Likuifikasi: Ancaman Tersembunyi yang Mengancam Bangunan dan Lingkungan

30/09/2023, 18:19 WIB
Artikel dan Ilustrasi ini dibuat dengan bantuan artificial intelligence (AI). Dimohon untuk bijak memanfaatkan informasi. Jika Anda menemukan ada kesalahan informasi atau kesalahan konteks, silakan memberitahu kami ke feedbackohbegitu@gmail.com
Likuifikasi: Ancaman Tersembunyi yang Mengancam Bangunan dan Lingkungan
Likuifikasi Tanah
Table of contents
Editor: Haidar Ilham

OHBEGITU.com - Likuifikasi adalah fenomena geologi yang dapat memiliki dampak serius pada bangunan dan lingkungan. Fenomena ini terjadi ketika tanah, yang seharusnya padat, tiba-tiba menjadi cair akibat peningkatan tekanan air di dalamnya. Artikel ini akan menjelaskan apa itu likuifikasi, penyebabnya, dampaknya pada bangunan, dan upaya mitigasi yang dapat diambil untuk menghadapinya.

Baca juga: Gerhana Bulan: Fenomena Luar Biasa di Langit Malam

Apa Itu Likuifikasi?

Likuifikasi adalah proses di mana tanah yang biasanya padat tiba-tiba kehilangan kekakuan dan menjadi cair seperti lumpur. Hal ini terjadi karena peningkatan tekanan air di dalam tanah, yang mengurangi daya dukungnya. Fenomena ini sering kali disertai dengan getaran gempa bumi atau aktivitas vulkanik. Likuifikasi dapat terjadi di berbagai jenis tanah, tetapi yang paling rentan adalah tanah berbutir halus dengan tingkat air yang tinggi.

Penyebab Likuifikasi

1. Gempa Bumi: Salah satu penyebab utama likuifikasi adalah gempa bumi. Getaran yang disebabkan oleh gempa dapat menyebabkan peningkatan tekanan air di dalam tanah, memicu likuifikasi. Sejumlah besar air tanah dapat terperangkap di dalam tanah saat gempa terjadi, menyebabkan penurunan kekuatan tanah.

2. Peningkatan Tekanan Air: Selain gempa bumi, peningkatan tekanan air dalam tanah akibat curah hujan berkelebihan atau perubahan tata air di daerah tertentu juga dapat menjadi penyebab likuifikasi. Akumulasi air dalam tanah yang berlebihan mengurangi gesekan antarbutir tanah, sehingga tanah kehilangan kekakuan.

Dampak Likuifikasi pada Bangunan

Dampak likuifikasi pada bangunan dapat sangat merusak. Ketika tanah di bawah bangunan mengalami likuifikasi, bangunan tersebut bisa miring, retak, atau bahkan ambruk. Dalam kasus gempa bumi besar, seperti yang terjadi di Palu, Indonesia pada tahun 2018, likuifikasi menyebabkan banyak bangunan hancur dan berdampak besar pada korban jiwa.

Selain itu, likuifikasi juga dapat menyebabkan pipa air dan saluran pembuangan terputus, mengganggu pasokan air bersih dan sanitasi. Dampak ekonomi dari likuifikasi juga signifikan karena biaya perbaikan dan pemulihan daerah yang terkena dampaknya bisa sangat tinggi.

Likuifikasi di Indonesia

Indonesia adalah salah satu negara yang rawan terhadap likuifikasi. Faktor-faktor seperti letak geografis di zona gempa bumi dan karakteristik tanah di beberapa wilayah Indonesia membuat negara ini rentan terhadap fenomena ini. Salah satu contoh yang mencolok adalah Palu, Sulawesi Tengah, yang mengalami gempa bumi dan likuifikasi hebat pada tahun 2018. Sejumlah desa dan pemukiman di sekitar Teluk Palu bahkan terkubur oleh lumpur likuifikasi.

Daerah Rawan Likuifikasi di Indonesia

Sejumlah daerah di Indonesia dikenal sebagai daerah rawan likuifikasi. Beberapa daerah ini termasuk Jakarta, Surabaya, Bandung, dan Palembang. Faktor-faktor seperti tanah berbutir halus, tingkat air tanah yang tinggi, dan getaran gempa bumi yang sering terjadi membuat daerah-daerah ini menjadi sasaran risiko likuifikasi yang tinggi.

Upaya Mitigasi Bencana Likuifikasi

Untuk mengurangi risiko bencana likuifikasi, berbagai upaya mitigasi perlu dilakukan. Beberapa tindakan yang dapat diambil meliputi:

1. Pemilihan Lokasi Bangunan: Penting untuk memilih lokasi yang aman dan menghindari daerah-daerah rawan likuifikasi untuk membangun bangunan baru.

2. Perkuatan Tanah: Penguatan tanah dengan memasukkan bahan tambahan seperti batu kerikil atau papan bergetar dapat membantu mengurangi risiko likuifikasi.

3. Sistem Evakuasi: Mempersiapkan sistem evakuasi yang baik untuk mengamankan penduduk dalam situasi darurat adalah langkah penting.

4. Pendidikan dan Kesadaran Masyarakat: Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang risiko likuifikasi dan tindakan yang harus diambil dalam situasi darurat dapat menyelamatkan nyawa.

Kesimpulan

Likuifikasi adalah fenomena geologi yang dapat sangat merusak dan berbahaya. Penyebabnya meliputi gempa bumi dan peningkatan tekanan air dalam tanah. Dalam konteks Indonesia, negara ini adalah salah satu daerah rawan likuifikasi yang perlu menerapkan upaya mitigasi yang serius. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang likuifikasi, diharapkan masyarakat dapat lebih siap menghadapinya dan mengurangi risiko bencana yang ditimbulkan oleh fenomena ini.

Referensi:

1. Seed, H. B., & Idriss, I. M. (1982). "Ground Motions and Soil Liquefaction During Earthquakes." Earthquake Engineering Research Institute.

Sains Lainnya