Kritik Karl Marx terhadap Kapitalisme: Dari Pertentangan Kelas, Alienasi, hingga Kontradiksi Sistem

31/08/2023, 10:50 WIB
Artikel dan Ilustrasi ini dibuat dengan bantuan artificial intelligence (AI). Dimohon untuk bijak memanfaatkan informasi. Jika Anda menemukan ada kesalahan informasi atau kesalahan konteks, silakan memberitahu kami ke feedbackohbegitu@gmail.com
Kritik Karl Marx terhadap Kapitalisme: Dari Pertentangan Kelas, Alienasi, hingga Kontradiksi Sistem
Karl Marx
Table of contents
Editor: EGP

KARL Marx, seorang filsuf, ekonom, dan revolusioner sosial asal Jerman, memberikan pandangan kritis mengenai kapitalisme. Melalui karya-karyanya, Marx mengidentifikasi sejumlah masalah dalam sistem kapitalis, termasuk pertentangan kelas, eksploitasi pekerja, alienasi, krisis yang berulang, akumulasi kapital, kapitalisme sebagai fase sejarah, serta karakteristik kontradiktif dari kapitalisme itu sendiri.

Pertentangan Kelas

Salah satu ide sentral Marx adalah konsep pertentangan kelas. Dalam kapitalisme, masyarakat terbagi menjadi dua kelas utama: borjuis (pemilik modal) dan proletariat (pekerja). 

Kaum borjuis memiliki alat-alat produksi dan mengendalikan ekonomi, sedangkan proletariat menjual tenaga kerjanya untuk bertahan hidup. 

Baca juga: Aleksander Agung: Kehidupan Awal dan Latar Belakangnya

Marx berpendapat, kepentingan kedua kelas itu secara inheren bertentangan. Pemilik modal selalu berupaya meningkatkan keuntungan mereka, seringkali dengan menekan upah pekerja. Seiring waktu, ketidaksetaraan ini memicu konflik sosial dan revolusi.

Kapitalisme, menurut Marx, adalah sistem yang tidak stabil. Ketidaksetaraan yang ditimbulkannya akan semakin meningkat dan menciptakan ketegangan sosial. 

Proletariat yang tidak puas akan mengorganisir diri dan mencari perubahan. Marx melihat revolusi sebagai hasil yang tak terhindarkan dari konflik kelas ini, sebuah perubahan radikal di mana proletariat akan mengambil alih alat produksi dan mendirikan masyarakat komunis (Marx & Engels, "Manifesto Komunis", 1848).

Baca juga: Mengenal Ciri-Ciri Simbolisme

Eksploitasi Pekerja

Eksploitasi pekerja merupakan inti lain dari kritik Marx terhadap kapitalisme. Dalam sistem ini, pekerja dipaksa menjual tenaga kerja mereka kepada borjuis untuk bertahan hidup. Namun, nilai yang mereka hasilkan melalui kerja keras mereka jauh lebih besar daripada upah yang mereka terima. 

Perbedaan antara nilai yang dihasilkan dan upah yang diterima disebut "nilai lebih" atau surplus value. Ini adalah bentuk eksploitasi murni karena pekerja tidak mendapatkan imbalan penuh atas kontribusi mereka (Marx, "Das Kapital", 1867).

Pekerja sering kali bekerja dalam kondisi yang buruk dengan upah yang tidak memadai.

Baca juga: Apa Itu Simbolisme: Definisi, Sejarah, dan Fungsinya

Kapitalisme mencari mekanisme untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya, sering kali dengan mengorbankan kesejahteraan pekerja. Ini memperdalam kesenjangan antara kaya dan miskin, memperburuk ketidaksetaraan, dan menciptakan penderitaan bagi banyak pekerja. 

Menurut Marx, kapitalisme mendorong manusia menjadi roda mesin ekonomi tanpa pertimbangan atas kemanusiaan mereka (Marx, "Das Kapital", 1867).

Alienasi

Alienasi, atau keterasingan, adalah konsep penting lainnya dalam pemikiran Marx tentang kapitalisme. Marx berpendapat bahwa dalam sistem kapitalis, pekerja menjadi teralienasi dari produk yang mereka produksi, dari proses produksi itu sendiri, dari diri mereka sendiri, dan dari sesama pekerja. 

Karena pekerja tidak memiliki kontrol atas apa yang mereka produksi atau bagaimana mereka memproduksinya, mereka merasa terasing dari hasil kerja mereka (Marx, "Manuskrip Ekonomi dan Filsafat", 1844).

Selain itu, kapitalisme mendorong individu untuk bersaing satu sama lain daripada bekerja sama. Hal itu menghasilkan rasa isolasi dan kesepian. 

Sistem itu juga mengurangi pekerja menjadi sekadar komoditas, di mana nilai mereka ditentukan oleh kemampuan mereka untuk menghasilkan keuntungan bagi borjuis. Dengan kata lain, dalam kapitalisme, manusia sering kali direduksi menjadi sekadar alat produksi tanpa pertimbangan terhadap kesejahteraan atau kebahagiaan mereka.

Krisis yang Berulang

Salah satu ciri khas lain kapitalisme menurut Marx adalah siklus krisis yang berulang. Kapitalisme memiliki kecenderungan untuk overproduksi. Saat produksi melampaui konsumsi, barang-barang menumpuk, harga jatuh, dan ini menyebabkan krisis. 

Akibatnya, banyak perusahaan bangkrut, pekerja di-PHK, dan ekonomi mengalami resesi. Meskipun fase ini selalu diikuti oleh pemulihan, krisis akan muncul lagi di masa depan (Marx, "Das Kapital", 1867).

Marx melihat siklus itu sebagai salah satu kelemahan inheren kapitalisme. Krisis yang berulang menunjukkan ketidakstabilan sistem dan mengungkap kontradiksi internalnya.

Lebih lanjut, krisis menyebabkan penderitaan bagi pekerja yang kehilangan pekerjaan mereka, sementara borjuis sering kali dapat melindungi kekayaan dan kepentingan mereka.

Akumulasi Kapital dan Ketidaksetaraan

Marx juga menyoroti bahwa kapitalisme didorong oleh kebutuhan konstan untuk mengakumulasi kapital. Pemilik modal, dalam upaya mereka untuk meningkatkan keuntungan, terus-menerus mencari cara untuk meningkatkan produktivitas dan mengurangi biaya produksi.

Hal itu seringkali mengarah pada penumpukan kekayaan yang besar pada segelintir individu, sementara mayoritas pekerja tetap miskin atau bahkan menjadi semakin miskin. Akumulasi kapital ini memperlebar jurang antara kaya dan miskin, meningkatkan ketidaksetaraan sosial dan ekonomi dalam masyarakat.

Kapitalisme hanya sebagai Fase Sejarah

Menurut Marx, kapitalisme hanyalah salah satu tahap dalam evolusi sejarah masyarakat. Sebelum kapitalisme, ada feudalisme, dan Marx memprediksi bahwa kapitalisme akan digantikan oleh sosialisme dan akhirnya komunisme. 

Kapitalisme dilihat sebagai langkah yang diperlukan dalam perkembangan masyarakat menuju tahap berikutnya yang lebih adil dan egaliter (Marx & Engels, "Manifesto Komunis", 1848). 

Baginya, kontradiksi internal kapitalisme akan memicu revolusi oleh proletariat dan berakhir dengan pembentukan masyarakat komunis tanpa kelas.

Sistem Kontradiktif Kapitalisme

Kapitalisme, menurut Marx, penuh dengan kontradiksi. Salah satunya adalah antara kepentingan borjuis dan proletariat. Selain itu, ada kontradiksi antara kapasitas produksi yang meningkat dan kemampuan konsumsi yang terbatas dari pekerja yang mendapat upah rendah. 

Kontradiksi ini mengarah pada siklus krisis yang berulang, seperti yang dijelaskan sebelumnya. Lebih jauh, kapitalisme cenderung mengorbankan lingkungan dan sumber daya alam untuk keuntungan jangka pendek, mengabaikan keberlanjutan jangka panjang.

Kesimpulan

Dari pertentangan kelas hingga siklus krisis yang berulang, Karl Marx memberikan pandangan mendalam tentang ketidaksetaraan, eksploitasi, dan ketidakstabilan yang muncul dari kapitalisme.

Meskipun banyak dari ide-idenya kontroversial, kontribusi Marx memberikan pemahaman yang mendalam tentang tantangan dan konflik yang muncul dari sistem kapitalis.

OhPedia Lainnya