Liberalisme Sosial: Arti dan Karakteristiknya

08/09/2023, 15:42 WIB
Artikel dan Ilustrasi ini dibuat dengan bantuan artificial intelligence (AI). Dimohon untuk bijak memanfaatkan informasi. Jika Anda menemukan ada kesalahan informasi atau kesalahan konteks, silakan memberitahu kami ke feedbackohbegitu@gmail.com
Liberalisme Sosial: Arti dan Karakteristiknya
Ilustrasi liberalisme sosial
Table of contents
Editor: EGP

LIBERALISME sosial adalah ideologi yang menggabungkan kepercayaan dasar liberalisme klasik tentang kebebasan individu dengan pemahaman bahwa intervensi negara dapat diperlukan untuk memastikan kesejahteraan dan kesetaraan bagi semua warga. 

Asumsi dasarnya adalah bahwa, meskipun individu harus memiliki kebebasan pribadi, ada tanggung jawab kolektif untuk memastikan setiap individu memiliki kesempatan yang sama untuk meraih kesuksesan (Rawls, A Theory of Justice, 1971, hal. 60). Ini berbeda dengan liberalisme klasik yang menekankan non-intervensi pemerintah dalam kehidupan individu.

Selain itu, penganut liberalisme sosial percaya bahwa tanpa dukungan sosial yang memadai, kebebasan individu bisa menjadi kosong, karena tidak semua orang memiliki sumber daya untuk memanfaatkan kebebasan mereka. Oleh karena itu, negara harus memainkan peran dalam mengatasi ketidaksetaraan dan ketidakadilan (Sen, Development as Freedom, 1999, hal. 74).

Baca juga: Aleksander Agung: Kehidupan Awal dan Latar Belakangnya

Karakteristik Liberalisme Sosial

Liberalisme sosial memiliki serangkaian karakteristik yang membedakannya dari bentuk liberalisme lainnya.

Karakteristik pertama adalah kepercayaan pada hak-hak asasi manusia. Semua individu dianggap memiliki hak-hak dasar yang tidak bisa dilanggar, termasuk hak atas pendidikan, kesehatan, dan kesempatan kerja yang sama (Rawls, A Theory of Justice, 1971, hal. 65).

Karakteristik kedua adalah kepercayaan pada pasar yang bekerja dengan regulasi. Meskipun liberalisme sosial mendukung ekonomi pasar, mereka percaya bahwa pasar memerlukan regulasi untuk mencegah ketidaksetaraan ekstrem dan melindungi hak-hak konsumen (Stiglitz, The Price of Inequality, 2012, hal. 40).

Baca juga: Mengenal Ciri-Ciri Simbolisme

Ketiga, ada penekanan pada pentingnya kesejahteraan sosial. Liberalisme sosial menekankan bahwa keberhasilan masyarakat diukur bukan hanya dari pertumbuhan ekonomi, tetapi juga dari bagaimana manfaat pertumbuhan tersebut didistribusikan (Sen, Development as Freedom, 1999, hal. 76).

Terakhir, liberalisme sosial percaya pada pentingnya pendidikan dan pemberdayaan. Pendidikan dianggap sebagai kunci untuk membuka kesempatan bagi semua individu, sementara pemberdayaan masyarakat dianggap penting untuk memastikan bahwa setiap individu memiliki suara dalam proses demokrasi (Nussbaum, Creating Capabilities, 2011, hal. 30).

Referensi:

Rawls, John. A Theory of Justice. Harvard University Press, 1971.
Sen, Amartya. Development as Freedom. Oxford University Press, 1999.
Stiglitz, Joseph. The Price of Inequality. W. W. Norton & Company, 2012.
Nussbaum, Martha. Creating Capabilities. Harvard University Press, 2011.

Baca juga: Apa Itu Simbolisme: Definisi, Sejarah, dan Fungsinya

OhPedia Lainnya