Microtransaction adalah fitur yang semakin populer dalam industri game. Dalam artikel sebelumnya, kita telah membahas tentang apakah microtransaction dapat meningkatkan risiko ketergantungan pada game. Dalam artikel ini, kita akan membahas sejarah microtransaction dan apakah berarti microtransaction bersifat pay to win dalam konteks game.
Sejarah dari Microtransaction
Microtransaction pertama kali ditemukan dalam game Free Realm, yang merupakan game MMORPG yang populer di beberapa tahun terakhir. Game ini mengenalkan sistem microtransaction untuk membeli item yang dapat meningkatkan kemampuan karakter dalam game. Sejak itu, banyak game yang mengadopsi sistem microtransaction untuk menghasilkan daya pemasaran baru dan meningkatkan keuntungan pengembang game.
Baca juga: Rekomendasi Game Memasak dari Papa's Series
Pada awalnya, microtransaction hanya digunakan dalam game MMORPG, tetapi seiring waktu, fitur ini mulai digunakan dalam berbagai jenis game, termasuk game mobile, game PC, dan game konsol. Beberapa game yang menggunakan sistem microtransaction termasuk Fortnite, League of Legends, dan Clash of Clans.
Bagaimana Microtransaction Berkembang dalam Industri Game?
Microtransaction telah berkembang pesat dalam industri game. Fitur ini telah menjadi sumber pendapatan yang signifikan bagi pengembang game dan telah membuka peluang baru dalam pemasaran game. Beberapa pengembang game bahkan mengandalkan sistem microtransaction sebagai sumber pendapatan utama mereka.
Namun, penggunaan microtransaction juga telah menimbulkan kontroversi dalam industri game. Beberapa pemain merasa bahwa penggunaan microtransaction dapat merusak pengalaman bermain game dan dapat memicu perilaku berisiko dan ketergantungan pada game. Beberapa negara bahkan telah mengatur penggunaan microtransaction dalam game untuk melindungi pemain dari risiko ketergantungan dan eksploitasi.
Baca juga: Mengenal Aplikasi Discord: Platform Komunikasi Serba Guna yang Merajai Dunia Digital
Apakah Berarti Microtransaction Bersifat Pay to Win?
Microtransaction dapat bersifat pay to win dalam konteks game. Berikut adalah beberapa alasan mengapa microtransaction dapat bersifat pay to win:
- Microtransaction dapat memberikan keuntungan yang tidak ada melalui gameplay: Beberapa item yang dapat dibeli melalui microtransaction, seperti senjata yang dapat meningkatkan kemampuan karakter atau skin karakter yang menyesuaikan tampilan karakter, hanya dapat ditemukan melalui microtransaction.
- Microtransaction dapat memungkinkan pemain untuk mengakses konten eksklusif: Beberapa game menawarkan konten eksklusif melalui microtransaction, yang mungkin tidak dapat diakses melalui gameplay umum.
- Microtransaction dapat memungkinkan pemain untuk menghasilkan daya pemasaran yang lebih cepat: Beberapa game menawarkan sistem microtransaction untuk membeli daya pemasaran, yang dapat menghasilkan daya pemasaran lebih cepat daripada melalui gameplay umum.
Namun, tidak semua microtransaction akan bersifat pay to win. Beberapa game hanya menawarkan microtransaction untuk mengakses item atau fitur yang tidak berpengaruh pada gameplay, seperti penggunaan nama pemain atau mengakses area game yang tidak dapat diakses melalui gameplay umum. Selain itu, beberapa game menawarkan sistem langganan bulanan yang memberikan akses ke konten eksklusif atau item dalam game, tetapi tidak menghasilkan daya pemasaran yang lebih cepat atau mengakses item atau fitur yang berpengaruh pada gameplay.
Penutup
Microtransaction adalah fitur yang semakin populer dalam industri game. Sejarah microtransaction mulai dari game Free Realm, dan sistem ini telah berkembang pesat hingga saat ini. Microtransaction dapat bersifat pay to win dalam konteks game, tetapi tidak semua microtransaction akan memberikan keuntungan yang tidak ada melalui gameplay. Penting untuk diingat bahwa penggunaan microtransaction harus dilakukan dengan bijaksana dan harus memperhatikan bagaimana sistem ini dapat mempengaruhi pemain dan gameplay yang mereka alami.
Baca juga: Tips Membawa Banyak Pakaian Tanpa Menghabiskan Ruang dengan Teknologi Vakum Pakaian
Referensi
- Zendle, D., & Cairns, P. (2018). Loot boxes are again linked to problem gambling: Results of a replication study. PloS one, 13(5), e0197448.
- Griffiths, M. D. (2019). Video game loot boxes are psychologically akin to gambling. Nature Human Behaviour, 3(3), 251-252.