KESHOGUNAN adalah istilah yang merujuk pada bentuk pemerintahan militer feodal di Jepang yang berlangsung dari tahun 1192 hingga 1867. Dalam sistem ini, shogun adalah pemimpin militer tertinggi dan biasanya memegang kekuasaan politik yang paling dominan, sementara kaisar tetap menjadi pemimpin nominal dan simbolis, tetapi dengan kekuasaan yang sangat terbatas.
Kata "shogun" sendiri berasal dari kata Jepang seii taishÅgun, yang berarti "Komandan militer yang menaklukkan barbar".
Meskipun kaisar secara teoretis merupakan pemimpin tertinggi di Jepang, dalam praktiknya, kekuasaan politik sebenarnya ada di tangan shogun.
Baca juga: Aleksander Agung: Kehidupan Awal dan Latar Belakangnya
Awal Terbentuknya Keshogunan
Pada akhir abad ke-12, Jepang mengalami konflik internal dan ketidakstabilan politik yang dikenal sebagai Perang Genpei. Perang ini berlangsung antara dua klan yang kuat, yaitu klan Minamoto dan klan Taira.
Konflik ini berakhir tahun 1185 ketika Minamoto no Yoritomo dari klan Minamoto berhasil mengalahkan klan Taira. Yoritomo kemudian mendirikan pemerintahan militer atau bakufu di Kamakura pada tahun 1192, dan dia ditunjuk sebagai shogun pertama oleh Kaisar Go-Toba.
Inilah awal mula terbentuknya Keshogunan di Jepang (Mass, Jeffrey P., "The Kamakura Bakufu: A Study in Documents", 1976).
Baca juga: Mengenal Ciri-Ciri Simbolisme
Periode Keshogunan
Keshogunan di Jepang dapat dibagi menjadi beberapa periode berdasarkan dinasti Shogun yang berkuasa:
Keshogunan Kamakura (1192–1333): Periode ini ditandai oleh kekuasaan militer Minamoto no Yoritomo dan penerusnya. Keshogunan ini berakhir ketika Kaisar Go-Daigo berhasil melakukan kudeta dan memulihkan kekuasaan kaisar tahun 1333 (McCullough, Helen Craig, "The Tale of the Heike", 1988).
Keshogunan Ashikaga atau Muromachi (1336–1573): Periode ini dimulai ketika Ashikaga Takauji, seorang samurai dari klan Ashikaga, mengalahkan Go-Daigo dan mendirikan bakufu baru di Muromachi, Kyoto.
Baca juga: Apa Itu Simbolisme: Definisi, Sejarah, dan Fungsinya
Periode ini ditandai oleh perang saudara dan disintegrasi kekuasaan sentral, yang berakhir dengan munculnya Oda Nobunaga, salah satu penyatu Jepang (Hall, John Whitney, "The Cambridge History of Japan", 1991).
Keshogunan Tokugawa atau Edo (1603–1867): Tokugawa Ieyasu mendirikan keshogunan ini setelah memenangkan Pertempuran Sekigahara. Periode ini dikenal dengan perdamaian dan stabilitas relatif, serta penutupan Jepang dari dunia luar.
Keshogunan ini berakhir dengan Restorasi Meiji pada tahun 1867 (Totman, Conrad, "Early Modern Japan", 1993).
Akhir dari Era Keshogunan
Pada pertengahan abad ke-19, Keshogunan Tokugawa mulai menunjukkan tanda-tanda keruntuhan. Tekanan dari Barat untuk membuka Jepang bagi perdagangan asing, serta ketidakpuasan internal terhadap pemerintahan shogun, berakhir dengan revolusi yang dikenal sebagai Restorasi Meiji tahun 1867.
Shogun Tokugawa Yoshinobu mengundurkan diri dan kekuasaan dikembalikan kepada Kaisar Meiji, menandai akhir dari sistem Keshogunan dan awal dari modernisasi Jepang (Jansen, Marius B., "The Making of Modern Japan", 2000).
Pengaruh Keshogunan pada Jepang Kontemporer
Meskipun keshogunan sudah tidak berkuasa, warisan budaya dan sejarahnya tetap berpengaruh pada Jepang kontemporer. Beberapa hal yang masih terasa hingga saat ini antara lain:
Pengaruh budaya dan tradisi. Budaya dan tradisi keshogunan, terutama dalam seni, filosofi, dan tata cara samurai, masih dihargai dan dijaga dalam kehidupan sehari-hari. Seni kaligrafi, seni bela diri, dan teh Jepang adalah beberapa contoh yang diwarisi dari masa keshogunan.
Perbandingan dengan sistem pemerintahan modern. Sejarah keshogunan juga memengaruhi cara pandang masyarakat Jepang terhadap sistem pemerintahan modern. Beberapa isu politik dan diskusi seputar kekuasaan pemerintah masih diwarnai oleh pemikiran dari era keshogunan.
Wisata dan Pendidikan. Tempat-tempat bersejarah yang terkait dengan keshogunan menjadi obyek wisata populer di Jepang. Pendidikan sejarah di sekolah-sekolah juga memasukkan periode keshogunan sebagai bagian dari kurikulum untuk memahami akar sejarah Jepang.
Kesimpulan
Keshogunan di Jepang adalah bagian penting dari sejarah negara ini. Periode-periode keshogunan, mulai dari Kamakura, Muromachi, hingga Tokugawa, membentuk fondasi politik dan budaya yang mengarah pada pembentukan Jepang kontemporer. Meskipun runtuh pada akhir abad ke-19, warisan budaya dan tradisi dari keshogunan masih dapat ditemukan hingga saat ini.
Dalam sejarah panjangnya, keshogunan telah mengalami berbagai tantangan dan perubahan. Meskipun sudah tidak ada lagi dalam bentuknya yang dulu, peran dan pengaruhnya terhadap Jepang kontemporer tidak dapat diabaikan. Sebagai bagian dari sejarah dunia, keshogunan Jepang mengajarkan banyak hal tentang kekuasaan, kebijakan, dan perubahan sosial yang relevan hingga hari ini.