Invasi Jerman ke Polandia Menyulut Perang Dunia Kedua

08/09/2023, 12:37 WIB
Artikel dan Ilustrasi ini dibuat dengan bantuan artificial intelligence (AI). Dimohon untuk bijak memanfaatkan informasi. Jika Anda menemukan ada kesalahan informasi atau kesalahan konteks, silakan memberitahu kami ke feedbackohbegitu@gmail.com
Invasi Jerman ke Polandia Menyulut Perang Dunia Kedua
Ilustrasi Perang Dunia II
Table of contents
Editor: EGP

KETIKA Jerman menginvasi Polandia tahun 1939, dunia menyaksikan bukan hanya kejatuhan sebuah negara yang berdaulat, tetapi juga percikan yang menyulut api perang global. 

Tulisan ini berupaya untuk mengeksplor latar belakang invasi tersebut, detail operasional dari serangan Jerman, dan dampak jangka panjang dari invasi itu bagi Polandia, Eropa, dan dunia secara keseluruhan.

Latar Belakang

Sebelum invasi terjadi, Eropa telah mendidih karena ketegangan politik dan militer. Jerman, di bawah kepemimpinan Adolf Hitler, telah mengembangkan ambisi ekspansi teritorial yang semakin meningkat, yang ditempatkan di atas kepentingan negara-negara tetangga mereka.

Baca juga: Aleksander Agung: Kehidupan Awal dan Latar Belakangnya

Pada 1938, Jerman telah menganeksasi Austria dan Sudetenland, sebuah daerah di Cekoslowakia, tanpa pertumpahan darah (Shirer, William L. "The Rise and Fall of the Third Reich", 1960, hal. 425-430). Namun, ambisi mereka belum berakhir di sana.

Pemimpin Jerman berpendapat bahwa untuk meningkatkan kekuatan ekonomi dan militer mereka, mereka perlu lebensraum atau 'ruang hidup' tambahan. Polandia, yang memiliki sumber daya alam dan industri yang kaya, menjadi target selanjutnya.

Jerman juga ingin menguasai kembali Kota Pelabuhan Bebas Danzig (sekarang GdaƄsk, Polandia), yang setelah Perang Dunia Pertama ditempatkan di bawah Liga Bangsa-Bangsa, tetapi dikelilingi oleh teritori Jerman (Taylor, A.J.P. "The Origins of the Second World War", 1961, hal. 183-185).

Baca juga: Mengenal Ciri-Ciri Simbolisme

Jerman bukan satu-satunya negara yang mengincar Polandia. Uni Soviet, di bawah kepemimpinan Joseph Stalin, juga memiliki ambisi teritorial di Polandia timur. Dalam upaya untuk mencegah sebuah konflik dua front, Jerman dan Uni Soviet menandatangani Pakta Molotov-Ribbentrop pada Agustus 1939.

Pakta itu adalah sebuah kesepakatan non-agresi yang, tanpa diketahui oleh banyak pihak, juga mencakup pembagian Polandia antara kedua negara (Roberts, Geoffrey. "The Soviet Union and the Origins of the Second World War", 1995, hal. 78-80).

Meskipun ada berbagai upaya diplomasi untuk mencegah konflik, pada 1 September 1939, Jerman melancarkan invasi ke Polandia, memulai Perang Dunia Kedua. Dalam waktu kurang dari satu bulan, Polandia jatuh ke tangan Jerman dan Uni Soviet.

Baca juga: Apa Itu Simbolisme: Definisi, Sejarah, dan Fungsinya

Jalannya Invansi ke Polandia

Ketika suara meriam mulai menggema pada pagi hari tanggal 1 September 1939, Wehrmacht, pasukan bersenjata Jerman, dengan cepat memasuki wilayah Polandia dari tiga arah: utara, barat, dan selatan.

Pasukan ini mendapat dukungan dari teknologi militer canggih seperti tank dan pesawat terbang, serta taktik militer yang baru dan revolusioner, yang kemudian dikenal dengan nama "Blitzkrieg" atau "perang petir" (Keegan, John. "The Second World War", 1990, hal. 45-47).

Blitzkrieg adalah strategi yang menggabungkan serangan udara cepat, tank, dan pasukan infantri yang bergerak cepat. Tujuannya adalah untuk menyebabkan kebingungan dan panik di kalangan musuh, serta memutus jalur komunikasi dan pasokan mereka.

Di Polandia, taktik itu berhasil dengan sangat baik. Serangan udara Jerman menghancurkan sebagian besar kekuatan udara Polandia di darat, sedangkan tank-tank Jerman memecah belah formasi pertahanan Polandia (Hastings, Max. "All Hell Let Loose", 2011, hal. 23-25).

Walaupun Polandia memiliki pasukan yang cukup besar dan dilatih dengan baik, mereka tidak siap untuk menghadapi serangan mendadak dari tiga arah sekaligus. Banyak benteng Polandia yang ditempatkan di perbatasan barat untuk melindungi dari invasi Jerman, tetapi mereka dengan cepat dikelilingi dan dipaksa untuk menyerah.

Selain itu, Jerman menggunakan taktik propaganda untuk memengaruhi moral pasukan Polandia dan rakyatnya, mengklaim bahwa mereka hanya ingin "membebaskan" wilayah yang sebelumnya merupakan bagian dari Jerman (Zaloga, Steven J. "Poland 1939", 2002, hal. 31-33).

Namun, tragedi Polandia belum berakhir. Pada 17 September, sesuai dengan kesepakatan rahasia dalam Pakta Molotov-Ribbentrop, Uni Soviet mulai menyerbu Polandia dari timur.

Dalam waktu singkat, Polandia terjepit di antara dua kekuatan besar dan tidak punya pilihan selain menyerah. Pada 6 Oktober, seluruh Polandia berada di bawah kendali Jerman dan Soviet, menandai akhir dari invasi cepat yang brutal.

Konsekuensi Invasi terhadap Polandia

Konsekuensi invasi Jerman ke Polandia sangat mendalam dan berjangka panjang, baik bagi Polandia sendiri maupun untuk lanskap politik dan militer global.

Sebagai permulaan, pembagian Polandia antara Jerman dan Uni Soviet menandai awal dari era pendudukan brutal. Di bawah pendudukan Jerman, Polandia menghadapi kebijakan represif, dengan ribuan warganya ditangkap, dideportasi, atau bahkan dieksekusi.

Ghetto untuk komunitas Yahudi didirikan di banyak kota besar, termasuk di Warsawa, yang nantinya menjadi titik awal bagi Holocaust, genosida terhadap Yahudi Eropa oleh Nazi (Davies, Norman. "God's Playground", 2005, hal. 443-445).

Selain itu, budaya dan identitas Polandia sengaja ditekan. Pendidikan dalam bahasa Polandia dilarang, monumen dan situs bersejarah dihancurkan, dan banyak aset budaya dicuri atau dihancurkan.

Di bawah pendudukan Soviet di bagian timur, represi juga terjadi, meskipun dengan cara yang berbeda. Ribuan warga Polandia, terutama mereka yang dianggap sebagai ancaman bagi rezim Soviet, dideportasi ke Siberia atau dieksekusi di tempat seperti pembantaian Katyn (Snyder, Timothy. "Bloodlands: Europe Between Hitler and Stalin", 2010, hal. 131-135).

Konsekuensi lain dari invasi tersebut adalah pemulihan Perang Dunia Kedua. Invasi Jerman ke Polandia memaksa negara-negara seperti Inggris dan Prancis untuk menyatakan perang terhadap Jerman, memulai konflik global yang akan berlangsung selama enam tahun.

Keputusan Jerman untuk menyerang Polandia, sebuah negara yang dijamin keamanannya oleh Prancis dan Inggris, menunjukkan bahwa Hitler lebih memilih konfrontasi daripada negosiasi (Weinberg, Gerhard L. "A World at Arms", 1994, hal. 56-58).

Akhirnya, invasi tersebut mengubah peta Eropa. Setelah perang berakhir, batas Polandia bergeser ke barat, dengan wilayah timurnya dianeksasi oleh Uni Soviet dan wilayah barat yang diperoleh dari Jerman. Hal iIi menghasilkan pemindahan penduduk besar-besaran, dengan jutaan orang Polandia dan Jerman terpaksa meninggalkan rumah mereka.

Referensi:

Shirer, William L. The Rise and Fall of the Third Reich. Simon & Schuster, 1960.
Taylor, A.J.P. The Origins of the Second World War. Penguin Books, 1961.
Roberts, Geoffrey. The Soviet Union and the Origins of the Second World War. Macmillan, 1995.
Keegan, John. The Second World War. Viking Press, 1990.
Hastings, Max. All Hell Let Loose. HarperPress, 2011.
Zaloga, Steven J. Poland 1939: The Birth of Blitzkrieg. Osprey Publishing, 2002.
Davies, Norman. God's Playground. Oxford University Press, 2005.
Snyder, Timothy. Bloodlands: Europe Between Hitler and Stalin. Basic Books, 2010.
Weinberg, Gerhard L. A World at Arms: A Global History of World War II. Cambridge University Press, 1994.

OhPedia Lainnya