Memahami Konsep Dasar Fisika Kuantum

04/10/2023, 16:28 WIB
Artikel dan Ilustrasi ini dibuat dengan bantuan artificial intelligence (AI). Dimohon untuk bijak memanfaatkan informasi. Jika Anda menemukan ada kesalahan informasi atau kesalahan konteks, silakan memberitahu kami ke feedbackohbegitu@gmail.com
Memahami Konsep Dasar Fisika Kuantum
Ilustrasi fisika kuantum
Table of contents
Editor: EGP

FISIKA kuantum merupakan cabang ilmu fisika yang mempelajari fenomena pada skala atom dan subatom. Konsep-konsep dalam fisika kuantum mungkin terdengar asing dan kontradiktif bila dibandingkan dengan hukum fisika klasik, namun ini merupakan landasan yang memungkinkan kita memahami perilaku partikel pada skala yang sangat kecil.

Dua konsep fundamental dari fisika kuantum yang akan kita bahas di awal adalah paket kuantum (kuanta) dan teori kuantum. Selanjutnya akan dibahas tentang fungsi gelombang dan prinsip ketidakpastian Heisenberg.

Paket Kuantum (Kuanta)

Paket kuantum atau yang sering disebut dengan "kuanta" adalah unit dasar dari energi. Salah satu postulat dasar fisika kuantum adalah bahwa energi tidak dapat diterima atau disalurkan dalam bentuk yang kontinyu, melainkan dalam "paket-paket" diskrit yang disebut kuantum. 

Baca juga: Mengapa Kadar Oksigen Menipis Saat Berada di Puncak Gunung?

Max Planck, dalam upayanya menjelaskan radiasi benda hitam, merupakan orang pertama yang mengusulkan konsep ini. Ia mengatakan bahwa energi dari gelombang elektromagnetik hanya bisa berlipat ganda dari sebuah nilai minimal, yang disebut sebagai "kuanta".

Albert Einstein kemudian memperluas konsep ini dengan penelitiannya tentang efek fotoelektrik. Ia menunjukkan bahwa cahaya dapat dianggap sebagai sekelompok partikel, yang disebut foton, dimana setiap foton membawa sejumlah energi yang proporsional dengan frekuensinya (Einstein, "On a Heuristic Point of View about the Creation and Conversion of Light", 1905). 

Hal itu menegaskan bahwa energi datang dalam paket-paket diskrit, sesuai dengan konsep kuantum.

Baca juga: Mengapa Tubuh Kita Menggigil Saat Kedinginan?

Teori Kuantum

Teori kuantum merupakan kerangka kerja konseptual yang menjelaskan perilaku materi pada skala atomik dan subatomik. Salah satu prinsip mendasar dari teori kuantum adalah prinsip superposisi, yang menyatakan bahwa suatu partikel dapat berada dalam berbagai keadaan sekaligus hingga pengamatan dilakukan. Sebagai contoh, elektron dalam sebuah atom bisa berada dalam berbagai tingkat energi sekaligus.

Selanjutnya, teori kuantum juga memperkenalkan konsep misterius yang disebut "keterkaitan kuantum" atau "entanglement". Dua partikel yang terkait akan mempengaruhi keadaan satu sama lain, bahkan jika mereka dipisahkan oleh jarak yang besar (Einstein, Podolsky, & Rosen, "Can Quantum-Mechanical Description of Physical Reality be Considered Complete?", 1935). Ini adalah salah satu fenomena yang paling aneh tetapi telah terbukti secara eksperimental.

Untuk memahami perilaku partikel pada skala ini, Werner Heisenberg memperkenalkan prinsip ketidakpastian. Prinsip ini mengatakan bahwa kita tidak dapat secara simultan mengetahui posisi dan momentum dari sebuah partikel dengan presisi tertentu (Heisenberg, "Über den anschaulichen Inhalt der quantentheoretischen Kinematik und Mechanik", 1927). Dengan kata lain, semakin tepat kita tahu posisi partikel, semakin kurang pasti kita tentang momentumnya, dan sebaliknya.

Baca juga: Mengungkap Fakta Menarik Mengenai Mata Minus: Pandangan yang Memudar

Fungsi Gelombang

Dalam konteks fisika kuantum, fungsi gelombang memegang peranan yang sangat penting. Fungsi gelombang, yang seringkali direpresentasikan dengan simbol ψ (psi), memberikan informasi tentang probabilitas menemukan sebuah partikel dalam keadaan tertentu. Dengan kata lain, fungsi gelombang menyediakan gambaran statistik dari suatu sistem kuantum.

Secara matematis, besar kuadrat dari fungsi gelombang (|ψ|^2) di sebuah titik dalam ruang memberikan probabilitas menemukan partikel di titik tersebut. Penting untuk dicatat bahwa fungsi gelombang itu sendiri bukanlah sesuatu yang fisik, namun informasi yang diberikannya tentang probabilitas dapat diukur dan diverifikasi melalui eksperimen.

Erwin Schrodinger, seorang fisikawan asal Austria, memainkan peran besar dalam pengembangan konsep fungsi gelombang. Ia menciptakan persamaan gelombang kuantum, yang sering disebut sebagai Persamaan Schrödinger, yang mendeskripsikan bagaimana fungsi gelombang dari sebuah sistem kuantum berubah seiring waktu (Schrödinger, "Quantization as an Eigenvalue Problem", 1926).

Persamaan itu menjadi salah satu pilar utama dalam teori kuantum, dan memungkinkan para ilmuwan untuk memprediksi perilaku sistem kuantum dengan akurasi yang luar biasa.

Namun, meskipun penting, interpretasi fisik dari fungsi gelombang masih menjadi topik perdebatan di kalangan fisikawan. Beberapa interpretasi, seperti interpretasi Kopenhagen, menganggap fungsi gelombang sebagai representasi murni dari informasi probabilistik, sedangkan interpretasi lain, seperti interpretasi pilot-wave, menganggapnya sebagai realitas fisik yang sebenarnya. Meski demikian, tak bisa dipungkiri bahwa fungsi gelombang telah menjadi instrumen penting dalam memahami dunia kuantum.

Prinsip Ketidakpastian Heisenberg

Salah satu konsep yang paling menantang namun esensial dalam fisika kuantum adalah prinsip Ketidakpastian Heisenberg. Dikemukakan oleh fisikawan Jerman, Werner Heisenberg, prinsip ini menyatakan bahwa ada batasan fundamental pada presisi dengan mana kita dapat mengetahui pasangan properti tertentu dari suatu partikel secara bersamaan. 

Contoh paling terkenal dari prinsip ini adalah ketidakmampuan kita untuk mengetahui posisi (x) dan momentum (p) sebuah partikel dengan presisi yang tidak terbatas pada saat yang sama.

Secara matematis, ketidakpastian dalam pengukuran posisi (Δx) dan ketidakpastian dalam pengukuran momentum (Δp) harus memenuhi hubungan berikut:

Δx × Δp ≥ ħ/2

Dimana ħ adalah konstanta Planck dibagi dengan 2π. Ini bukan karena keterbatasan instrumen pengukuran kita, tetapi merupakan karakteristik dasar alam semesta pada skala kuantum.

Mengapa prinsip ini begitu revolusioner? Di dunia klasik, kita biasanya berpikir bahwa dengan instrumen yang cukup baik, kita bisa mengukur properti apapun dengan presisi yang sempurna. Namun, prinsip ketidakpastian memberitahu kita bahwa ada batasan fundamental pada apa yang bisa kita ketahui tentang alam semesta, bukan hanya berdasarkan teknologi kita, tetapi berdasarkan hukum fisika itu sendiri.

Sangat penting untuk dipahami bahwa prinsip ketidakpastian bukan berarti bahwa ada kesalahan dalam pengukuran kita. Sebaliknya, ini adalah ciri khas dari alam semesta kuantum, di mana properti dasar partikel tidak dapat diketahui dengan presisi absolut. Ini memberikan wawasan mendalam tentang sifat inheren dari realitas pada skala terkecil dan menjadi salah satu dasar utama dalam pengembangan teori kuantum.

Penutup

Fisika kuantum, dengan seluruh paradoks dan misterinya, mengajak kita untuk memandang alam semesta dengan perspektif yang berbeda. Lebih dari sekedar teori, konsep-konsep kuantum telah memungkinkan kemajuan teknologi yang tak terhitung jumlahnya, mulai dari semikonduktor hingga pemindai MRI. 

Meskipun beberapa aspeknya mungkin sulit dipahami, kebenaran yang diberikannya mengenai alam semesta pada skala terkecil menawarkan wawasan yang tak ternilai. Saat kita terus mengeksplor dan memahami dunia kuantum, kita diingatkan betapa ajaib dan memikatnya alam semesta yang kita huni. 

Di balik setiap pertanyaan yang dijawab, terdapat ratusan pertanyaan baru yang menantang kita untuk terus belajar dan memahami lebih dalam tentang realitas yang mengelilingi kita.

Referensi:

Albert Einstein, "On a Heuristic Point of View about the Creation and Conversion of Light", Annalen der Physik, 1905.
Einstein, Podolsky, & Rosen, "Can Quantum-Mechanical Description of Physical Reality be Considered Complete?", Physical Review, 1935.
Werner Heisenberg, "Über den anschaulichen Inhalt der quantentheoretischen Kinematik und Mechanik", Zeitschrift für Physik, 1927.
Erwin Schrödinger, "Quantization as an Eigenvalue Problem", Annalen der Physik, 1926.
Werner Heisenberg, "The Physical Principles of the Quantum Theory", University of Chicago Press, 1930.

Sains Lainnya