PEMAHAMAN tentang dunia kerja sudah banyak dikaji oleh berbagai disiplin ilmu. Salah satu pandangan yang paling berpengaruh adalah yang dikemukakan Karl Marx, seorang filsuf, ekonom, dan pakar sosial-politik Jerman.
Marx sangat terkenal karena pandangannya tentang kapitalisme dan teorinya tentang alienasi.
Kita akan mendalami konsep alienasi dalam pekerjaan menurut Marx, membahas beragam bentuk alienasi, implikasi dari fenomena itu, serta potensi solusi untuk mengatasinya.
Baca juga: Aleksander Agung: Kehidupan Awal dan Latar Belakangnya
Apa Itu Alienasi?
Sebelum Marx, konsep alienasi sudah muncul dalam pemikiran filsuf Jerman lainnya, yaitu Georg Wilhelm Friedrich Hegel. Hegel menggunakan konsep alienasi atau "Entfremdung" dalam sistem filsafatnya, meskipun interpretasinya berbeda dengan Marx.
Meski ada keterkaitan antara pandangan alienasi Hegel dan Marx, perbedaan mendasar terletak pada fokus dan konteks pandangannya. Hegel mengemukakan pandangan alienasi dalam konteks filosofis yang lebih luas, melibatkan hubungan individu dengan dunia eksternal dan perasaan terasing dari diri sendiri secara umum.
Sementara itu, Marx lebih spesifik dalam pandangannya tentang alienasi dalam pekerjaan. Ia menghubungkan alienasi secara khusus dengan sistem ekonomi kapitalis.
Baca juga: Mengenal Ciri-Ciri Simbolisme
Bagi Marx, alienasi atau perasaan terasing dalam pekerjaan adalah akibat dari eksploitasi tenaga kerja oleh pemilik modal, di mana hasil kerja yang dihasilkan oleh pekerja dikuasai oleh pemilik modal dan pekerja tidak memiliki kontrol atas proses kerja maupun manfaat penuh dari hasil kerja mereka.
Alienasi, dalam konteks pekerjaan, merujuk pada perasaan terpisah atau terasing dari sesuatu yang seharusnya menjadi bagian integral dari hidup manusia. Marx percaya bahwa pekerjaan adalah kegiatan esensial yang menentukan identitas dan kehidupan manusia.
Ketika pekerja merasa teralienasi, mereka mungkin merasa tidak memiliki kontrol atau hubungan yang signifikan dengan pekerjaan mereka, produk mereka hasilkan, identitas mereka sebagai individu, dan bahkan hubungan mereka dengan orang lain.
Baca juga: Apa Itu Simbolisme: Definisi, Sejarah, dan Fungsinya
Bentuk-bentuk Alienasi
Marx melihat alienasi sebagai kondisi dasar dari pekerja di dalam sistem kapitalisme, di mana mereka merasa terasing dari produk kerja mereka sendiri, proses produksi, diri mereka sendiri, dan sesama manusia. Marx memaparkan konsep ini dalam karyanya "Economic and Philosophic Manuscripts of 1844" (Marx, 1844).
Alienasi dari Produk Kerja
Dalam sistem kapitalisme, pekerja tidak memiliki kontrol atau klaim atas produk atau jasa yang mereka produksi. Sebaliknya, produk atau jasa tersebut menjadi milik pengusaha atau pemilik modal, yang kemudian menjualnya untuk mendapatkan keuntungan.
Dengan demikian, pekerja menjadi teralienasi dari hasil kerja mereka sendiri. Mereka menjadi asing dan tidak memiliki hubungan personal dengan apa yang mereka produksi, yang berbeda dengan sistem produksi pra-kapitalis di mana pekerja memproduksi barang atau jasa untuk kebutuhan pribadi mereka atau komunitas lokal (Marx, "Capital Volume 1", 1867).
Alienasi dari Proses Produksi
Alienasi dari proses produksi berarti pekerja tidak memiliki kontrol atas cara dan kondisi kerja mereka. Dalam sistem kapitalisme, pengusaha memiliki otoritas untuk mengendalikan proses produksi dan pekerja hanya berfungsi sebagai instrumen yang mengoperasikan mesin atau melakukan tugas yang ditugaskan oleh pengusaha.
Pekerja sering kali tidak melihat nilai atau tujuan dari apa yang mereka lakukan, mereka hanya menjadi bagian kecil dalam proses produksi yang lebih besar.
Alienasi dari Diri Sendiri
Ketika pekerja menjadi alien dari hasil kerja dan proses produksi, mereka juga menjadi alien dari diri mereka sendiri. Menurut Marx, pekerjaan adalah cara manusia untuk mewujudkan diri mereka dan berinteraksi dengan dunia.
Namun, dalam kapitalisme, pekerjaan menjadi sesuatu yang asing dan tidak berarti bagi pekerja. Mereka melakukan pekerjaan bukan karena mereka menikmatinya atau merasa terhubung dengan pekerjaan tersebut, tetapi karena mereka perlu untuk bertahan hidup.
Akibatnya, pekerjaan menjadi sesuatu yang dipaksa dan menindas bagi pekerja, bukan aktivitas yang memuaskan dan membebaskan.
Alienasi dari Sesama
Alienasi ini berarti pekerja merasa terasing dari sesama pekerja dan masyarakat secara umum. Dalam sistem kapitalisme, persaingan antar pekerja dan pengusaha sering kali diutamakan daripada kerja sama dan solidaritas.
Pekerja menjadi alien satu sama lain karena mereka dipaksa untuk bersaing untuk pekerjaan dan upah. Selain itu, pengusaha juga menjadi alien bagi pekerja karena mereka memiliki kekuasaan dan kontrol atas pekerjaan dan kehidupan pekerja.
Implikasi Alienasi dalam Pekerjaan
Konsep alienasi dalam pekerjaan menurut Marx memiliki beragam implikasi. Secara sosial dan psikologis, alienasi dapat menyebabkan stres, kecemasan, depresi, dan berbagai masalah kesehatan mental lainnya.
Menurut David Harvey dalam "The Condition of Postmodernity" (Harvey, 1990), alienasi juga dapat memengaruhi identitas dan harga diri pekerja, membuat mereka merasa tidak berharga atau tidak berdaya.
Secara ekonomi, alienasi dapat mempengaruhi produktivitas dan efisiensi pekerja. Pekerja yang merasa terasing dari pekerjaan mereka cenderung kurang termotivasi dan tidak produktif. Selain itu, alienasi juga dapat menciptakan ketidakstabilan sosial dan konflik kelas, karena pekerja mungkin menjadi tidak puas dengan kondisi kerja dan upah mereka dan berusaha untuk melakukan perlawanan atau mogok kerja.
Mengatasi Alienasi
Solusi terhadap masalah alienasi dalam pekerjaan menurut Marx terletak pada perubahan struktur ekonomi dan sosial. Marx percaya bahwa kapitalisme harus digantikan dengan sosialisme, di mana pekerja memiliki kontrol atas hasil kerja dan proses produksi mereka.
Namun, solusi Marx mungkin tidak sepenuhnya dapat diterapkan dalam konteks modern. Beberapa solusi alternatif yang bisa dipertimbangkan adalah melibatkan pekerja dalam pengambilan keputusan perusahaan, memberikan mereka kesempatan untuk belajar dan berkembang, dan menciptakan lingkungan kerja yang mendukung dan inklusif.
Menurut Richard Sennett dalam "The Culture of the New Capitalism" (Sennett, 2006), cara ini dapat membantu pekerja merasa lebih terhubung dengan pekerjaan mereka dan mengurangi perasaan alienasi.
Untuk mengatasi alienasi dari sesama manusia, kita bisa mempromosikan kerja sama dan solidaritas antar pekerja dan membangun komunitas kerja yang kuat dan mendukung.
Selain itu, kita bisa mengadvokasi untuk kebijakan pekerja yang lebih adil dan inklusif, seperti upah yang layak, jam kerja yang wajar, dan kondisi kerja yang aman dan sehat.
Kesimpulan
Konsep alienasi dalam pekerjaan menurut Karl Marx adalah refleksi dari ketidakadilan dan ketidakseimbangan yang ada dalam kapitalisme.
Meskipun solusi Marx mungkin tidak sepenuhnya dapat diterapkan dalam konteks modern, pemahamannya tentang alienasi masih relevan dan penting untuk dipahami. Dengan memahami konsep ini, kita bisa bekerja untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih adil, inklusif, dan manusiawi.
Referensi:
- Marx, Karl. "Economic and Philosophic Manuscripts of 1844". 1844.
- Marx, Karl. "Capital Volume 1". 1867.
- Harvey, David. "The Condition of Postmodernity". 1990.
- Sennett, Richard. "The Culture of the New Capitalism". 2006.