Eksplorasi Antariksa yang Tidak Biasa: Hewan-hewan Pemberani yang Pernah Menjelajahi Luar Angkasa

07/12/2023, 13:03 WIB
Artikel dan Ilustrasi ini dibuat dengan bantuan artificial intelligence (AI). Dimohon untuk bijak memanfaatkan informasi. Jika Anda menemukan ada kesalahan informasi atau kesalahan konteks, silakan memberitahu kami ke feedbackohbegitu@gmail.com
Eksplorasi Antariksa yang Tidak Biasa: Hewan-hewan Pemberani yang Pernah Menjelajahi Luar Angkasa
ilustrasi hewan yang pernah ke luar angkasa (midjourney)
Table of contents
Editor: Luqman Alfadil

OHBEGITU.com - Antara bintang-bintang yang bersinar di angkasa, ada cerita-cerita menakjubkan tentang hewan-hewan pemberani yang telah melintasi batas atmosfer dan menjelajahi kehampaan luar angkasa. Dalam artikel ini, kita akan merinci petualangan seru beberapa hewan yang telah mengukir namanya dalam sejarah eksplorasi antariksa.

1. Kura-Kura

Sebuah perjalanan antariksa yang benar-benar unik terjadi pada tahun 2011, ketika ilmuwan NASA mengirimkan kura-kura kecil bernama "Speedy" ke luar angkasa. Speedy bergabung dengan misi Kepler untuk mengeksplorasi planet luar surya kita. Kepler 16b, sebuah eksoplanet yang mengorbit dua bintang sekaligus, menyimpan misteri luar biasa. Meskipun hanya berupa boneka kura-kura yang melambangkan eksplorasi ini, namun kehadiran Speedy memberikan sentuhan kemanusiaan pada pencarian kita akan kehidupan di luar Bumi.

Baca juga: Mengapa Kadar Oksigen Menipis Saat Berada di Puncak Gunung?

2. Monyet

Pada era antariksa yang lebih awal, monyet-monyet menjadi pionir dalam pengujian reaksi tubuh terhadap mikrogravitasi. Salah satu monyet terkenal adalah Albert I, yang menjadi makhluk hidup pertama yang dikirim ke luar angkasa oleh Amerika Serikat pada tahun 1948. Sejak itu, puluhan monyet lainnya mengikuti jejaknya untuk membantu ilmuwan memahami dampak perjalanan antariksa pada organisme hidup. Melalui eksperimen ini, para peneliti memperoleh wawasan berharga tentang kesehatan dan adaptasi manusia di lingkungan antariksa.

3. Lalat

Dalam eksplorasi ruang angkasa, lalat mungkin bukanlah pilihan pertama yang terlintas dalam pikiran. Namun, pada tahun 2006, misi STS-116 NASA membawa sekelompok lalat ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Lalat-lalat ini membantu para ilmuwan memahami peran gravitasi dalam perkembangan otot dan tulang manusia. Melalui pengamatan yang cermat, mereka memberikan kontribusi besar dalam memahami dampak lingkungan mikrogravitasi terhadap tubuh manusia di luar angkasa.

4. Anjing Pelopor

Dalam sejarah penerbangan antariksa, anjing-anjing pelopor seperti Laika telah meninggalkan jejak yang tidak terlupakan. Laika menjadi hewan pertama yang mencapai orbit Bumi pada tahun 1957, menandai pencapaian besar dalam eksplorasi antariksa. Meskipun nasib Laika tragis karena tidak dapat kembali ke Bumi, perannya dalam menginspirasi penelitian antariksa menjadi sangat signifikan.

Baca juga: Mengapa Tubuh Kita Menggigil Saat Kedinginan?

5. Cacing Tanah

Pada tahun 2006, cacing tanah mengambil peran utama dalam eksperimen yang unik. Ilmuwan Eropa mengirimkan cacing ke ISS untuk memahami dampak mikrogravitasi terhadap proses penuaan dan pertumbuhan. Hasil eksperimen ini membuka pintu bagi pemahaman lebih dalam tentang bagaimana lingkungan antariksa memengaruhi organisme kecil seperti cacing tanah dan dapat memberikan wawasan penting bagi penelitian kesehatan manusia di masa depan.

6. Kepiting Air

Pertama-tama, kita akan membahas kepiting air. Pada tahun 2007, NASA mengirimkan kepiting air ke luar angkasa sebagai bagian dari misi untuk mempelajari efek radiasi pada makhluk hidup. Kepiting air dipilih karena mereka memiliki kemampuan untuk bertahan hidup dalam kondisi yang ekstrem, termasuk suhu yang sangat rendah dan tekanan yang tinggi. Selain itu, kepiting air juga memiliki kemampuan untuk memperbaiki DNA mereka sendiri, yang membuat mereka menjadi subjek yang menarik untuk dipelajari dalam konteks radiasi.

7. Tikus

Selain kepiting air, NASA juga telah mengirimkan tikus ke luar angkasa. Pada tahun 2014, NASA mengirimkan tikus ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) sebagai bagian dari studi tentang efek lama dari ruang angkasa pada tubuh manusia. Tikus dipilih karena mereka memiliki sistem kekebalan yang mirip dengan manusia dan dapat memberikan informasi yang berharga tentang bagaimana tubuh manusia akan bereaksi terhadap lingkungan luar angkasa.

Baca juga: Mengungkap Fakta Menarik Mengenai Mata Minus: Pandangan yang Memudar

Penutup: Meninggalkan Tapak di Luar Angkasa

Hewan-hewan yang telah melintasi batas atmosfer Bumi membantu manusia memahami tantangan dan peluang eksplorasi antariksa. Dari kura-kura hingga lalat, setiap makhluk membawa kontribusi berharga dalam pengembangan ilmu pengetahuan antariksa. Dengan melibatkan hewan dalam eksperimen ini, kita tidak hanya membuka jendela baru menuju pengetahuan, tetapi juga merayakan keberanian dan ketahanan makhluk hidup di hadapan tantangan luar biasa ini. Eksplorasi antariksa yang tidak biasa ini akan terus menginspirasi generasi-generasi mendatang untuk menjelajahi kehampaan kosmos yang luas.

Sains Lainnya