Menelusuri Sejarah Spageti

21/11/2023, 17:50 WIB
Artikel dan Ilustrasi ini dibuat dengan bantuan artificial intelligence (AI). Dimohon untuk bijak memanfaatkan informasi. Jika Anda menemukan ada kesalahan informasi atau kesalahan konteks, silakan memberitahu kami ke feedbackohbegitu@gmail.com
Menelusuri Sejarah Spageti
Spageti
Table of contents
Editor: EGP

SPAGETI, salah satu bentuk pasta yang paling dikenal di dunia, memiliki sejarah panjang dan menarik. Asal usul spageti sering kali menjadi subyek debat dan spekulasi. Salah satu teori populer mengatakan, spageti berasal dari Italia, khususnya dari daerah Naples pada abad ke-12. Teori ini didukung oleh beberapa dokumen bersejarah yang menunjukkan adanya pasta serupa spageti di Italia pada masa itu. 

Menurut sejarawan makanan seperti John Dickie, dalam bukunya "Delizia! The Epic History of Italians and Their Food" (2008), spageti sudah menjadi bagian integral dari diet Italia sejak abad pertengahan.

Namun, ada pula teori lain yang menyatakan bahwa spageti atau pasta serupa diperkenalkan ke Italia oleh Marco Polo setelah perjalanannya ke China pada abad ke-13. Walaupun teori ini populer, banyak sejarawan makanan yang meragukannya. Kenneth F. Kiple dalam "The Cambridge World History of Food" (2000) menegaskan bahwa pasta sudah ada di Italia jauh sebelum Marco Polo. Hal ini menunjukkan bahwa spageti mungkin telah berkembang secara independen di Italia.

Baca juga: Resep Perkedel Kentang Telur: Mudah dan Lezat yang Bisa Anda Coba

Proses pembuatan spageti tradisional juga menarik untuk dicermati. Pada awalnya, spageti dibuat secara manual dari campuran tepung dan air. Teknik pembuatannya telah berkembang selama berabad-abad. Walaupun bahan dasarnya tetap sama, inovasi dalam pembuatan dan pengolahan spageti telah memberikan variasi yang kaya dalam sajian pasta ini. 

Spageti mulai populer di seluruh Italia pada abad ke-19, terutama setelah pengenalan mesin pembuat pasta. Penemuan ini, seperti yang dijelaskan dalam "Pasta: The Story of a Universal Food" oleh Silvano Serventi dan Françoise Sabban (2002), memungkinkan produksi spageti secara massal, menjadikannya makanan pokok di banyak rumah tangga Italia.

Seperti yang dijelaskan Oretta Zanini De Vita dalam "Encyclopedia of Pasta" (2009), berbagai bentuk dan ukuran spageti telah muncul seiring waktu, mencerminkan kekayaan tradisi kuliner Italia.

Baca juga: Resep Membuat Sambal Bawang yang Praktis

Pengaruh spageti terhadap budaya kuliner global juga tidak bisa diabaikan. Seiring dengan penyebaran imigran Italia ke berbagai belahan dunia, spageti dan pasta lainnya menjadi populer di banyak negara. Hal ini, seperti yang diungkapkan oleh Massimo Montanari dalam "Italian Identity in the Kitchen, or Food and the Nation" (2013), menunjukkan bagaimana makanan dapat menjadi bagian penting dari identitas budaya dan nasional.

Pasta di Italia

Pasta, termasuk spageti, adalah elemen penting dalam masakan Italia. Asal usul pasta di Italia melampaui sekedar spageti, mencakup berbagai bentuk dan variasi. Menurut sejarawan makanan John Dickie, dalam bukunya "Delizia! The Epic History of Italians and Their Food" (2008), pasta telah menjadi bagian integral dari budaya dan makanan Italia selama berabad-abad. Di setiap wilayah Italia, pasta hadir dengan ciri khasnya masing-masing, mulai dari tagliatelle di Bologna hingga penne di Napoli.

Penggunaan pasta di Italia berkembang bersamaan dengan perubahan sosial dan ekonomi. Dalam "Pasta in Italy: The History of a Food" (2006), Luigi Ballerini, mengungkap bagaimana pasta berkembang dari makanan sederhana untuk kelas pekerja menjadi simbol kekayaan dan keragaman kuliner. Dari pasta buatan tangan di rumah hingga produksi industri, transformasi ini menandai perkembangan signifikan dalam cara orang Italia menikmati dan menghargai pasta.

Baca juga: Resep Stik Kentang Simple untuk Camilan Lezat

Perbedaan pasta di setiap wilayah juga mencerminkan keanekaragaman bahan dan teknik memasak di Italia. Misalnya, pasta di Italia utara biasanya menggunakan lebih banyak mentega dan krim, sementara di selatan lebih banyak menggunakan minyak zaitun dan tomat. Variasi regional ini menunjukkan betapa pasta telah terintegrasi dalam identitas gastronomi lokal Italia.

Ketersediaan bahan lokal dan tradisi kuliner juga memainkan peran penting dalam evolusi pasta di Italia. Buku "The Science of Cooking: Understanding the Biology and Chemistry Behind Food and Cooking" karya Joseph Provost (2016), menjelaskan bagaimana bahan-bahan seperti gandum durum dan tomat, yang berlimpah di Italia, membentuk dasar dari banyak resep pasta yang kita kenal hari ini.

Evolusi Spageti

Evolusi spageti sejak awal kemunculannya telah mengalami banyak transformasi. Dari hidangan sederhana menjadi simbol kuliner Italia, perjalanan spageti mencerminkan perkembangan teknologi, perubahan selera, dan pengaruh budaya. Seperti yang dijelaskan dalam "Pasta: The Story of a Universal Food" oleh Silvano Serventi dan Françoise Sabban (2002), spageti awalnya hanya disajikan dengan sedikit bahan, terutama di daerah miskin di Italia selatan.

Dengan masuknya tomat dari Dunia Baru pada abad ke-16, spageti mulai mengalami perubahan signifikan. Tomat, yang awalnya dianggap beracun, lambat laun menjadi bahan utama dalam saus pasta. Sebagaimana dijelaskan oleh food writer Elizabeth David dalam "Italian Food" (1954), pengenalan saus tomat mengubah cara orang Italia dan dunia memandang spageti.

Di abad ke-20, spageti mulai menyebar ke seluruh dunia, terutama setelah imigrasi besar-besaran orang Italia ke Amerika Utara. Di Amerika, spageti berevolusi menjadi hidangan dengan porsi yang lebih besar dan variasi saus yang lebih kaya. Hal ini dijelaskan  Lynne Rossetto Kasper dalam "The Splendid Table's How to Eat Supper" (2008). Dia menunjukkan bagaimana spageti beradaptasi dengan selera dan ketersediaan bahan di Amerika.

Inovasi dan eksperimen kuliner juga telah mengubah spageti. Chef dan penggemar kuliner terus mencari cara baru untuk menyajikan spageti, dari versi klasik seperti Spaghetti Carbonara hingga kreasi modern yang menggunakan bahan-bahan eksotis atau teknik memasak canggih. Nathan Myhrvold dalam "Modernist Cuisine: The Art and Science of Cooking" (2011), mengatakan bahwa eksplorasi dalam dunia kuliner telah membawa spageti ke tingkat baru keunggulan gastronomis.

Spageti di Seluruh Dunia

Spageti, yang telah menjadi simbol masakan Italia, telah menemukan tempatnya di hampir setiap sudut dunia, menyesuaikan diri dengan selera dan tradisi kuliner lokal. Ketika imigran Italia membawa pasta ini ke Amerika dan negara-negara lain, spageti mulai mengalami adaptasi menarik. Menurut David Inglis dan Debra Gimlin dalam "Globalization of Food" (2009), spageti tidak hanya diadopsi oleh berbagai budaya, tapi juga diinterpretasikan ulang untuk mencocokkan dengan bahan dan selera lokal.

Di Amerika Serikat, spageti sering disajikan dengan saus marinara yang kaya rasa dan meatballs, sebuah versi yang sangat berbeda dari hidangan pasta tradisional Italia. Menurut Lynne Rossetto Kasper dalam "The Splendid Table's How to Eat Supper" (2008), adaptasi ini mencerminkan keinginan orang Amerika untuk hidangan yang lebih substansial dan mengenyangkan.

Di Asia, terutama di negara-negara seperti Jepang dan Korea, spageti telah diintegrasikan dengan bahan-bahan lokal seperti seafood, saus kedelai, dan rempah-rempah. Misalnya, spageti dengan saus krim dan seafood menjadi populer di Jepang, menunjukkan bagaimana spageti dapat disesuaikan dengan bahan-bahan lokal yang berbeda, seperti yang dijelaskan dalam "Japanese Cooking: A Simple Art" oleh Shizuo Tsuji (1980).

Sementara itu, di Eropa, spageti menikmati banyak variasi regional. Di Inggris, spageti bolognese telah menjadi hidangan klasik, meskipun resepnya seringkali berbeda dari resep asli Italia. Menurut Colin Spencer dalam "British Food: An Extraordinary Thousand Years of History" (2002), ini menunjukkan bagaimana spageti telah diadopsi dan disesuaikan dengan selera setempat.

Travelfood Lainnya