsip daur ulang, pemakaian kembali, dan desain produk ramah lingkungan. Inisiatif seperti 'Responsible Business Alliance' dan 'Ellen MacArthur Foundation's CE100' menjadi wadah bagi perusahaan untuk berkolaborasi dan berinovasi dalam praktik ekonomi sirkular.

Di banyak negara berkembang, ekonomi sirkular juga menjadi kunci dalam mengatasi masalah limbah dan pengelolaan sumber daya. Negara-negara ini, seperti China dan India, telah mulai mengadopsi kebijakan dan inisiatif ekonomi sirkular untuk mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan dan mengatasi tantangan lingkungan.

Teknologi dan Inovasi (Era Digital)

Era digital telah membawa perubahan signifikan pada pengembangan ekonomi sirkular. Teknologi seperti Internet of Things (IoT), kecerdasan buatan (AI), dan blockchain telah merevolusi cara kita mengelola sumber daya dan limbah.

IoT, misalnya, memungkinkan pelacakan dan manajemen sumber daya yang lebih efisien. Sensor dan perangkat terhubung dapat memberikan data real-time tentang penggunaan sumber daya, memungkinkan perusahaan untuk mengoptimalkan produksi dan mengurangi limbah.

AI juga berperan penting dalam meningkatkan efisiensi ekonomi sirkular. Melalui pengolahan data besar dan pembelajaran mesin, AI dapat membantu dalam merancang produk yang lebih tahan lama dan mudah didaur ulang, serta mengoptimalkan rantai pasokan untuk mengurangi pemborosan.

Blockchain menawarkan transparansi yang lebih besar dalam rantai pasokan. Dengan teknologi ini, konsumen dapat melacak asal-usul produk, memastikan bahwa bahan dan proses yang digunakan adalah berkelanjutan dan etis.

Teknologi ini tidak hanya memungkinkan perusahaan untuk mengoperasikan lebih efisien, tetapi juga membuka pintu bagi model bisnis baru yang berfokus pada keberlanjutan dan sirkularitas. Contohnya, model bisnis berbasis langganan untuk produk yang dapat didaur ulang atau platform berbagi yang mengurangi kebutuhan akan kepemilikan pribadi.

Dalam dekade terakhir, teknologi telah menjadi kekuatan pendorong dalam evolusi ekonomi sirkular, membuka peluang baru dan membantu mengatasi beberapa tantangan implementasi yang dihadapi sebelumnya. Transformasi ini menunjukkan bahwa ekonomi sirkular tidak hanya bertahan, tetapi juga terus berkembang dan beradaptasi dengan perkembangan zaman.

OhPedia Lainnya