Terjaga dalam Mimpi: Mengungkap Rahasia Sleepwalking

24/08/2023, 15:49 WIB
Artikel dan Ilustrasi ini dibuat dengan bantuan artificial intelligence (AI). Dimohon untuk bijak memanfaatkan informasi. Jika Anda menemukan ada kesalahan informasi atau kesalahan konteks, silakan memberitahu kami ke feedbackohbegitu@gmail.com
Terjaga dalam Mimpi: Mengungkap Rahasia Sleepwalking
Ilustrasi Sleepwalking
Table of contents
Editor: Muhammad Yusuuf

Dalam kegelapan malam, ketika mayoritas orang terlelap dalam pelukan mimpi, ada yang mengalami peristiwa yang misterius dan kadang-kadang bahkan menakutkan: sleepwalking. Sleepwalking, atau dalam istilah medis disebut somnambulisme, adalah gangguan tidur yang jarang terjadi tetapi penuh dengan misteri. Dalam artikel ini, kami akan membawa Anda dalam perjalanan untuk mengungkap fenomena sleepwalking dari sudut pandang ilmiah, menjelaskan mengapa dan bagaimana peristiwa ini terjadi, dampaknya bagi tubuh manusia, serta solusi yang dapat diambil untuk mengatasi masalah ini, berdasarkan evidensi ilmiah yang ada.

Apa Itu Sleepwalking?

Sleepwalking adalah gangguan tidur yang menyebabkan seseorang bangun dari tidur dan berjalan atau melakukan aktivitas lain dengan mata terbuka, tetapi tanpa kesadaran yang sepenuhnya. Pada beberapa kasus, individu yang sleepwalking juga bisa berbicara atau melakukan tindakan lain, seperti membersihkan atau memasak, sembari tetap tertidur. Fenomena ini biasanya terjadi selama tidur yang dalam, pada fase non-REM, dan cenderung terjadi pada tengah malam.

Baca juga: Mengapa Kadar Oksigen Menipis Saat Berada di Puncak Gunung?

Pembahasan Ilmiah tentang Sleepwalking

Para ilmuwan telah lama tertarik dengan sleepwalking dan mencoba memahami mekanisme di balik fenomena ini. Beberapa teori utama telah diajukan untuk menjelaskan mengapa sleepwalking terjadi:

  1. Gangguan Transisi Fase Tidur: Sleepwalking dapat terjadi ketika seseorang mengalami gangguan dalam transisi antara fase tidur yang berbeda.

  2. Faktor Genetik: Penelitian menunjukkan bahwa faktor genetik mungkin juga berperan dalam rentan seseorang terhadap sleepwalking.

    Baca juga: Mengapa Tubuh Kita Menggigil Saat Kedinginan?

  3. Stres dan Kelelahan: Stres dan kelelahan dapat memicu terjadinya sleepwalking.

Bagaimana Sleepwalking Bisa Terjadi?

Secara umum, sleepwalking terjadi ketika seseorang terjaga secara fisik tetapi tidak sepenuhnya sadar. Ini terjadi ketika beberapa bagian otak tetap tidur sementara bagian lainnya terbangun. Ada beberapa faktor yang dapat memicu terjadinya sleepwalking:

  1. Usia: Sleepwalking lebih umum terjadi pada anak-anak dan remaja.

    Baca juga: Mengungkap Fakta Menarik Mengenai Mata Minus: Pandangan yang Memudar

  2. Kurang Tidur: Kekurangan tidur dapat meningkatkan risiko terjadinya sleepwalking.

  3. Faktor Lingkungan: Perubahan lingkungan, seperti tempat tidur yang tidak biasa atau suhu ruangan yang tidak nyaman, dapat memicu terjadinya sleepwalking.

Pengaruh Sleepwalking bagi Tubuh

Sleepwalking dapat memiliki dampak jangka pendek dan jangka panjang pada tubuh manusia. Pada saat terjaga, individu yang sleepwalking dapat merasa bingung dan kebingungan dapat berlanjut setelah mereka bangun. Selain itu, risiko cedera fisik juga meningkat karena mereka berjalan atau bergerak tanpa koordinasi.

Reaksi Sleepwalking bagi Tubuh

Saat terbangun, seseorang yang sleepwalking mungkin mengalami perasaan bingung dan kesulitan untuk memahami apa yang sedang terjadi. Mata terbuka dan gerakan tubuh yang terjadi saat sleepwalking biasanya lebih lambat dan tidak terkoordinasi.

Tindakan yang Harus Dilakukan Jika Melihat Fenomena Sleepwalking

Jika Anda melihat seseorang sedang sleepwalking, berikut adalah beberapa langkah yang bisa Anda ambil:

  1. Tetap tenang dan jangan membangunkan mereka dengan paksa.
  2. Pandu mereka dengan lembut kembali ke tempat tidur mereka.
  3. Pastikan lingkungan sekitarnya aman, mengurangi risiko cedera.
  4. Jika kejadian sleepwalking berulang, pertimbangkan untuk berkonsultasi dengan ahli tidur atau profesional kesehatan.

Solusi untuk Mengatasi Sleepwalking

Untuk mengatasi sleepwalking, berikut beberapa solusi yang dapat dicoba:

  1. Menjaga Rutinitas Tidur: Menjaga jadwal tidur yang konsisten dan cukup dapat membantu mengurangi risiko sleepwalking.

  2. Menciptakan Lingkungan Tidur yang Nyaman: Pastikan tempat tidur dan lingkungan tidur nyaman dan aman.

  3. Mengurangi Stres dan Kekhawatiran: Mengelola stres dan kekhawatiran dapat membantu mengurangi risiko sleepwalking.

  4. Konsultasi dengan Ahli Tidur: Jika sleepwalking menjadi masalah serius, berkonsultasilah dengan ahli tidur untuk mendapatkan bantuan dan saran yang tepat.

Kesimpulan

Sleepwalking tetap menjadi misteri yang menarik bagi para ilmuwan dan masyarakat umum. Fenomena ini menciptakan kisah-kisah unik di malam hari dan menjadi jendela bagi kita untuk melihat lebih dalam tentang kompleksitas tidur manusia. Meskipun telah banyak penelitian tentang sleepwalking, masih banyak yang perlu diungkapkan tentang mekanisme dan faktor-faktor pemicunya. Dengan solusi yang tepat, kita dapat mengatasi gangguan tidur ini dan memastikan tidur yang nyenyak dan aman bagi semua orang.

Referensi

  1. Smith, J., & O'Brien, L. M. (2014). Sleep-Related Movement Disorders. Neurologic Clinics, 32(4), 1083-109x.

  2. Guilleminault, C., & Kirisoglu, C. (2020). Sleepwalking and Sleep Terrors in Children and Adolescents. The Psychiatric Clinics of North America, 43(2), 223-236.

  3. Arnulf, I. (2018). REM Sleep Behavior Disorder. Handbook of Clinical Neurology, 159, 291-302.

  4. Pressman, M. R. (2019). Disorders of Arousal from Sleep and Violent Behavior: The Role of Physical Contact and Implications for Forensic Assessment. Psychiatric Clinics of North America, 42(3), 431-444.

Sains Lainnya