5 Alasan Ilmiah Kenapa Kamu Selalu Gagal Diet

11/08/2023, 20:25 WIB
Artikel dan Ilustrasi ini dibuat dengan bantuan artificial intelligence (AI). Dimohon untuk bijak memanfaatkan informasi. Jika Anda menemukan ada kesalahan informasi atau kesalahan konteks, silakan memberitahu kami ke feedbackohbegitu@gmail.com
5 Alasan Ilmiah Kenapa Kamu Selalu Gagal Diet
Ilustrasi gagal diet
Table of contents
Editor: NIB

Siapa yang tak ingin memiliki tubuh yang sehat dan ideal? Namun, dalam perjalanan menuju tubuh impian, banyak dari kita yang seringkali merasa gagal dalam menjalani diet.

Sudah diet tapi tidak turun? Atau sudah diet tapi berat badan (BB) stuck? Mengapa bisa begitu?

Baca juga: Mengapa Kadar Oksigen Menipis Saat Berada di Puncak Gunung?

Ternyata, ada penjelasan ilmiah di balik kegagalan diet yang kerap kita alami. Berikut ulasannya:

Metabolisme Tubuh yang Melambat

Saat kamu memotong asupan kalori secara drastis, tubuhmu merespons dengan melambatkan metabolisme untuk menyimpan energi.

Penurunan drastis dalam asupan kalori bisa memicu tubuh untuk masuk ke mode 'kelaparan', sehingga metabolisme menjadi lebih lambat dan penurunan berat badan menjadi lebih sulit dicapai.

Baca juga: Mengapa Tubuh Kita Menggigil Saat Kedinginan?

Hormon Ghrelin Meningkat

Ghrelin, sering disebut sebagai "hormon kelaparan", meningkat saat kita diet. Peningkatan hormon ini bisa membuatmu merasa lebih lapar, meskipun kamu baru saja makan.

Ketika kadar hormon ghrelin meningkat, seseorang cenderung merasa lebih lapar dan mungkin sulit untuk mengendalikan asupan makanan. Inilah mengapa perubahan hormon dapat mempengaruhi usaha diet.

Kekurangan Tidur

Kurang tidur dapat memengaruhi hormon yang mengatur nafsu makan dan kenyang, seperti leptin dan ghrelin.

Baca juga: Mengungkap Fakta Menarik Mengenai Mata Minus: Pandangan yang Memudar

Kurang tidur juga bisa mengakibatkan peningkatan keinginan untuk makan makanan yang kurang sehat atau tinggi kalori sebagai cara untuk mendapatkan energi tambahan.

Selain itu, saat kekurangan tidur, tubuh cenderung memilih makanan yang tinggi kalori dan karbohidrat.

Stres dan Cortisol

Stres dapat merangsang pelepasan hormon kortisol dalam tubuh. Tingkat kortisol yang tinggi dapat mempengaruhi berat badan dengan meningkatkan nafsu makan, terutama untuk makanan manis dan berlemak.

Tidak Realistis dengan Tujuan Diet

Mengejar target yang tidak realistis atau memilih diet ekstrem yang sulit dipertahankan dalam jangka panjang bisa membuatmu cepat merasa frustrasi dan menyerah.

Daripada terjebak dalam siklus diet yo-yo, pilihlah pendekatan yang seimbang, realistis, dan berorientasi pada gaya hidup sehat jangka panjang.

Konsultasikan dengan ahli gizi atau profesional medis sebelum memulai diet baru, agar kamu dapat memahami kebutuhan tubuhmu dan merancang rencana diet yang sesuai dengan kondisi kesehatan serta tujuan yang realistis.

Sains Lainnya