Oppenheimer, Bapak Bom Atom dan Kontroversi yang Menyelimuti Hidupnya

24/07/2023, 13:56 WIB
Artikel dan Ilustrasi ini dibuat dengan bantuan artificial intelligence (AI). Dimohon untuk bijak memanfaatkan informasi. Jika Anda menemukan ada kesalahan informasi atau kesalahan konteks, silakan memberitahu kami ke feedbackohbegitu@gmail.com
Oppenheimer, Bapak Bom Atom dan Kontroversi yang Menyelimuti Hidupnya
Julius Robert Oppenheimer
Table of contents
Editor: EGP

SIAPA yang tidak mengenal bom atom, senjata paling mematikan yang pernah dibuat manusia? Pernahkah Anda bertanya-tanya, siapa otak di balik penciptaan bom ini? Nama besar yang muncul adalah Julius Robert Oppenheimer

Siapakah Oppenheimer?

Julius Robert Oppenheimer lahir pada 22 April 1904 di New York, Amerika Serikat (AS). Dia seorang fisikawan teoritis berbakat yang menjadi salah satu tokoh kunci di balik proyek rahasia AS, Proyek Manhattan.

Oppenheimer dikenal luas sebagai "Bapak Bom Atom" karena perannya dalam pembuatan bom atom pertama. Pengetahuan dan kecakapan ilmiahnya di bidang fisika membuatnya menjadi sosok yang ideal untuk memimpin proyek besar tersebut. Oppenheimer bukan hanya seorang ilmuwan, dia juga seorang humanis, yang cinta pada seni dan literatur.

Baca juga: Aleksander Agung: Kehidupan Awal dan Latar Belakangnya

Proyek Manhattan

Proyek Manhattan adalah kode nama sebuah proyek penelitian rahasia yang dilakukan AS dengan dukungan Inggris dan Kanada selama Perang Dunia II. Tujuan utama proyek ini adalah mengembangkan senjata nuklir pertama sebelum Jerman Nazi, yang juga diketahui sedang mengerjakan penelitian serupa.

Proyek itu dimulai secara resmi tahun 1942 dan berlangsung sampai tahun 1946. Melibatkan ribuan ilmuwan, insinyur, dan pekerja lainnya di berbagai lokasi di seluruh AS, Proyek Manhattan berhasil menghasilkan tiga bom atom, dua di antaranya - yang dikenal sebagai "Little Boy" dan "Fat Man" - dijatuhkan pada Hiroshima dan Nagasaki, Jepang, pada Agustus 1945.

Oppenheimer memainkan peran kunci dalam Proyek Manhattan. Sebagai seorang fisikawan teoretis berbakat, dia ditunjuk untuk memimpin Laboratorium Los Alamos di New Mexico, tempat penelitian dan pengembangan bom atom tersebut dilakukan.

Baca juga: Mengenal Ciri-Ciri Simbolisme

Peran Oppenheimer tidak hanya sebatas memberikan keahlian ilmiahnya, tetapi juga memimpin dan mengoordinasikan tim ilmuwan, insinyur, dan teknisi yang bekerja pada proyek tersebut. Dia sering dihargai karena keahlian teknisnya dan kemampuannya untuk membuat keputusan cepat yang penting untuk mencapai tujuan proyek.

Oppenheimer juga berkontribusi dalam desain dan pengembangan "Gadget", yang merupakan kode untuk prototipe bom atom yang diuji dalam Trinity Test, uji coba nuklir pertama yang dilakukan pada 16 Juli 1945.

Kemampuannya untuk menyatukan berbagai bidang ilmu dan mengoordinasikan kerja dari beberapa orang yang paling cerdas pada masanya menjadikan Oppenheimer sosok yang sangat penting dalam keberhasilan Proyek Manhattan. Karena itu, dia sering disebut sebagai "Bapak Bom Atom". 

Baca juga: Apa Itu Simbolisme: Definisi, Sejarah, dan Fungsinya

Kontroversi Seputar Oppenheimer

Terlepas dari kontribusinya yang luar biasa dalam pengembangan senjata nuklir, Oppenheimer juga menghadapi berbagai kontroversi yang menimpa hidup dan kariernya. Ada beberapa kontroversi utama yang terkait dengan Oppenheimer.

Tahun 1930-an, Oppenheimer terlibat dengan berbagai organisasi dan individu yang dituduh memiliki afiliasi komunis. Saat itu, dia memberikan dukungan finansial kepada beberapa organisasi yang diketahui memiliki koneksi dengan Partai Komunis. Hal ini menyebabkan keraguan pada pemerintah AS terhadap loyalitas Oppenheimer.

Tahun 1954, saat perang dingin sedang memanas, latar belakang Oppenheimer menjadi perhatian. Berdasarkan tuduhan bahwa dia adalah seorang simpatisan komunis, dia diberhentikan dari semua pekerjaan pemerintah dan izin keamanannya dicabut oleh Komisi Energi Atom AS. Ini adalah sebuah ironi mengingat Oppenheimer adalah arsitek utama program senjata nuklir AS

Oppenheimer juga menghadapi kritik dan kontroversi seputar perannya dalam pengembangan bom atom. Walaupun dia memimpin proyek yang berujung pada penciptaan senjata paling mematikan dalam sejarah manusia, dia kemudian menjadi penentang kuat perlombaan senjata nuklir pada era pasca-Perang Dunia II. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang sejauh mana tanggung jawabnya atas penggunaan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki.

Pasca perang, Oppenheimer mengungkapkan penyesalannya atas perannya dalam pengembangan bom atom. Dia merasa bersalah karena telah menciptakan senjata yang begitu mematikan dan sering mengutip teks Hindu, Bhagavad Gita, "Sekarang aku telah menjadi Maut, pemusnah dunia," yang mencerminkan konflik batin dan penyesalannya.

Masing-masing kontroversi ini memberikan wawasan penting tentang Oppenheimer sebagai individu dan perannya dalam sejarah dunia. Dia adalah figur yang kompleks, ditempa oleh keahlian ilmiahnya, keyakinan politiknya, dan beban moral dari karyanya.

Kontribusi Oppenheimer bagi Peradaban

Kendati demikian, jasa Oppenheimer bagi peradaban manusia tidak dapat dipungkiri. Bom atom dan penggunaannya selama Perang Dunia II telah membawa dunia memasuki era baru, yaitu era nuklir. Walaupun bom atom membawa kehancuran, teknologi nuklir juga telah digunakan untuk tujuan damai, seperti pembangkit listrik tenaga nuklir.

Selain itu, Oppenheimer juga dikenal sebagai seorang pendidik yang berdedikasi. Dia menjadi mentor bagi generasi baru fisikawan nuklir dan berkontribusi dalam perkembangan ilmu fisika.

Pada akhirnya, hidup Oppenheimer adalah sebuah cerminan tentang bagaimana ilmu pengetahuan dapat digunakan untuk kebaikan atau keburukan. Apa yang dia lakukan telah membawa dampak besar bagi dunia, baik positif maupun negatif.

Kisah hidup Oppenheimer adalah pelajaran bagi kita semua, bahwa pengetahuan dan keahlian harus digunakan dengan bijak dan bertanggung jawab. Seperti yang dikatakan oleh Oppenheimer sendiri, "Kita tidak dapat kembali. Kita tidak dapat bersembunyi dari perkembangan dunia."

OhPedia Lainnya