Perbedaan Utama Neoliberalisme dengan Liberalisme

10/09/2023, 13:23 WIB
Artikel dan Ilustrasi ini dibuat dengan bantuan artificial intelligence (AI). Dimohon untuk bijak memanfaatkan informasi. Jika Anda menemukan ada kesalahan informasi atau kesalahan konteks, silakan memberitahu kami ke feedbackohbegitu@gmail.com
Perbedaan Utama Neoliberalisme dengan Liberalisme
Ilustrasi liberalisme vs neoliberalisme
Table of contents
Editor: EGP

NEOLIBERALISME dan liberalisme seringkali disalahpahami sebagai konsep yang identik karena keduanya berakar pada ide dasar kebebasan dan individualisme. Namun, kedua istilah ini memiliki perbedaan yang signifikan dalam sejarah, evolusi, dan prinsip-prinsip dasarnya.

Sejarah dan Evolusi Konsep

Liberalisme adalah paham yang muncul pada abad ke-18 dan ke-19 sebagai respons terhadap monarki absolut dan keterbatasan hak sipil. Liberalisme memberi tekanan pada kebebasan individu, hak asasi manusia, dan kesetaraan di depan hukum. 

Pemikiran liberal awal ditemukan dalam karya-karya seperti Two Treatises of Government oleh John Locke (1689) yang mendukung hak-hak alamiah dan pemerintahan yang bersifat kontrak sosial.

Baca juga: Aleksander Agung: Kehidupan Awal dan Latar Belakangnya

Di sisi lain, neoliberalisme muncul pada pertengahan abad ke-20 sebagai reaksi terhadap negara kesejahteraan dan intervensi pemerintah dalam ekonomi yang tumbuh pasca-Perang Dunia II. Istilah ini pertama kali digunakan pada 1938 dalam Colloque Walter Lippmann untuk mendeskripsikan suatu bentuk "liberalisme baru" yang berbeda dengan liberalisme klasik. 

Istilah itu kemudian populer oleh pekerjaan Milton Friedman dan Friedrich Hayek pada 1970-an yang mendukung pasar bebas dan deregulasi.

Prinsip Dasar

Liberalisme klasik memfokuskan pada kebebasan individu dari intervensi pemerintah. Ini mencakup kebebasan berbicara, berkumpul, dan melakukan bisnis tanpa hambatan berlebihan.

Baca juga: Mengenal Ciri-Ciri Simbolisme

Ada pandangan kuat dalam liberalisme klasik bahwa pemerintah harus memiliki peran minimal dalam kehidupan individu, seperti yang ditekankan oleh Adam Smith dalam The Wealth of Nations (1776).

Neoliberalisme, sementara itu, lebih mengutamakan efisiensi pasar dan percaya bahwa intervensi pemerintah dalam ekonomi dapat menghambat pertumbuhan dan inovasi. Konsep ini menekankan pentingnya persaingan dan percaya bahwa pasar bebas akan menghasilkan hasil yang paling optimal untuk masyarakat.

Dalam The Road to Serfdom (1944), Friedrich Hayek berpendapat bahwa intervensi pemerintah dalam ekonomi dapat membawa ke arah totalitarisme. Sementara Milton Friedman dalam Capitalism and Freedom (1962) menyatakan bahwa kebebasan ekonomi adalah prasyarat untuk kebebasan politik.

Baca juga: Apa Itu Simbolisme: Definisi, Sejarah, dan Fungsinya

Walau neoliberalisme dan liberalisme menekankan nilai-nilai kebebasan, mereka berbeda dalam pandangannya tentang peran pemerintah dan bagaimana ekonomi seharusnya diatur.

Sementara liberalisme tradisional mungkin lebih memfokuskan pada kebebasan individu dalam berbagai aspek kehidupan, neoliberalisme menekankan pada kebebasan pasar dan deregulasi sebagai sarana untuk mencapai kemakmuran.

Implikasi Kebijakan

Dalam liberalisme, ada kecenderungan untuk mendukung kebijakan yang mempromosikan hak sipil, kebebasan berbicara, dan kebebasan pers. Kebijakan publik yang didorong oleh pendekatan liberal mungkin meliputi: perlindungan hak-hak minoritas, akses pendidikan yang merata, dan kebijakan yang mendukung kebebasan pers dan ekspresi.

Pada aspek ekonomi, liberalisme klasik mendukung pasar bebas tapi dengan regulasi yang cukup untuk melindungi konsumen dan menjaga agar pasar tetap kompetitif dan adil.

Neoliberalisme, di sisi lain, mengedepankan kebijakan yang mendukung deregulasi, privatisasi, dan pengurangan peran pemerintah dalam ekonomi. Hal ini dapat terlihat dalam bentuk pengurangan pajak bagi perusahaan, privatisasi aset pemerintah, dan pencabutan regulasi yang dianggap menghambat bisnis.

Kritik terhadap neoliberalisme sering menekankan bahwa kebijakan semacam itu dapat meningkatkan ketidaksetaraan dan mengurangi hak pekerja. Selain itu, pendekatan neoliberal mungkin juga mengedepankan liberalisasi perdagangan dan investasi, dengan keyakinan bahwa hal tersebut akan mendatangkan manfaat bagi ekonomi global.

Namun, baik neoliberalisme maupun liberalisme memiliki tujuan yang sama: menciptakan masyarakat yang sejahtera dan bebas. Tetapi, cara pendekatan dan implikasi kebijakan mereka dalam mencapai tujuan ini berbeda.

Di banyak negara, kebijakan pemerintah sering kali merupakan kombinasi dari kedua paham ini, mencoba untuk menyeimbangkan kebutuhan kebebasan individu dengan efisiensi ekonomi.

Kritik dan Kontroversi

Liberalisme dan neoliberalisme telah menerima berbagai kritik. Kritik terhadap liberalisme seringkali berkaitan dengan kegagalan pemerintah dalam mengatur pasar, yang dapat menyebabkan ketidaksetaraan ekonomi dan ketidakadilan sosial. Sedangkan neoliberalisme dikritik karena dianggap mengabaikan keadilan sosial dan dapat menyebabkan ketidaksetaraan yang ekstrem.

Kesimpulan

Meski memiliki akar yang sama dalam pemikiran tentang kebebasan, liberalisme dan neoliberalisme memiliki perbedaan yang signifikan dalam pemahaman, prinsip, dan implikasi kebijakan mereka. Memahami perbedaan ini penting untuk menginterpretasikan dan menilai kebijakan serta diskursus politik saat ini.

Referensi:

John Locke, Two Treatises of Government, Awnsham Churchill, 1689.
Milton Friedman, Capitalism and Freedom, University of Chicago Press, 1962.
Friedrich Hayek, The Road to Serfdom, Routledge, 1944.
Adam Smith, The Wealth of Nations, W. Strahan and T. Cadell, 1776.

OhPedia Lainnya