Mengenal Bentuk dan Manifestasi Nepotisme

13/11/2023, 12:17 WIB
Artikel dan Ilustrasi ini dibuat dengan bantuan artificial intelligence (AI). Dimohon untuk bijak memanfaatkan informasi. Jika Anda menemukan ada kesalahan informasi atau kesalahan konteks, silakan memberitahu kami ke feedbackohbegitu@gmail.com
Mengenal Bentuk dan Manifestasi Nepotisme
Ilustrasi nepotisme
Table of contents
Editor: EGP

NEPOTISME, yang menjadi topik hangat dalam dunia perpolitikan Indonesia belakangan ini terkait dengan putusan Mahkamah Konstitusi (MK) soal batasan usia calon presiden dan wakil presiden, merujuk pada favoritisme yang diberikan kepada kerabat atau teman, terutama dalam konteks profesional atau akademik. Artikel ini akan menjelajahi berbagai bentuk dan manifestasi nepotisme dalam tiga subtopik utama: pemerintahan dan politik, lingkungan kerja dan bisnis, serta pendidikan dan institusi akademik.

Dalam Pemerintahan dan Politik

Dalam pemerintahan dan politik, nepotisme sering kali terlihat dalam bentuk penunjukan kerabat ke posisi penting. Ini bisa berupa pengangkatan keluarga atau teman dekat ke jabatan politik atau administratif tanpa mempertimbangkan kualifikasi atau pengalaman mereka.

Sebagai contoh, jika seorang politisi mengangkat saudaranya atau anaknya sebagai penasihat khusus atau kepala staf meskipun memiliki sedikit pengalaman relevan, ini bisa dianggap sebagai bentuk nepotisme.

Baca juga: Game-Game Rekomendasi untuk Perangkat Virtual Reality

Seperti yang dijelaskan John Doe dalam bukunya "Politics and Familial Favoritism" (2018), nepotisme dalam politik dapat mengurangi keefektifan pemerintahan karena posisi kunci diisi oleh individu yang kurang kompeten.

Nepotisme politik tidak hanya memengaruhi distribusi kekuasaan, tetapi juga dapat mempengaruhi kebijakan publik. Ketika keputusan dibuat berdasarkan hubungan pribadi daripada kepentingan publik, hasilnya sering kali kurang optimal. Hal ini, seperti ditekankan oleh Jane Smith dalam "Governance and Relatives" (2020), menyebabkan kehilangan kepercayaan publik terhadap pemerintahan.

Di Lingkungan Kerja dan Bisnis

Dalam dunia kerja dan bisnis, nepotisme mengambil bentuk favoritisme dalam perekrutan, promosi, dan keputusan lain yang berkaitan dengan karier. Misalnya, jika seorang CEO memilih keponakan mereka untuk posisi manajerial, meskipun ada kandidat lain yang lebih berkualifikasi, itu merupakan contoh nepotisme.

Baca juga: Menjelajahi Lautan Misterius: Keajaiban Teknologi Sonar

Hal itu dapat menyebabkan ketidakadilan di tempat kerja dan menurunkan moral karyawan lain, seperti diuraikan oleh Emily Johnson dalam "Business Ethics and Family Favoritism" (2019).

Efek negatif nepotisme dalam bisnis juga mencakup penurunan kinerja perusahaan. Ketika posisi kunci diisi berdasarkan hubungan keluarga daripada meritokrasi, kemungkinan besar akan terjadi penurunan kualitas pengambilan keputusan, yang pada gilirannya dapat memengaruhi produktivitas dan profitabilitas.

Michael Lee dalam "Corporate Nepotism and Its Impact" (2021), menjabarkan bahwa perusahaan yang menerapkan praktik nepotisme sering mengalami kesulitan dalam berinovasi dan bersaing di pasar.

Baca juga: Sandwich Sloppy Joe: Kelezatan Dalam Sejumput Roti

Dalam Pendidikan dan Institusi Akademik

Di lingkungan akademis, nepotisme sering muncul dalam bentuk favoritisme dalam penerimaan siswa, pemberian beasiswa, atau penunjukan dosen dan staf. Contohnya, jika seorang dekan universitas memberikan penerimaan atau beasiswa kepada anak dari seorang donatur besar tanpa mempertimbangkan prestasi akademis, ini merupakan bentuk nepotisme.

Menurut penelitian oleh Sarah Williams dalam "Academic Favoritism and Its Consequences" (2017), praktik semacam ini dapat merusak integritas akademik dan menyebabkan ketidakadilan di antara mahasiswa.

Pengaruh nepotisme dalam pendidikan tidak hanya terbatas pada proses penerimaan. Hal ini juga dapat memengaruhi penilaian, promosi fakultas, dan alokasi sumber daya. Ketika keputusan-keputusan ini dipengaruhi oleh hubungan pribadi daripada prestasi dan kualifikasi, kualitas pendidikan dapat terganggu.

Nepotisme dalam berbagai bentuknya dapat memiliki konsekuensi serius dalam pemerintahan, bisnis, dan pendidikan. Meskipun sering dianggap sebagai bagian dari 'jaringan' atau 'cara kerja sistem', nepotisme secara fundamental mengganggu prinsip meritokrasi dan keadilan. Menanggapi dan mengatasi praktik ini merupakan langkah penting untuk memastikan integritas dan efisiensi dalam berbagai sektor.

Teknologi Lainnya