Mengungkap Misteri Intoleransi Laktosa: Ketahui Gejala, Diagnosis, dan Perawatannya

06/11/2023, 21:40 WIB
Artikel dan Ilustrasi ini dibuat dengan bantuan artificial intelligence (AI). Dimohon untuk bijak memanfaatkan informasi. Jika Anda menemukan ada kesalahan informasi atau kesalahan konteks, silakan memberitahu kami ke feedbackohbegitu@gmail.com
Mengungkap Misteri Intoleransi Laktosa: Ketahui Gejala, Diagnosis, dan Perawatannya
ilustrasi alergi susu
Table of contents
Editor: Luqman Alfadil

OHBEGITU.com - Intoleransi laktosa adalah kondisi yang cukup umum di mana seseorang mengalami kesulitan dalam mencerna laktosa, gula yang ditemukan dalam produk susu. Kondisi ini memengaruhi banyak orang di seluruh dunia, dan gejala intoleransi laktosa dapat bervariasi dari ringan hingga parah. Dalam artikel ini, kita akan menjelaskan apa itu intoleransi laktosa, penyebabnya, faktor risiko yang mempengaruhi seseorang, gejala yang biasanya muncul, bagaimana mendiagnosisnya, serta opsi perawatan yang tersedia.

Apa itu Intoleransi Laktosa?

Intoleransi laktosa adalah kondisi di mana tubuh tidak dapat mencerna laktosa dengan efisien. Laktosa adalah gula alami yang ditemukan dalam susu dan produk susu. Untuk mencerna laktosa, tubuh memerlukan enzim yang disebut laktase. Laktase memecah laktosa menjadi dua gula sederhana, glukosa dan galaktosa, yang kemudian dapat diserap oleh usus halus. Namun, pada individu dengan intoleransi laktosa, produksi laktase terganggu atau berkurang, sehingga laktosa tidak dapat dicerna dengan baik.

Baca juga: Mengapa Kadar Oksigen Menipis Saat Berada di Puncak Gunung?

Ada tiga jenis intoleransi laktosa yang dapat terjadi: intoleransi laktosa primer, intoleransi laktosa sekunder, dan intoleransi laktosa bawaan. Mari kita bahas masing-masing jenis intoleransi laktosa secara lebih rinci.

Penyebab Intoleransi Laktosa

Intoleransi Laktosa Primer

Intoleransi laktosa primer adalah jenis yang paling umum dari intoleransi laktosa. Ini sering terjadi ketika seseorang mencapai usia dewasa. Penyebabnya adalah penurunan alami dalam produksi laktase seiring bertambahnya usia. Pada masa kanak-kanak, tubuh biasanya memiliki produksi laktase yang cukup untuk mencerna laktosa dalam produk susu. Namun, seiring bertambahnya usia, produksi enzim laktase ini dapat menurun, menyebabkan gejala intoleransi laktosa.

Intoleransi Laktosa Sekunder

Intoleransi laktosa sekunder terjadi ketika tubuh mengalami kerusakan pada usus halus, yang mengganggu kemampuan tubuh untuk memproduksi laktase. Penyebab utama intoleransi laktosa sekunder adalah gangguan pada usus seperti penyakit celiac, infeksi usus, atau penyakit radang usus. Kondisi-kondisi ini dapat merusak usus halus dan mengganggu produksi laktase, yang kemudian menyebabkan intoleransi laktosa.

Baca juga: Mengapa Tubuh Kita Menggigil Saat Kedinginan?

Intoleransi Laktosa Bawaan

Intoleransi laktosa bawaan adalah bentuk langka dari intoleransi laktosa yang terjadi karena kelainan genetik yang mengakibatkan produksi laktase yang sangat rendah atau bahkan tidak ada sama sekali sejak lahir. Individu dengan intoleransi laktosa bawaan akan mengalami gejala sepanjang hidup mereka, dan kondisi ini tidak dapat disembuhkan.

Faktor Risiko

Beberapa faktor risiko dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami intoleransi laktosa. Faktor-faktor ini meliputi:

  1. Keturunan: Riwayat keluarga dengan intoleransi laktosa dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengembangkan kondisi ini.

    Baca juga: Mengungkap Fakta Menarik Mengenai Mata Minus: Pandangan yang Memudar

  2. Usia: Seperti yang disebutkan sebelumnya, produksi laktase cenderung menurun seiring bertambahnya usia, sehingga usia adalah faktor risiko yang signifikan.

  3. Etnisitas: Beberapa kelompok etnis lebih cenderung mengalami intoleransi laktosa daripada yang lain. Contohnya, banyak orang Asia dan Afrika memiliki risiko lebih tinggi untuk intoleransi laktosa dibandingkan dengan orang keturunan Eropa.

  4. Gangguan Usus: Jika seseorang menderita penyakit seperti penyakit celiac atau penyakit radang usus, risiko intoleransi laktosa sekunder akan meningkat.

  5. Operasi Usus: Jika seseorang telah menjalani operasi pada usus halusnya, ini dapat memengaruhi kemampuannya untuk mencerna laktosa dan meningkatkan risiko intoleransi laktosa.

Gejala

Gejala intoleransi laktosa bervariasi dari ringan hingga parah, tergantung pada seberapa besar jumlah laktosa yang dikonsumsi dan seberapa rendah produksi laktase dalam tubuh. Beberapa gejala umumnya meliputi:

  • Kembung: Banyak orang dengan intoleransi laktosa mengalami perut kembung setelah mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung laktosa.

  • Diare: Diare sering terjadi sebagai respons tubuh terhadap laktosa yang tidak tercerna dengan baik.

  • Perut Kembung: Perut yang terasa penuh atau kembung adalah gejala umum intoleransi laktosa.

  • Mual dan Muntah: Beberapa individu mungkin merasa mual atau bahkan muntah setelah mengonsumsi laktosa.

  • Kram Perut: Kram perut dapat menjadi gejala yang sangat tidak nyaman bagi penderita intoleransi laktosa.

  • Gas: Produksi gas yang berlebihan adalah gejala umum, dan ini sering diikuti oleh buang angin yang tidak diinginkan.

  • Perut Terasa Tidak Enak: Orang dengan intoleransi laktosa mungkin merasa perutnya tidak enak, tidak seperti biasanya, setelah mengonsumsi produk susu.

Diagnosis

Untuk mendiagnosis intoleransi laktosa, dokter dapat melakukan beberapa tes. Salah satu tes yang umum adalah tes hidrogen pernapasan. Tes ini melibatkan mengonsumsi laktosa dalam bentuk cairan, dan kemudian mengukur kadar hidrogen dalam napas. Jika kadar hidrogen meningkat setelah mengonsumsi laktosa, itu dapat menjadi tanda intoleransi laktosa.

Tes lain yang dapat digunakan adalah tes darah untuk mengukur kadar glukosa setelah mengonsumsi laktosa. Jika kadar glukosa tidak meningkat sebagaimana mestinya, itu dapat menunjukkan intoleransi laktosa.

Dokter juga dapat melakukan tes genetik untuk intoleransi laktosa bawaan, yang dapat mengidentifikasi mutasi genetik yang menyebabkan ketidakmampuan tubuh untuk memproduksi laktase.

Perawatan

Setelah seseorang didiagnosis dengan intoleransi laktosa, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengelola kondisi ini. Beberapa perawatan yang mungkin diterapkan meliputi:

  • Diet Bebas Laktosa: Salah satu langkah utama adalah menghindari makanan dan minuman yang mengandung laktosa. Ini termasuk susu, keju, yogurt, dan produk susu lainnya. Alternatif tanpa laktosa seperti susu almond, susu kedelai, atau susu nabati lainnya dapat digunakan.

  • Suplemen Enzim Laktase: Suplemen enzim laktase tersedia tanpa resep dan dapat membantu dalam mencerna laktosa. Suplemen ini harus dikonsumsi sebelum makanan atau minuman yang mengandung laktosa.

  • Makanan Olahan Tanpa Laktosa: Makanan olahan khusus tanpa laktosa juga tersedia di pasaran, memudahkan penderita intoleransi laktosa untuk menikmati makanan yang mereka sukai tanpa gejala yang tidak nyaman.

  • Konsultasi dengan Ahli Gizi: Berkonsultasi dengan seorang ahli gizi atau dietitian dapat membantu seseorang merencanakan diet yang sesuai dengan intoleransi laktosa, memastikan mereka mendapatkan nutrisi yang cukup.

  • Perawatan Tambahan: Jika intoleransi laktosa disebabkan oleh gangguan usus seperti penyakit celiac, perawatan kondisi penyerta ini mungkin diperlukan untuk mengatasi intoleransi laktosa.

Kesimpulan

Intoleransi laktosa adalah kondisi umum yang memengaruhi banyak individu di seluruh dunia. Ini disebabkan oleh ketidakmampuan tubuh untuk mencerna laktosa secara efisien, karena produksi enzim laktase terganggu. Intoleransi laktosa dapat memiliki gejala yang bervariasi, termasuk kembung, diare, dan kram perut. Faktor risiko meliputi usia, keturunan, dan gangguan usus.

Diagnosis intoleransi laktosa dapat dilakukan melalui tes hidrogen pernapasan, tes darah, atau tes genetik. Perawatan melibatkan menghindari makanan yang mengandung laktosa, mengonsumsi suplemen enzim laktase, dan mengonsultasikan diri dengan ahli gizi. Dengan manajemen yang tepat, kehidupan sehari-hari penderita intoleransi laktosa dapat menjadi lebih nyaman dan bebas gejala.

Sains Lainnya