Memahami Perbedaan Modernisme dan Postmodernisme

28/07/2023, 10:28 WIB
Artikel dan Ilustrasi ini dibuat dengan bantuan artificial intelligence (AI). Dimohon untuk bijak memanfaatkan informasi. Jika Anda menemukan ada kesalahan informasi atau kesalahan konteks, silakan memberitahu kami ke feedbackohbegitu@gmail.com
Memahami Perbedaan Modernisme dan Postmodernisme
Ilustrasi modernimse dengan postmodernisme
Table of contents
Editor: EGP

MODERNISME dan postmodernisme merupakan dua konsep intelektual, filosofis, dan artistik yang telah membentuk pemahaman kita tentang dunia selama lebih dari satu abad. Keduanya memiliki ciri khas dan prinsip-prinsip tertentu yang mencerminkan perubahan yang telah terjadi dalam cara berpikir manusia. 

Banyak orang mungkin menggunakan dua istilah itu secara bergantian. Namun arti modernisme dan arti postmodernisme memiliki perbedaan mendasar. Tujuan dan karakteristik umum masing-masing aliran, latar belakang munculnya modernisme dan postmodernisme, dan epistemologi yang mereka anut, semuanya adalah elemen penting dalam memahami arti dan relevansi kedua aliran ini.

Modernisme

Modernisme adalah gerakan budaya dan artistik yang lahir di awal abad ke-20 sebagai reaksi terhadap perubahan drastis dalam masyarakat dan teknologi saat itu. Modernisme muncul sebagai respon terhadap industrialisasi, urbanisasi, dan perang. Penemuan baru dalam fisika, psikologi, dan sosiologi juga berpengaruh besar terhadap pemikiran kaum modernis.

Baca juga: Aleksander Agung: Kehidupan Awal dan Latar Belakangnya

Menurut Frederic Jameson dalam bukunya "Postmodernism, or, The Cultural Logic of Late Capitalism" (1991), modernisme mencoba merangkum dan menganalisis perubahan cepat ini dalam bentuk narasi total atau universal.

Artinya, modernisme berusaha mencari kebenaran obyektif dan universal yang dapat menjelaskan dunia dalam cara yang rasional dan terorganisir. Ini disebut juga sebagai konsep epistemologi modernisme.

Modernisme mencari kebenaran dan makna melalui pengeksplorasian struktur dasar realitas dan kehidupan manusia. Dalam seni dan sastra, ini sering dilakukan melalui eksperimen formal dan struktural, termasuk penggunaan teknik baru seperti aliran kesadaran dalam penulisan dan penggunaan bentuk dan warna abstrak dalam seni visual.

Baca juga: Mengenal Ciri-Ciri Simbolisme

Modernisme juga menekankan pentingnya individu dan pengalaman subyektif. Pada saat yang sama, modernisme sering kali skeptis terhadap tradisi dan nilai-nilai yang ada, serta mencari pembaruan dan penemuan yang radikal. Sebagai contoh, T.S. Eliot, dalam "The Waste Land" (1922), menciptakan karya sastra yang merombak struktur puisi tradisional dan mencerminkan pengalaman fragmentasi dan alienasi dalam masyarakat modern.

Postmodernisme

Berbeda dengan modernisme, postmodernisme adalah gerakan intelektual dan budaya yang muncul pada pertengahan hingga akhir abad ke-20 sebagai reaksi terhadap modernisme. Menurut Jean-François Lyotard dalam "The Postmodern Condition" (1979), postmodernisme adalah ketidakpercayaan terhadap metanarasi.

Artinya, postmodernisme menolak ide bahwa ada kebenaran atau narasi universal yang dapat menjelaskan semua pengalaman manusia.

Baca juga: Apa Itu Simbolisme: Definisi, Sejarah, dan Fungsinya

Ini adalah konsep epistemologi postmodernisme: bukan mencari kebenaran universal, postmodernisme lebih fokus pada bagaimana pengetahuan dan kebenaran dibentuk oleh perspektif dan konteks sosial, budaya, dan historis. Postmodernisme menekankan keragaman, pluralisme, dan relativitas kebenaran.

Postmodernisme sering kali menggunakan parodi, pastiche, dan ironi untuk mempertanyakan dan mengeksplorasi ide-ide dan struktur yang diterima secara umum. Dalam seni dan sastra, ini bisa berarti menggabungkan berbagai gaya dan media, atau mencampur budaya tinggi dan rendah.

Sebagai contoh, dalam "If on a Winter's Night a Traveler" (1981), Italo Calvino menciptakan novel yang mengeksplorasi proses penulisan dan membaca itu sendiri, dengan struktur cerita yang selalu berubah dan digantikan oleh cerita lain.

***

Meskipun keduanya adalah reaksi terhadap perubahan sosial dan teknologi, modernisme dan postmodernisme memiliki pandangan yang berbeda tentang bagaimana kita harus memahami dan merespon perubahan ini. Modernisme mencari kebenaran dan struktur universal, sementara postmodernisme lebih fokus pada keragaman dan keunikan pengalaman individu.

Masing-masing aliran memiliki pengaruh yang mendalam dan berkelanjutan dalam berbagai bidang, dari seni dan sastra hingga filsafat dan ilmu sosial. Pemahaman yang lebih baik tentang perbedaan antara keduanya dapat membantu kita lebih menghargai dan memahami keragaman dan kompleksitas pemikiran dan ekspresi manusia.

Referensi:

Jameson, Frederic. "Postmodernism, or, The Cultural Logic of Late Capitalism." Duke University Press, 1991.
Lyotard, Jean-François. "The Postmodern Condition: A Report on Knowledge." University of Minnesota Press, 1979.
Eliot, T.S. "The Waste Land." Boni and Liveright, 1922.
Calvino, Italo. "If on a Winter's Night a Traveler." Giulio Einaudi Editore, 1981.

OhPedia Lainnya